SUMUTPOS.CO – Lebih dari US$11 juta atau setara dengan Rp147 miliar raib dari kas negara Gambia menyusul kaburnya Yahya Jammeh, pria yang telah lengser dari kursi presiden. Hilangnya uang tersebut diklaim Mai Ahmad Fatty, penasihat presiden baru Gambia, Adama Barrow.
“Kas negara benar-benar kosong. Hal ini telah dikonfirmasi para teknisi di Kementerian Keuangan dan Bank Sentral Gambia,” kata Fatty kepada para wartawan di ibu kota Senegal, Dakar.
Menurutnya, Gambia kini dalam krisis keuangan setelah Jammeh membawa lebih dari US$11 juta selama dua pekan terakhir. Klaim Fatty ini belum bisa diverifikasi secara independen oleh BBC.
Sejumlah mobil mewah dan berbagai barang tampak dimasukkan ke dalam pesawat kargo Chad pada malam Jammeh meninggalkan Gambia pada Sabtu (21/01), mengakhiri 22 tahun kekuasaan sebagai presiden.
Fatty mengatakan para petugas di bandara utama Gambia telah diinstruksikan untuk menahan barang-barang milik Jammeh meninggalkan negara tersebut.
Beberapa laporan menyebutkan beberapa barang milik Jammeh berada di Guinea, tempat mantan pemimpin Gambia itu singgah dalam perjalanan mengungsi.
Jammeh sendiri dilaporkan berada di Guinea Khatulistiwa, namun pejabat di negara itu belum mengonfirmasinya.
Jammeh mengungsi setelah sempat menolak hasil pemilu yang dimenangkan Adama Barrow. Namun, dia akhirnya sepakat lengser setelah pasukan koalisi pimpinan Senegal memasuki perbatasan dan para pemimpin negara-negara di kawasan Afrika Barat (Ecowas) membujuknya.
Jenderal pasukan Senegal yang mengomandani pasukan koalisi menyebutkan pihaknya telah menguasai “titik-titik strategis guna memastikan keselamatan penduduk dan memfasilitasi…Barrow mengemban perannya.”
Presiden Barrow telah dilantik di kedutaan besar Gambia di ibu kota Senegal, Dakar, dan hingga kini masih berada di sana. Belum kelas kapan dia kembali ke Gambia. (bbc)