26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Stres Mocok-mocok, Nelayan Gantung Diri

Korban disemayamkan di rumah duka. (Hulman/Sumut Pos)
Korban disemayamkan di rumah duka. (Hulman/Sumut Pos)

SERGAI, SUMUTPOS.CO – Tak memiliki pekerjaan menetap alias mocok-mocok, mengakibatkan Syahrial (22) stres. Nelayan yang menetap di Dusun I Desa Tebing Tinggi Kecamatan Tanjung beringin, Sergai memilih gantung diri di rumahnya.

Alhasil ia tewas pada Selasa (27/12) sekira pukul 13.00 Wib. Pertama sekali jasad korban ditemukan oleh Sarianum (45), ibu kandung korban.

Siang itu Sarianum hendak masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang untuk mengantar makan siang korban. Namun, pada saat mau masuk kedalam rumah, justru pintunya terkunci dari dalam.

Curiga ada yang tak beres, Sarianum memanggil korban sambil menggedor pintu akan tetapi tak ada jawaban Sarianum lalu beranjak ke depan rumah dan masuk lewat pintu depan yang tidak terkunci.

Saat menuju dapur, Sarianum terkejut melihat korban tergantung dengan tali nilon. Sarianum pun keluar dan berteriak minta tolong.

Tanpa dikomando, warga sekitar berdatangan ke rumah Sarianum. Dibantu warga sekitar, jasad korban pun diturunkan dan melapor ke Polsek Tanjung Beringin.

Tak berapa lama Kanit Reskrim Ipda Suaprjo bersama Aiptu S Purba dan Aipda Erwin turun kelokasi kejadian. Saat tiba, jasad korban telah diletakkan diruang tengah dengan kondisi pada leher ada bekas jeratan, lidah menjulur keluar dan ada cairan pada celana korban.

Petugas Polsek Tanjung Beringin meminta kepada keluarga korban untuk dilakukan otopsi. Namun, ibu kandung korban bersama keluarga menolaknya.

Sebab keluarga sudah ikhlas menerima kematian korban. Selanjutnya keluarga korban membuat surat pernyataan tidak ingin jasad korban dioutopsi.

Kasat Reskrim Polres Sergai AKP M Agustiawan ketika dikonfirmasi menyebutkan jika dari keterangan ibu kandung korban jika korban sering stress (depresi).(man/ala)

Korban disemayamkan di rumah duka. (Hulman/Sumut Pos)
Korban disemayamkan di rumah duka. (Hulman/Sumut Pos)

SERGAI, SUMUTPOS.CO – Tak memiliki pekerjaan menetap alias mocok-mocok, mengakibatkan Syahrial (22) stres. Nelayan yang menetap di Dusun I Desa Tebing Tinggi Kecamatan Tanjung beringin, Sergai memilih gantung diri di rumahnya.

Alhasil ia tewas pada Selasa (27/12) sekira pukul 13.00 Wib. Pertama sekali jasad korban ditemukan oleh Sarianum (45), ibu kandung korban.

Siang itu Sarianum hendak masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang untuk mengantar makan siang korban. Namun, pada saat mau masuk kedalam rumah, justru pintunya terkunci dari dalam.

Curiga ada yang tak beres, Sarianum memanggil korban sambil menggedor pintu akan tetapi tak ada jawaban Sarianum lalu beranjak ke depan rumah dan masuk lewat pintu depan yang tidak terkunci.

Saat menuju dapur, Sarianum terkejut melihat korban tergantung dengan tali nilon. Sarianum pun keluar dan berteriak minta tolong.

Tanpa dikomando, warga sekitar berdatangan ke rumah Sarianum. Dibantu warga sekitar, jasad korban pun diturunkan dan melapor ke Polsek Tanjung Beringin.

Tak berapa lama Kanit Reskrim Ipda Suaprjo bersama Aiptu S Purba dan Aipda Erwin turun kelokasi kejadian. Saat tiba, jasad korban telah diletakkan diruang tengah dengan kondisi pada leher ada bekas jeratan, lidah menjulur keluar dan ada cairan pada celana korban.

Petugas Polsek Tanjung Beringin meminta kepada keluarga korban untuk dilakukan otopsi. Namun, ibu kandung korban bersama keluarga menolaknya.

Sebab keluarga sudah ikhlas menerima kematian korban. Selanjutnya keluarga korban membuat surat pernyataan tidak ingin jasad korban dioutopsi.

Kasat Reskrim Polres Sergai AKP M Agustiawan ketika dikonfirmasi menyebutkan jika dari keterangan ibu kandung korban jika korban sering stress (depresi).(man/ala)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/