BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 40 dari 350 imigran gelap penghuni Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan menderita sakit. Hal itu diduga akibat membludaknya jumlah para imigran, sehingga menimbulkan suasana penuh sesak di tempat penampungan sementara bagi orang asing tersebut.
Kepala Rudenim Belawan, P Sinaga melalui Kasubsi Ketertiban, Agah mengatakan, tercatat jumlah imigran yang mengalami penyakit selama dua bulan terakhir mencapai puluhan orang. Ini sudah termasuk di antaranya para anak-anak.
“Selama Januari – Februari 2017, ada 40 imigran yang sakit. Mereka sempat dirawat di RS Pelabuhan I serta RS TNI Angkatan Laut di Belawan,” ujar, Agah.
Umumnya sebut dia, ratusan imigran asal Afghanistan, Srilangka, Banglades, Irak, Myanmar dan Somalia mengalami gejala sakit lambung, mencret, sesak napas dan masuk angin. Hal ini terjadi, selain disebabkan pengaruh cuaca, juga dipicu kepadatan di dalam rudenim.
“Over kapasitas juga menjadi penyebab. Persoalan ini sedang kita koordinasikan ke Kemenkum HAM, IOM dan UNHCR agar sebagian imigran penghuni rudenim dapat dipindahkan,” jelasnya.
Agah menyampaikan, Rudenim Belawan hanya memiliki 30 ruang kamar untuk para imigran, dengan rata-rata per kamar mampu menampung sebanyak 5 orang. Tapi akibat jumlahnya membludak, setiap kamar kini dihuni lebih dari 10 orang. “Total keseluruhan para imigran di rudenim ini 350 orang. Sedangkan kapasitas tampung sebenarnya cuma 150 orang,” katanya. (rul/ril)
BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 40 dari 350 imigran gelap penghuni Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan menderita sakit. Hal itu diduga akibat membludaknya jumlah para imigran, sehingga menimbulkan suasana penuh sesak di tempat penampungan sementara bagi orang asing tersebut.
Kepala Rudenim Belawan, P Sinaga melalui Kasubsi Ketertiban, Agah mengatakan, tercatat jumlah imigran yang mengalami penyakit selama dua bulan terakhir mencapai puluhan orang. Ini sudah termasuk di antaranya para anak-anak.
“Selama Januari – Februari 2017, ada 40 imigran yang sakit. Mereka sempat dirawat di RS Pelabuhan I serta RS TNI Angkatan Laut di Belawan,” ujar, Agah.
Umumnya sebut dia, ratusan imigran asal Afghanistan, Srilangka, Banglades, Irak, Myanmar dan Somalia mengalami gejala sakit lambung, mencret, sesak napas dan masuk angin. Hal ini terjadi, selain disebabkan pengaruh cuaca, juga dipicu kepadatan di dalam rudenim.
“Over kapasitas juga menjadi penyebab. Persoalan ini sedang kita koordinasikan ke Kemenkum HAM, IOM dan UNHCR agar sebagian imigran penghuni rudenim dapat dipindahkan,” jelasnya.
Agah menyampaikan, Rudenim Belawan hanya memiliki 30 ruang kamar untuk para imigran, dengan rata-rata per kamar mampu menampung sebanyak 5 orang. Tapi akibat jumlahnya membludak, setiap kamar kini dihuni lebih dari 10 orang. “Total keseluruhan para imigran di rudenim ini 350 orang. Sedangkan kapasitas tampung sebenarnya cuma 150 orang,” katanya. (rul/ril)