Rasulullah SAW bersada, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan. Bulan yang penuh berkah. Di dalamnya, Allah mewajibkan puasa bagi kalian, pintu-pintu surga dibuka lebar, pintu-pintu neraka ditutup rapat, setan-setan di belenggu.
Didalamnya juga terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan; barang siapa yang tidak mendapatkan kebaikannya, sungguh ia tidak mendapatkan kebaikan (HR Ahmad, Al-Baihaqi, dan Al-Nasa).”
Di bulan yang mulia ini, hadis diatas cukup sering kita dengar di ceramah-ceramah sebelum tarawih. Sebuah penghormatan yang luar biasa bagi bulan ini, sampai-sampai setan pun “dibelenggu”. Namun, pertanyaan baru muncul, bila setan dibelenggu, namun mengapa masih ada kejahatan di bulan suci ini?
Bukankah tindakan penistaan dan kejahatan adalah kerjaan setan. Tentu hadis di atas merupakan permisalan yang terjadi bagi hamba-hambanya yang melaksanakan ibadah puasa dengan baik.
Di bulan Ramadan, secara fisik, ada dua aspek yang dilarang yaitu makan minum dan syahwat biologis (berhubungan intim). Nah, tatkala kedua hal ini dikendalikan, di sinilah letaknya pintu masuk setan tertutup, walau masih banyak pintu masuk lainnya. Banyak kejahatan terjadi, disebabkan dua faktor ini. Oleh karena itulah, Allah menjaga ummat Islam yang benar-benar melakukan puasa dari godaan setan. Namun adakah setan akan berdiam diri?
Jawabannya tidak, bahkan ia akan semakin meronta dan menggoda. Apalagi menjelang berakhirnya Ramadan, godaannya semakin kuat. Itulah makanya, banyak shaf masjid berkurang drastis dan semakin surut menjelang idul fitri. Saudaraku, siapkah berhadapan dengan setan.(*)