26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Rakyat Thailand Berkabung, Harga Baju Hitam Melonjak

Foto: Reuters/Issei Kato Para penumpang kereta api di Bangkok, Thailand, berpakaian warna hitam untuk menyatakan duka cita atas kematian Raja Bhumibol Adulyadej (17/10).
Foto: Reuters/Issei Kato
Para penumpang kereta api di Bangkok, Thailand, berpakaian warna hitam untuk menyatakan duka cita atas kematian Raja Bhumibol Adulyadej (17/10).

BANGKOK, SUMUTPOS.CO – Mangkatnya Raja Bhumibol Adulyadej memicu fenomena baru. Tempat-tempat pencelupan pakaian dadakan muncul, karena harga baju hitam melonjak akibat kehabisan stok.

Pemerintah Thai telah menetapkan masa berkabung selama setahun untuk Bhumibol, yang meninggal dunia Kamis lalu, dan beberapa penjual pakaian spontan menaikkan harga pakaian berwarna hitam. Penjual-penjual lainnya kehabisan stok.

Bertong-tong cairan pewarna hitam dididihkan secara nonstop hari Senin (17/10) di sebuah tempat pencelupan gratis yang didirikan di pusat kota Bangkok oleh sebuah perusahaan impor traktor.

Para tenaga sukarela bergegas menulis nama dan informasi kontak dari para pengunjung yang mengalir membawa pakaian untuk dicelup.

“Beberapa orang tidak punya pakaian warna hitam atau tidak punya cukup untuk dipakai,” ujar Kanokporn Tantranont, pegawai Krung Thai Tractor yang membantu di tempat pencelupan itu.

“Jika membeli, harganya sudah sangat tinggi,” tambahnya.

Tempat pencelupan itu akan terus buka sampai akhir bulan dan warga juga bisa menyumbangkan baju bekas untuk diwarnai hitam.

Kematian Bhumibol setelah berkuasa selama 70 tahun telah memicu rasa dukacita yang mendalam di Thailand terhadap raja yang sangat dihormati itu. Sejumlah pihak bahkan mengecam orang-orang yang tidak mengikuti tradisi berpakaian hitam atau hitam putih untuk berkabung.

Pusat-pusat perbelanjaan memakaikan pakaian serba hitam untuk manekin dan benda apa pun yang berwarna merah, hijau, atau merah muda mengilap telah dipindahkan atau disembunyikan.

Namun untuk beberapa orang, membeli baju baru bukanlah pilihan.

Sambil menunggu bajunya dicelup hitam, Kamol Samutsal, pegawai kantoran berusia 43 tahun, mengatakan toko-toko cairan pewarna di Bangkok telah menangguk untung.

“Membeli baju baru menjadi sangat mahal,” ujar Kamol. “Bagus juga ada layanan gratis untuk publik di sini.”
Wakil Perdana Menteri Wissanu Krea-ngam mengatakan orang-orang seharusnya tidak dikritik karena tidak memakai busana hitam atau putih karena rasa dukacita datang dari hati, bukan dari pakaian yang dikenakan.

Para pegawai pemerintahkan diwajibkan memakai pakaian hitam selama satu tahun. Acara-acara kenegaraan juga menghadapi moratorium 30 hari, dan semua kantor publik dan sekolah mengibarkan bendera setengah tiang selama 30 hari. (voa)

Foto: Reuters/Issei Kato Para penumpang kereta api di Bangkok, Thailand, berpakaian warna hitam untuk menyatakan duka cita atas kematian Raja Bhumibol Adulyadej (17/10).
Foto: Reuters/Issei Kato
Para penumpang kereta api di Bangkok, Thailand, berpakaian warna hitam untuk menyatakan duka cita atas kematian Raja Bhumibol Adulyadej (17/10).

BANGKOK, SUMUTPOS.CO – Mangkatnya Raja Bhumibol Adulyadej memicu fenomena baru. Tempat-tempat pencelupan pakaian dadakan muncul, karena harga baju hitam melonjak akibat kehabisan stok.

Pemerintah Thai telah menetapkan masa berkabung selama setahun untuk Bhumibol, yang meninggal dunia Kamis lalu, dan beberapa penjual pakaian spontan menaikkan harga pakaian berwarna hitam. Penjual-penjual lainnya kehabisan stok.

Bertong-tong cairan pewarna hitam dididihkan secara nonstop hari Senin (17/10) di sebuah tempat pencelupan gratis yang didirikan di pusat kota Bangkok oleh sebuah perusahaan impor traktor.

Para tenaga sukarela bergegas menulis nama dan informasi kontak dari para pengunjung yang mengalir membawa pakaian untuk dicelup.

“Beberapa orang tidak punya pakaian warna hitam atau tidak punya cukup untuk dipakai,” ujar Kanokporn Tantranont, pegawai Krung Thai Tractor yang membantu di tempat pencelupan itu.

“Jika membeli, harganya sudah sangat tinggi,” tambahnya.

Tempat pencelupan itu akan terus buka sampai akhir bulan dan warga juga bisa menyumbangkan baju bekas untuk diwarnai hitam.

Kematian Bhumibol setelah berkuasa selama 70 tahun telah memicu rasa dukacita yang mendalam di Thailand terhadap raja yang sangat dihormati itu. Sejumlah pihak bahkan mengecam orang-orang yang tidak mengikuti tradisi berpakaian hitam atau hitam putih untuk berkabung.

Pusat-pusat perbelanjaan memakaikan pakaian serba hitam untuk manekin dan benda apa pun yang berwarna merah, hijau, atau merah muda mengilap telah dipindahkan atau disembunyikan.

Namun untuk beberapa orang, membeli baju baru bukanlah pilihan.

Sambil menunggu bajunya dicelup hitam, Kamol Samutsal, pegawai kantoran berusia 43 tahun, mengatakan toko-toko cairan pewarna di Bangkok telah menangguk untung.

“Membeli baju baru menjadi sangat mahal,” ujar Kamol. “Bagus juga ada layanan gratis untuk publik di sini.”
Wakil Perdana Menteri Wissanu Krea-ngam mengatakan orang-orang seharusnya tidak dikritik karena tidak memakai busana hitam atau putih karena rasa dukacita datang dari hati, bukan dari pakaian yang dikenakan.

Para pegawai pemerintahkan diwajibkan memakai pakaian hitam selama satu tahun. Acara-acara kenegaraan juga menghadapi moratorium 30 hari, dan semua kantor publik dan sekolah mengibarkan bendera setengah tiang selama 30 hari. (voa)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/