
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tim Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sumut tengah melakukan pemeriksaan intensif kepada Kasat Reskrim Polres Padangsidempuan, AKP DS, atas kasus dugaan pemerasan senilai Rp1 miliar terhadap salah satu personel ADA Band, Eel Ritonga.
Selain DS, dua perwira pertama lainnya berinisial Iptu JH dan Ipda YH serta seorang bintara berinisial IS, turut diperiksa secara intensif.
Kepala Bidang Propam Polda Sumut, Kombes Pol S Lubis mengatakan, tim yang dipimpin oleh Kasubbid Pengamanan Internal (Paminal) AKBP Dayan, langsung turun ke Polres Padangsidempuan. Hingga kini, proses pemeriksaan belum berakhir.
Menurut dia, dugaan pemerasan itu sudah lama terjadi, namun baru terungkap belum lama ini. Alhasil, perlu dilakukan pemeriksaan secara intensif. “Apalagi para personel juga sudah ada yang pindah tugas,” ujar Lubis, Selasa (25/10).
Menurut Lubis, penelusuran harus dilakukan secara komprehensif terkait siapa saja orang yang ada saat penyerahan uang tersebut. Kemudian, berapa nilainya dan uang itu ke mana saja mengalirnya. “Dua tahun sudah kejadiannya. Siapa saja yang ada saat penyerahan uang, di mana diserahkan, jam berapa, berapa nilai dan kepada siapa saja. Makanya itu, proses pemeriksaanya butuh waktu. Karena orang-orang yang diperiksa itu tidak hanya tiga atau empat orang saja,” ujar Lubis.
Dia menambahkan, pihaknya belum dapat menyimpulkan duduk perkara dalam kasus tersebut. “Kita tunggu saja dulu tim pulang dari Padangsidempuan, kemudian hasil pemeriksaanya dianalisis. Setelah itu, yang bersangkutan kita sidang di Polda,” sebut dia.
Dia meminta, korban agar memberikan informasi dan data bila masih ada yang belum diserahkan kepada tim Propam. Sebab, untuk membuktikan adanya suatu tindak disiplin yang dilakukan oknum tersebut perlu ada pembuktian. “Harapannya kepada korban, agar memberikan keterangan dan informasi kepada tim,” ujar dia.
Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Sari Ginting mengatakan, saat ini AKP DS masih menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Padangsidempuan. Meski sudah dituduhkan melakukan pemerasan, oknum yang mencoreng Coprs Tri Brata itu belum dicopot dari jabatannya.
“Belum ada pencopotan, karena proses pemeriksaan masih berlangsung. Nanti setelah pemeriksaan selesai dilakukan, baru langkah selanjutnya ditentukan. Tim masih di sana (Polres Padangsidempuan),” ujar Rina.
Mantan Kapolres Binjai ini menambahkan, tim Propam juga akan melakukan klarifikasi terhadap pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, selain melakukan penyelidikan. Itu dilakukan agar duduk perkaranya dapat lebih dengan baik.
“Jika melanggar kode etik, sanksi hukumnya ada. Apalagi jika menyangkut pidana umum, sanksi paling tegas itu ada. Tapi, semua itu nanti setelah pemeriksaan dan persidangan internal,” ujar Rina.
“Jika benar melakukan tindak pidana itu, bisa saja sih dicopot dari jabatannya. Karena itu semua ada mekanismenya,” bebernya lagi. (ted/ije)