Der trainer Bayern Muenchen musim depan, Carlo Ancelotti adalah panutan buat entrenador Real Madrid Zinedine Zidane. Dalam semusim, 2013-2014, Zidane menjadi asisten Ancelotti dan membawa Los Merengues, julukan Real, juara Liga Champions.
Kemampuan melatih Ancelotti pun menitis dalam diri Zidane. Zidane seperti ditulis AS mengatakan seandainya guru terbesarnya adalah Ancelotti. Mantan pemain timnas Prancis itu mengatakan selalu mencatat keseharian dan metode yang diterapkan Ancelotti di Real.
Nah, seperti diberitakan AS jika Ancelotti melihat probabilitas kemenangan Atletico lebih besar ketimbang mantan muridnya tersebut. Meski dalam doa Ancelotti sebenarnya berharap Real yang menang di final Liga Champions musim ini.
“Atletico mungkin tim yang terburuk yang pernah dibayangkan Real untuk nmenjadi musuhnya musim ini di final. Mereka sangat kokoh dan tak membiarkan bola bersarang ke gawangnya,” ujar pria berusia 56 tahun itu.
Dalam 38 laga di La Liga, Atletico hanya kebobolan 18 gol. Artinya jika dirata-rata kans jebol gawang Jan Oblak 0,47 kali per laga. Capaian Atletico itu membuat mereka menjadi tim paling solid di La Liga musim ini.
Di kancah Liga Champions, dalam 12 laga Atletico hanya kebobolan tujuh gol. Rata-rata per laga di Liga Champions Oblak kebobolan 0,58.
“Real seperti dejavu dua tahun lalu di Lisbon. Saya berharap Real akan bisa mengatasi tekanan dari Atletico yang sedemikian besarnya kepada Real kali ini,” tambah mantan pemain AC Milan itu.
Ancelotti juga berharap seandainya Zidane bisa menyusuri jejaknya meraih sukses sebagai juara Liga Champions. Baik sebagai pemain atau pelatih.
Ancelotti merasakan juara European Cups, nama lama Liga Champions, dua kali. Yakni 1988-1989 dan 1989-1990 bersama Milan.
Sebagai arsitek tim, Ancelotti memegang tropi Si Kuping Besar tiga kali. Dua kali bersama Milan, 2002-2003 dan 2006-2007. Satu lagi bersama Real musim 2013-2014.
Sementara Zidane merasakan titel Liga Champions hanya sekali. Yakni bersama Real musim 2001-2002. Bersama Juventus, Zidane nyaris dua kali memahkotai Liga Champions. Zidan dan Juventus kalah di final Liga Champions musim 1996-1997 dan 1997-1998.
Menjelang final seperti saat ini, Ancelotti berkata seandainya dua tahun lalu dirinya tak banyak secara pribadi kepada para pemain. Sebab setiap tim yang bermain di Liga Champions punya tekanan yang sangat tinggi.
“Untuk meringankan suasana biasanya saya akan melemparkan satu atau dua guyon di sesi latihan. Itu akan sangat mengurangi tensi dan beban menuju final Liga Champions,” ucap Ancelotti.