SUMUTPOS.CO – PSMS Medan berharap bisa berbuat banyak pada kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2017 di bawah asuhan Slamet Riyadi. Pengurus kerap menggaungkan ambisi menembus kembali kasta teratas alias Indonesia Super League (ISL) yang terakhir mereka kecap tahun 2012 (saat dualisme kompetisi). Namun ambisi itu akan menjadi omong kosong tanpa pendanaan yang kuat.
Pasalnya pengurus PSMS mengakui belum menggaet sponsorship menghadapi kompetisi musim depan. Dalam hitungan tiga bulan lagi, jika kompetisi jadi digelar Maret, maka PSMS harus berpacu dengan waktu menggaet sponsor.
“Belum ada kerja sama dengan pihak lain atau sponsor. Tapi nanti kami akan koordinasi lagi soal itu dan berusaha cari sponsor,” kata Plt Ketum PSMS. Kisharianto Pasaribu.
Apalagi untuk mewujudkan tim yang kuat, PSMS harus punya modal yang tidak sedikit. Merekrut pemain-pemain berpengalaman terutama dari ISL, artinya PSMS harus punya budget yang sesuai untuk mengontrak mereka dengan rataan gaji di atas Rp15 juta.
“Kalau permintaan pelatih ingin merekrut pemain berpengalaman, kami akan usahakan itu. Kami akan koordinasi lagi soal itu sesuai dana yang ada,” ujarnya.
Berkaca dari manajerial PSMS di Indonesia Soccer Championship (ISC) B lalu, PSMS hanya punya sponsorship setengah musim yakni salah satu perusahaan konveksi celana jeans, Used Denim. Namun seiiring dengan pergantian manajer,dari Fredy Hutabarat ke Tengku M Zefri kerjasama dengan sponsorship pun putus. Apalagi sang manajer baru juga tidak membawa sponsor hingga musim berakhir.
Selain itu sejak tahun 2015, PSMS memang kerap mengandalkan pendanaan dari pembinaanya, Letjen TNI Edy Rahmayadi. Namun seiring dengan statusnya sebagai Ketua PSSI, Edy ada kemungkinan tidak lagi mengucurkan dananya untuk PSMS. Pernyataan Pangkostrad saat syukuran ketum PSSI di Kebun Bunga menyiratkan hal itu.
“Saya ini sekarang Ketua PSSI. Tidak mungkin lagi saya teriak-teriak PSMS. Karena saya ini bapak dari semua klub di Indonesia. Apa kata mereka jika saya masih di PSMS, meskipun PSMS ini adalah buah hati saya. Jadi kalian para pengurus saatnya bekerja, sudahilah jangan ribut-ribut lagi,” ucap Edy di acara syukuran dua pekan lalu.
Saat coba menegaskan soal peran Edy di PSMS pasca terpilih menjadi ketua PSSI, jenderal bintang tiga itu ogah berkomentar.
PSMS pasca tak lagi mendapat sokongan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) memang kerap tak mampu mencari bantuan sponsorship. Kecuali di era Sihar Sitorus yang memang punya perusaahaan sendiri Togos Gopas, selebihnya PSMS tak mampu mencari sponsor. Bisa dihitung dengan jari sponsorship yang pernah menaungi PSMS, seperti PT Bakrie Sumatra Plantation di ISL 2011/2012 dan Bank Sumut di Divisi Utama 2010/2011.
Bahkan untuk mendapatkan sponsor apparel untuk kostum tim saja, PSMS kesulitan. Terakhir kali PSMS bekerja sama dengan Eutag tahun 2012, selepas itu kostum PSMS tanpa apparel. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi pengurus PSMS. (don)