26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Proyek Drainase Diduga Asal Jadi

Pekerja melakukan pengorekan drainase di Jalan Kl.Yos Sudarso Medan, Jumat (1/11). //AMINOER RASYID/SUMUT POS

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Pembangunan drainase di Jalan Rawe Kecamatan Medan Labuhan, bertujuan untuk mengatasi banjir, kini jadi sorotan. Ada dugaan pengerjaannya asal jadi. Anggota DPRD Medan pun menekankan agar pihak kontraktor tidak berlaku curang, demi mengejar keuntungan semata.

“Pihak kontraktor harus berlaku jujur, jangan cuma mencari keuntungan besar saja,” tegas Muhammad Nasir Johan, anggota DPRD Kota Medan, pada Sumut Pos, Rabu (9/11) kemarin.

Nasir mengatakan, alokasi anggaran yang cukup besar untuk membangun infrastruktur drainase di wilayah tempat tinggalnya, harus diimbangi dengan pengawasan teknis yang maksimal dari Dinas PU Bina Marga Kota Medan, agar pembangunannya memberikan manfaat besar dan lama bagi

masyarakat.”Apalah jadinya kalau proyek yang dibangun tidak maksimal, tentunya akan sia-sia. Dan, bakal diprotes masyarakat,” ucapnya.

Semestinya, lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, alokasi anggaran cukup besar wajib diimbangi dengan pengawasan teknis, agar pihak kontraktor pelaksana proyek tidak berlaku curang.”Kita minta Dinas PU Bina Marga Kota Medan benar-benar melakukan pengawasan. Apalagi, yang kita tahu dalam hal pengerjaannya dari kontraktor disubkan kembali,” kata Nasir.

Untuk diketahui, pembangunan drainase di sepanjang Jalan Rawe Kecamatan Medan Labuhan, merupakan langkah dari Pemko Medan dalam mengatasi permasalahan banjir yang rutin terjadi disaat turun hujan. Dengan kucuran anggaran mencapai miliaran rupiah, pembenahan terhadap

saluran drainase dilakukan.

Tapi, belakangan pengerjaan drainase tanpa adanya plank proyek mulai disoroti warga setempat. Mereka menuding proyek tersebut diduga dikerjakan asal jadi dan tidak sesuai besaran teknis (bestek). Ini terbukti dari tidak adanya lantai drainase dibangun, yang dikhawatiran

rawan terkikis air dan ambruk.”Dampaknya nanti lambat laun akan terjadi pengikisan dikala curah hujan tinggi. Apalagi, kondisi tanah yang labil. Belum lagi pembuatan

caver slab asal jadi,” tutur, Arsyad (43) warga setempat.(rul/ila)

Pekerja melakukan pengorekan drainase di Jalan Kl.Yos Sudarso Medan, Jumat (1/11). //AMINOER RASYID/SUMUT POS

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Pembangunan drainase di Jalan Rawe Kecamatan Medan Labuhan, bertujuan untuk mengatasi banjir, kini jadi sorotan. Ada dugaan pengerjaannya asal jadi. Anggota DPRD Medan pun menekankan agar pihak kontraktor tidak berlaku curang, demi mengejar keuntungan semata.

“Pihak kontraktor harus berlaku jujur, jangan cuma mencari keuntungan besar saja,” tegas Muhammad Nasir Johan, anggota DPRD Kota Medan, pada Sumut Pos, Rabu (9/11) kemarin.

Nasir mengatakan, alokasi anggaran yang cukup besar untuk membangun infrastruktur drainase di wilayah tempat tinggalnya, harus diimbangi dengan pengawasan teknis yang maksimal dari Dinas PU Bina Marga Kota Medan, agar pembangunannya memberikan manfaat besar dan lama bagi

masyarakat.”Apalah jadinya kalau proyek yang dibangun tidak maksimal, tentunya akan sia-sia. Dan, bakal diprotes masyarakat,” ucapnya.

Semestinya, lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, alokasi anggaran cukup besar wajib diimbangi dengan pengawasan teknis, agar pihak kontraktor pelaksana proyek tidak berlaku curang.”Kita minta Dinas PU Bina Marga Kota Medan benar-benar melakukan pengawasan. Apalagi, yang kita tahu dalam hal pengerjaannya dari kontraktor disubkan kembali,” kata Nasir.

Untuk diketahui, pembangunan drainase di sepanjang Jalan Rawe Kecamatan Medan Labuhan, merupakan langkah dari Pemko Medan dalam mengatasi permasalahan banjir yang rutin terjadi disaat turun hujan. Dengan kucuran anggaran mencapai miliaran rupiah, pembenahan terhadap

saluran drainase dilakukan.

Tapi, belakangan pengerjaan drainase tanpa adanya plank proyek mulai disoroti warga setempat. Mereka menuding proyek tersebut diduga dikerjakan asal jadi dan tidak sesuai besaran teknis (bestek). Ini terbukti dari tidak adanya lantai drainase dibangun, yang dikhawatiran

rawan terkikis air dan ambruk.”Dampaknya nanti lambat laun akan terjadi pengikisan dikala curah hujan tinggi. Apalagi, kondisi tanah yang labil. Belum lagi pembuatan

caver slab asal jadi,” tutur, Arsyad (43) warga setempat.(rul/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/