26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pejabat Dibanjiri Kritik Para Ahli

Korban Badai Nock-ten Bertambah Dua Negara

SEOUL – Jumlah korban akibat badai dan banjir bandang di Korea Selatan (Korsel) dan Korea Selatan (Korsel) terus bertambah. Di Negeri Gingseng itu tercatat 59 warga tewas, sedangkan di Filipina menjadi 41 tewas.

Kini, para ahli dan surat kabar melancarkan serangan kritikan ke pemerintahanya
Akibat jumlah korban yang terus bertambah itu, para ahli dan media massa setempat menyerang pejabat pemerintah kota Seoul. Serangan itu berbentuk tuduhan yang semakin  memperburuk situasi, para ahli dan media melansir bencana itu ada karena pembangunan yang dinilai ceroboh di wilayah sekitar perbukitan.

Memang, beberapa wilayah perbukitan di wilayah Chuncheon dan Paju dikembangkan oleh pemerintah setempat untuk diubah menjadi wilayah publik. Kondisi itu menyebabkan wilayah perbukitan itu tidak bisa menyerap air dengan sempurna.

“Alam bukan satu-satunya yang dapat dipersalahkan dalam bencana ini. Pembangunan yang ceroboh membuatnya lebih buruk, itu sebabnya bencana tersebut adalah hasil perbuatan manusia,” kritik Surat Kabar JoongAng Ilbo, Jumat (29/7).

Permasalah terus bertambah saat beberapa ranjau darat era Perang Korea muncul ke permukaan akibat longsor itu. Kondisi itu tentunya mempersulit proses pencarian korban yang hilang.
Sementara itu, jumlah korban dari badai tropis Nock-ten di Filipina meningkat pada hari ini dan sudah mencapai 41 orang. Meski demikian, pemerintah setempat masih melakukan penghitungan jumlah korban tewas di wilayah Pulau Luzon yang menjadi daerah terparah akibat badai tropis itu.

K ini, makanan dan bantuan medis lainnya dikirim ke pulau tersebut. Pemerintah setempat mendesak pemerintah pusat agar mempercepat pengiriman bantuan dan tindakan penyelamatan.
Sebanyak 20 badai dan angin topan maut menyerang Filipina setiap tahun, sementara itu badai Nock-ten sudah menyerang negara ini selama 10 kali. (bbs/jpnn)

Korban Badai Nock-ten Bertambah Dua Negara

SEOUL – Jumlah korban akibat badai dan banjir bandang di Korea Selatan (Korsel) dan Korea Selatan (Korsel) terus bertambah. Di Negeri Gingseng itu tercatat 59 warga tewas, sedangkan di Filipina menjadi 41 tewas.

Kini, para ahli dan surat kabar melancarkan serangan kritikan ke pemerintahanya
Akibat jumlah korban yang terus bertambah itu, para ahli dan media massa setempat menyerang pejabat pemerintah kota Seoul. Serangan itu berbentuk tuduhan yang semakin  memperburuk situasi, para ahli dan media melansir bencana itu ada karena pembangunan yang dinilai ceroboh di wilayah sekitar perbukitan.

Memang, beberapa wilayah perbukitan di wilayah Chuncheon dan Paju dikembangkan oleh pemerintah setempat untuk diubah menjadi wilayah publik. Kondisi itu menyebabkan wilayah perbukitan itu tidak bisa menyerap air dengan sempurna.

“Alam bukan satu-satunya yang dapat dipersalahkan dalam bencana ini. Pembangunan yang ceroboh membuatnya lebih buruk, itu sebabnya bencana tersebut adalah hasil perbuatan manusia,” kritik Surat Kabar JoongAng Ilbo, Jumat (29/7).

Permasalah terus bertambah saat beberapa ranjau darat era Perang Korea muncul ke permukaan akibat longsor itu. Kondisi itu tentunya mempersulit proses pencarian korban yang hilang.
Sementara itu, jumlah korban dari badai tropis Nock-ten di Filipina meningkat pada hari ini dan sudah mencapai 41 orang. Meski demikian, pemerintah setempat masih melakukan penghitungan jumlah korban tewas di wilayah Pulau Luzon yang menjadi daerah terparah akibat badai tropis itu.

K ini, makanan dan bantuan medis lainnya dikirim ke pulau tersebut. Pemerintah setempat mendesak pemerintah pusat agar mempercepat pengiriman bantuan dan tindakan penyelamatan.
Sebanyak 20 badai dan angin topan maut menyerang Filipina setiap tahun, sementara itu badai Nock-ten sudah menyerang negara ini selama 10 kali. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/