25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Unas 2017, Siswa Bebas Pilih Mata Pelajaran yang Diujikan

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Sejumlah siswa menjalani ujian nasional di Sekolah Negeri Enam, Jalan Bahagia Medan, tahun lalu.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Sejumlah siswa menjalani ujian nasional di Sekolah Negeri Enam, Jalan Bahagia Medan, tahun lalu.

SUMUTPOS.CO  – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan perubahan drastis dalam pelaksanaan Ujian Unas (Unas) 2017 jenjang SMA.

Yakni memberi kebebasan siswa untuk memilih mata pelajaran yang diujikan. Kebijakan ini dinilai sebuah blunder Kemendikbud.

Pada unas tahun-tahun sebelumnya, siswa SMA menghadapi enam mata pelajaran yang ditetapkan Kemendikbud.

Mata pelajaran utama yang diujikan adalah bahasa Indonesia, matematika, dan bahasa Inggris. Tiga mata pelajaran lainnya sesuai dengan penjurusan masing-masing.

Siswa penjurusan IPA menggarap kimia, biologi, dan fisika. Anak IPS mengerjakan geografi, sosiologi, dan ekonomi. Kemudian murid jurusan bahasa menghadapi bahasa dan sastra Indonesia, antropologi, dan bahasa asing.

Nah perubahan radikal dalam Unas 2017 nanti adalah, mata pelajaran yang diujikan dikepras dari enam menjadi empat.

Tiga mata pelajaran utama (bahasa Indonesia, matematika, dan bahasa Inggris) tetap diujikan. Sisanya siswa boleh memilih salah satu dari tiga mata pelajaran sesuai jurusan masing-masing.

Misalnya anak program IPA memilih mata pelajaran biologi untuk unas. Maka anak yang memilih biologi ini, tidak mengerjakan fisika dan kimia saat unas.

Contohnya anak program IPS memilih mata pelajaran geografi, maka tidak mengerjakan sosiologi dan ekonomi ketika unas.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam mengatakan, alasan menerapkan aturan pilihan itu untuk rasa keadilan.

’’Siswa silahkan memilih mata pelajaran sesuai yang disukai,’’ katanya kemarin. Mulai saat ini siswa sudah bisa mendaftar ke sekolah masing-masing untuk memilih mata pelajaran apa yang dinginkan.

Nizam tidak mempermasalahkan ketika semua siswa di sekolah hanya memilih pelajaran yang dianggap ringan.

Misalnya semua anak IPA di sekolah A kompak memilih biologi semuanya. Sebab biologi relatif lebih gampang karena tidak ada hitung-hitungannya.

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Sejumlah siswa menjalani ujian nasional di Sekolah Negeri Enam, Jalan Bahagia Medan, tahun lalu.
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Sejumlah siswa menjalani ujian nasional di Sekolah Negeri Enam, Jalan Bahagia Medan, tahun lalu.

SUMUTPOS.CO  – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan perubahan drastis dalam pelaksanaan Ujian Unas (Unas) 2017 jenjang SMA.

Yakni memberi kebebasan siswa untuk memilih mata pelajaran yang diujikan. Kebijakan ini dinilai sebuah blunder Kemendikbud.

Pada unas tahun-tahun sebelumnya, siswa SMA menghadapi enam mata pelajaran yang ditetapkan Kemendikbud.

Mata pelajaran utama yang diujikan adalah bahasa Indonesia, matematika, dan bahasa Inggris. Tiga mata pelajaran lainnya sesuai dengan penjurusan masing-masing.

Siswa penjurusan IPA menggarap kimia, biologi, dan fisika. Anak IPS mengerjakan geografi, sosiologi, dan ekonomi. Kemudian murid jurusan bahasa menghadapi bahasa dan sastra Indonesia, antropologi, dan bahasa asing.

Nah perubahan radikal dalam Unas 2017 nanti adalah, mata pelajaran yang diujikan dikepras dari enam menjadi empat.

Tiga mata pelajaran utama (bahasa Indonesia, matematika, dan bahasa Inggris) tetap diujikan. Sisanya siswa boleh memilih salah satu dari tiga mata pelajaran sesuai jurusan masing-masing.

Misalnya anak program IPA memilih mata pelajaran biologi untuk unas. Maka anak yang memilih biologi ini, tidak mengerjakan fisika dan kimia saat unas.

Contohnya anak program IPS memilih mata pelajaran geografi, maka tidak mengerjakan sosiologi dan ekonomi ketika unas.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam mengatakan, alasan menerapkan aturan pilihan itu untuk rasa keadilan.

’’Siswa silahkan memilih mata pelajaran sesuai yang disukai,’’ katanya kemarin. Mulai saat ini siswa sudah bisa mendaftar ke sekolah masing-masing untuk memilih mata pelajaran apa yang dinginkan.

Nizam tidak mempermasalahkan ketika semua siswa di sekolah hanya memilih pelajaran yang dianggap ringan.

Misalnya semua anak IPA di sekolah A kompak memilih biologi semuanya. Sebab biologi relatif lebih gampang karena tidak ada hitung-hitungannya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/