BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Untuk industri pertambangan, eksplorasi merupakan prinsip dasar pembangunan berkelanjutan. Karena hanya melalui penemuan lanjutan dari atau oleh perpanjanganlah, pertambangan akan terus berlangsung hingga di masa yang akan datang. Namun eksplorasi mineral merupakan aktivitas berisiko tinggi dan banyak yang meragukan kesuksesannya. Di mana, tingkat keberhasilan semua program eksplorasi di seluruh dunia diperkirakan 0,5% atau kurang.
“Tetapi eksplorasi oleh PT Agincourt Resources telah melewati tantangan ini, dengan menambahkan 1,15 juta ons emas untuk cadangan Martabe sejak tahun 2009. Ini setara dengan tambahan umur tambang 4,6 tahun (pada tingkat produksi rata-rata 250.000 ons emas per tahun). Ini adalah hasil yang luar biasa. Martabe adalah deposit mineral kelas dunia, dan perusahaan menargetkan untuk menambah usia tambang dengan program eksplorasi yang aktif dan dikelola oleh tim eksplorasi yang sangat terampil dan berpengalaman,” kata Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Tim Duffy, dalam laporan keberlanjutan Tambang Emas Martabe 2016, kemarin.
Tahun ini, total produksi emas mencapai 302.449 ounces dan perak mencapai 2.534.486 ounces. Naik dibandingkan produksi tahun lalu, yang masing-masing hanya 275.514 ounces dan 2.238.076 ounces.
“Pada tahun 2015 Tambang Emas Martabe juga melanjutkan keberhasilan performa kinerja dalam berbagai aspek seperti lingkungan, sosial, keselamatan kerja, kepatuhan pada peraturan dan standar teknis. Kami berhasil mempertahankan ‘lisensi sosial operasional’ dengan meraih standar tinggi dalam aspek penting operasional kami, termasuk kesehatan dan keselamatan kerja, pengembangan masyarakat, proteksi terhadap lingkungan dan kepatuhan pada perturan. Kinerja pengelolaan lingkungan kami juga kuat selama 2015. Tambang Emas Martabe mendapatkan peringkat Biru dalam program penilaian lingkungan PROPER, yang berarti kepatuhan penuh dengan semua peraturan dan perizinan lingkungan. Kami sukses memproduksi emas dengan All-In Sustainng Cost (AISC) USD 503 per ounce, hasil yang luar biasa dan perbaikan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya,” lanjut Tim Duffy.
Pada laporan keberlanjutan 2015 ini, Tambang Emas Martabe mengumumkan secara resmi identitas baru perusahaan kepada publik. Tambang Emas Martabe dimiliki oleh konsorsium EMR Capital per Maret 2016. “Kami memahami pentingnya pembangunan berkelanjutan bagi keberhasilan kami sebagai perusahaan tambang dan adanya kebutuhan untuk melibatkan dan terus mempertahankan dukungan dari banyak pemangku kepentingan kami. Tujuan kami adalah untuk mempertemukan praktik pengelolaan terbaik di industri tambang mineral dengan hasil-hasil berkelanjutan di Tambang Emas Martabe,” lanjutnya.
Menjelang akhir 2015, PT Agincourt Resources memiliki 709 karyawan yang bekerja di lokasi Tambang Emas Martabe dan 26 karyawan di kantor Jakarta. Dan tambahan 1.241 karyawan kontraktor yang bekerja di lokasi tambang. Perusahaan berkomitmen untuk membuka peluang kerja kepada masyarakat lokal dan lebih dari 68% dari total pekerja (1.355 karyawan PT Agincourt Resources dan kontraktor) merupakan tenaga kerja lokal.
Ada 91 penyuplai lokal yang mendukung perusahaan dan pembelian barang/jasa lokal sebesar USD 12,2 juta. Barang dan jasa lokal ini termasuk bahan bakar, suplai pasir untuk pembangunan TSF, jasa renovasi dan pembangunan gedung/bangunan, jasa sewa dan pemeliharaan kendaraan bermotor, jasa makanan, transportasi limbah, pemeliharaan lingkungan, karung/sak tumbuhan, penyediaan alat tulis kantor, dan usaha kecil menengah minimarket di lokasi tambang.
Perusahaan berkomitmen untuk merehabilitasi semua area yang digunakan untuk operasional tambang dalam keadaan aman, stabil dan produktif. Tujuan jangka panjang dari strategi rehabilitasi secara umum adalah kondisi stabil hutan tropis. Selama 2015, total 2,3 hektar lahan yang digunakan operasional tambang direhabilitasi, sehingga mencapai total 12,1 hektar. Total pembibitan 6.272 pohon dengan sisa yang harus ditanam 4.971 bibit pohon saat penutupan tambang.
Kontribusi Tambang Emas Martabe dari pembayaran gaji dan pendapatan bagi karyawan dan direktur, termasuk bonus, biaya perjalanan dan biaya kesehatan mencapai USD 22,5 juta.
Kontribusi perusahaan ke pemerintah yang terdiri dari pajak, royalti, dan iuran sewa mencapai USD 30 juta, naik dari tahun sebelumnya yang hanya USD 28,1 juta. Selain itu, Tambang Emas Martabe juga membagikan deviden 5% kepada pemerintah provinsi Sumatera Utara dan kabupaten Tapanuli Selatan sebesar USD 250.000.
Berdasarkan konsultasi dengan pemangku kepentingan, studi khusus, dan studi banding di industri pertambangan, perusahaan menargetkan enam bidang utama untuk memberikan dukungan kepada masyarakat lokal kami, termasuk kesehatan, pendidikan, pertanian, infrastruktur publik, bisnis lokal dan pembangunan ekonomi, dan identitas sosial dan budaya. Pada 2015, kami menghabiskan USD 1,26 juta pada program pengembangan masyarakat. (rel/mea)