29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Italia Sua Spanyol: Vendetta!

Foto: AFP PHOTO/Vincenzo Pinto Kiper Italia, Gianluigi Buffon menggantung ke gawang sebagai perayaan, pada pertandingan sepak bola Grup E Euro 2016 antara Italia dan Swedia di Municipal Stadium di Toulouse pada 17 Juni 2016. Italia memenangkan pertandingan 1-0.
Foto: AFP PHOTO/Vincenzo Pinto
Kiper Italia, Gianluigi Buffon menggantung ke gawang sebagai perayaan, pada pertandingan sepak bola Grup E Euro 2016 antara Italia dan Swedia di Municipal Stadium di Toulouse pada 17 Juni 2016. Italia memenangkan pertandingan 1-0.

SAINT-DENIS, SUMUTPOS.CO – Mamma, La Spagna!. Ungkapan kekagetan itu muncul sebagai headline harian Italia La Gazzetta dello Sport kemarin (22/6), merespon hasil kekalahan Spanyol 1-2 dari Kroasia di Nouveau Stade de Bordeaux, Bordeaux.

Ya, dengan status kelolosan Spanyol sebagai runner-up grup D maka otomatis sang juara bertahan itu akan bertemu Italia, pemuncak grup E. Padahal ini baru babak 16 besar. Tapi kualitas laga yang disajikan sudah sekelas final.

Masih hangat lekat dalam ingatan Gianluigi Buffon dkk bagaimana empat tahun silam di Olympic Stadion Kiev, Italia dihancurkan oleh Spanyol di partai final Euro 2012. Tidak hanya satu atau dua gol namun empat gol langsung bersarang ke gawang Buffon.

Jadi, kira-kira pertemuan di 16 besar Senin (27/6) mendatang di Stade de France adalah waktu yang tepat buat skuad Antonio Conte melakukan vendetta alias balas dendam.

Kalau dari rekor perjumpaan yang sudah terjadi 40 kali, laga Italia versus Spanyol mungkin jadi yang tersengit diantara laga 16 besar lainnya. Baik Italai dan Spayol masing-masing menang 11 kali. Hasil imbang dalam pertemuan kedua tim terjadi delapan kali.

Seperti diberitakan Marca kemarin (22/6), entrenador Spanyol Vicente Del Bosque cukup shock dengan kekalahan dari Kroasia. Apalagi kini La Furia Roja, julukan Spanyol, menerima kenyataan kalau mereka sudah dinanti Spanyol di 16 besar.

“Hasil lawan Kroasia menempatkan kami dalam situasi yang tak ideal. Yang pasti kami harus segera mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya,” ucap Del Bosque.

Pria berusia 65 tahun itu pantas was-was dengan pertemuan ke-41 antara timnya versus Italia. Selain histori rivalitas, perwajahan Italia mengalami pergeseran di era Antonioa Conte ini.

Italia bukan tim yang kaku dalam bertahan dan melakukan serangan balik untuk memperoleh kemenangan. Italia di tangan mantan pemain Juventus itu tampil sebagai unit yang solid dalam bertahan juga garang dalam menyerang.

Versi Whoscored tekel sukses per laga Italia selama Euro ini berada di angka sebelas. Sedang Spanyol hanya 7,7 kali. Dalam melakukan intersep per laga, Italia juga unggula tipis atas Spanyol. Yakni 12 kali berbanding 11,7 kali.

Untuk statistik ofensif, Spanyol unggul jauh untuk rata-rata tembakan per laga. Spanyol rata-rata menembak 17 kali sementara Italia hanya sepuluh kali. Namun rata-rata angka akurasi kedua tim berselisih tipis. Tembakan on target per laga Spanyol 4,7 sedangkan Italia 4,5.

Melihat performa Italia sejauh ini Del Bosque menilai kalau Italia berada di level yang setara dengan Spanyol. Sehingga akhir pertandingan keduanya akan sangat ditentukan dengan kedetilan teknik pemain-pemain di lapangan.

“Bertemu Italia bukan jalan yang harus kami sesali karena kami saat ini masih berada di Euro. Kami akan berpikir dan bagaimana merespon situasi ini,” ujar mantan pelatih Real Madrid itu.

Kapten Spanyol Sergio Ramos yang dalam laga kemarin lawan Kroasia gagal penalti menerima jalan bertemu Italia sebagai takdir. Bek asal Real Madrid tak gentar bertemu Italia.

“Kami sekarang berada di jalur yang tidak mudah dilalui. Namun bukankah juara akan mengalahkan semuanya?” kata Ramos.

Foto: AFP PHOTO/Vincenzo Pinto Kiper Italia, Gianluigi Buffon menggantung ke gawang sebagai perayaan, pada pertandingan sepak bola Grup E Euro 2016 antara Italia dan Swedia di Municipal Stadium di Toulouse pada 17 Juni 2016. Italia memenangkan pertandingan 1-0.
Foto: AFP PHOTO/Vincenzo Pinto
Kiper Italia, Gianluigi Buffon menggantung ke gawang sebagai perayaan, pada pertandingan sepak bola Grup E Euro 2016 antara Italia dan Swedia di Municipal Stadium di Toulouse pada 17 Juni 2016. Italia memenangkan pertandingan 1-0.

SAINT-DENIS, SUMUTPOS.CO – Mamma, La Spagna!. Ungkapan kekagetan itu muncul sebagai headline harian Italia La Gazzetta dello Sport kemarin (22/6), merespon hasil kekalahan Spanyol 1-2 dari Kroasia di Nouveau Stade de Bordeaux, Bordeaux.

Ya, dengan status kelolosan Spanyol sebagai runner-up grup D maka otomatis sang juara bertahan itu akan bertemu Italia, pemuncak grup E. Padahal ini baru babak 16 besar. Tapi kualitas laga yang disajikan sudah sekelas final.

Masih hangat lekat dalam ingatan Gianluigi Buffon dkk bagaimana empat tahun silam di Olympic Stadion Kiev, Italia dihancurkan oleh Spanyol di partai final Euro 2012. Tidak hanya satu atau dua gol namun empat gol langsung bersarang ke gawang Buffon.

Jadi, kira-kira pertemuan di 16 besar Senin (27/6) mendatang di Stade de France adalah waktu yang tepat buat skuad Antonio Conte melakukan vendetta alias balas dendam.

Kalau dari rekor perjumpaan yang sudah terjadi 40 kali, laga Italia versus Spanyol mungkin jadi yang tersengit diantara laga 16 besar lainnya. Baik Italai dan Spayol masing-masing menang 11 kali. Hasil imbang dalam pertemuan kedua tim terjadi delapan kali.

Seperti diberitakan Marca kemarin (22/6), entrenador Spanyol Vicente Del Bosque cukup shock dengan kekalahan dari Kroasia. Apalagi kini La Furia Roja, julukan Spanyol, menerima kenyataan kalau mereka sudah dinanti Spanyol di 16 besar.

“Hasil lawan Kroasia menempatkan kami dalam situasi yang tak ideal. Yang pasti kami harus segera mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya,” ucap Del Bosque.

Pria berusia 65 tahun itu pantas was-was dengan pertemuan ke-41 antara timnya versus Italia. Selain histori rivalitas, perwajahan Italia mengalami pergeseran di era Antonioa Conte ini.

Italia bukan tim yang kaku dalam bertahan dan melakukan serangan balik untuk memperoleh kemenangan. Italia di tangan mantan pemain Juventus itu tampil sebagai unit yang solid dalam bertahan juga garang dalam menyerang.

Versi Whoscored tekel sukses per laga Italia selama Euro ini berada di angka sebelas. Sedang Spanyol hanya 7,7 kali. Dalam melakukan intersep per laga, Italia juga unggula tipis atas Spanyol. Yakni 12 kali berbanding 11,7 kali.

Untuk statistik ofensif, Spanyol unggul jauh untuk rata-rata tembakan per laga. Spanyol rata-rata menembak 17 kali sementara Italia hanya sepuluh kali. Namun rata-rata angka akurasi kedua tim berselisih tipis. Tembakan on target per laga Spanyol 4,7 sedangkan Italia 4,5.

Melihat performa Italia sejauh ini Del Bosque menilai kalau Italia berada di level yang setara dengan Spanyol. Sehingga akhir pertandingan keduanya akan sangat ditentukan dengan kedetilan teknik pemain-pemain di lapangan.

“Bertemu Italia bukan jalan yang harus kami sesali karena kami saat ini masih berada di Euro. Kami akan berpikir dan bagaimana merespon situasi ini,” ujar mantan pelatih Real Madrid itu.

Kapten Spanyol Sergio Ramos yang dalam laga kemarin lawan Kroasia gagal penalti menerima jalan bertemu Italia sebagai takdir. Bek asal Real Madrid tak gentar bertemu Italia.

“Kami sekarang berada di jalur yang tidak mudah dilalui. Namun bukankah juara akan mengalahkan semuanya?” kata Ramos.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/