28.7 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Nilai Unas SMA Turun, Mendikbud Pede

Foto: Wiwin/PM Suasana UNBK di SMAN 1 Medan, Senin (4/4/2016). Server komputer sempat error, membuat UN berbasis komputer di SMA ini sempat terganggu.
Foto: Wiwin/PM
Suasana UNBK di SMAN 1 Medan, Senin (4/4/2016).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Penurunan nilai rata-rata Ujian Nasional (Unas) 2016 jenjang SMA sederajat tidak disambut kekecewaan. Sebaliknya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Anies Baswedan menyambutnya dengan rasa penuh percaya diri. Ungkapan rasa itu muncul dalam paparan hasil Unas di kantornya, Senin (9/5).

Anies tampil komplit dalam menyampaikan hasil analisis nilai Unas jenjang SMA sederajat. Kompak mengenakan rompi biru dongker, dia didampingi Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Nizam, Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), dan Direktur Pembinaan SMA Purwadi Sutanto.

Nilai rerata Unas 2016 untuk kelompok SMA negeri dan swasta tercatat 54,78 poin. Sementara tahun lalu untuk kelompok yang sama nilai reratanya 61,29 poin atau mengalami penurunan 6,51 poin.

Sedangkan kelompok SMK juga mengalami penurunan. Tahun ini nilai rerata pendidikan vokasi itu mencapai 57,66 poin. Sementara pada periode Unas 2015 nilai rerata anak-anak tercatat 62,11 poin, atau mengalami penurunan 4,45 poin.

Ada beberapa poin yang membuat Anies tetap merasa pede dengan capaian ‘merah’ itu. Diantaranya adalah penurunan itu dikarenakan tingkat kejujuran siswa yang meningkat. “Semakin jujur dalam mengerjakan unas, maka nilai yang muncul itu semakin mendekati kemampuan sesungguhnya. Bukan berarti jujur otomatis dapat jelek,” urainya.

Mantan rektor Universitas Paramadina itu lantas menjelaskan penurunan nilai Unas dipicu semakin banyaknya sekolah yang menggelar ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Baginya pelaksanaan UNBK menutup potensi siswa berbuat curang. Alasan lainnya adalah mulai tahun ini Kemendikbud memodifikasi kisi-kisi ujian. Tahun ini kisi-kisi tidak dibuat mendetail, sehingga bisa diotak-atik menjadi latihan soal menyerupai soal ujian. Tahun ini Kemendikbud membuat kisi-kisi yang bersifat lebih umum.

“Penyebab penurunan berikutnya adalah ada kemungkinan tingkat keseriusan menurun,” paparnya. Kemungkinan ini dikaitkan dengan status nilai unas yang tidak lagi menjadi penentu kelulusan.

Foto: Wiwin/PM Suasana UNBK di SMAN 1 Medan, Senin (4/4/2016). Server komputer sempat error, membuat UN berbasis komputer di SMA ini sempat terganggu.
Foto: Wiwin/PM
Suasana UNBK di SMAN 1 Medan, Senin (4/4/2016).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Penurunan nilai rata-rata Ujian Nasional (Unas) 2016 jenjang SMA sederajat tidak disambut kekecewaan. Sebaliknya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Anies Baswedan menyambutnya dengan rasa penuh percaya diri. Ungkapan rasa itu muncul dalam paparan hasil Unas di kantornya, Senin (9/5).

Anies tampil komplit dalam menyampaikan hasil analisis nilai Unas jenjang SMA sederajat. Kompak mengenakan rompi biru dongker, dia didampingi Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Nizam, Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), dan Direktur Pembinaan SMA Purwadi Sutanto.

Nilai rerata Unas 2016 untuk kelompok SMA negeri dan swasta tercatat 54,78 poin. Sementara tahun lalu untuk kelompok yang sama nilai reratanya 61,29 poin atau mengalami penurunan 6,51 poin.

Sedangkan kelompok SMK juga mengalami penurunan. Tahun ini nilai rerata pendidikan vokasi itu mencapai 57,66 poin. Sementara pada periode Unas 2015 nilai rerata anak-anak tercatat 62,11 poin, atau mengalami penurunan 4,45 poin.

Ada beberapa poin yang membuat Anies tetap merasa pede dengan capaian ‘merah’ itu. Diantaranya adalah penurunan itu dikarenakan tingkat kejujuran siswa yang meningkat. “Semakin jujur dalam mengerjakan unas, maka nilai yang muncul itu semakin mendekati kemampuan sesungguhnya. Bukan berarti jujur otomatis dapat jelek,” urainya.

Mantan rektor Universitas Paramadina itu lantas menjelaskan penurunan nilai Unas dipicu semakin banyaknya sekolah yang menggelar ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Baginya pelaksanaan UNBK menutup potensi siswa berbuat curang. Alasan lainnya adalah mulai tahun ini Kemendikbud memodifikasi kisi-kisi ujian. Tahun ini kisi-kisi tidak dibuat mendetail, sehingga bisa diotak-atik menjadi latihan soal menyerupai soal ujian. Tahun ini Kemendikbud membuat kisi-kisi yang bersifat lebih umum.

“Penyebab penurunan berikutnya adalah ada kemungkinan tingkat keseriusan menurun,” paparnya. Kemungkinan ini dikaitkan dengan status nilai unas yang tidak lagi menjadi penentu kelulusan.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/