MEDAN, SUMUTPOS.CO –Replika patung Dinosaurus berdiri tepat di depan pintu masuk Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU), cukup menyita perhatian pengunjung.
Pengunjung yang membawa anak-anak menyempatkan untuk berfoto di dekat replika patung Dinosaurus tersebut. Beberapa anak ada juga yang takut mendekat replika itu. Mulai dari ekspresi menangis hingga tertawa gembira saat berada di dekat replika patung Dinosaurus itu.
Memang, sebenarnya patung ini ide kreatif penyelenggara Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) yang sudah sejak tahun lalu. Meski bukan hal baru, namun tetap banyak pengunjung yang datang untuk sekadar berfoto di patung-patung itu.“Seru, bisa foto-foto. Tapi kalau bisa ada patung yang baru jadi makin semarak dan ramai. Mungkin bisa ditambahi patung dengan karakter yang lain,” ungkap Rina, salah seorang pengunjung PRSU ke 46, kepada Sumut Pos, Kamis (21/3).
Rina pun memuji kreatifnya pihak penyelenggara. “Saya baru pertama kali ini datang ke PRSU sejak diselenggarakan. Semoga tahun depan akan ada (patung,Red) yang baru ya,” harap Rina.
Patung Dinosaurus jenis T-Rex berdiri setinggi 4 meter dengan posisi hendak memangsa pengunjung yang masuk ke areal PRSU. Tak cuma patung Dinosaurus, ada juga patung Stormtrooper karakter karangan George Lucas dalam Film Star Wars, Anda juga dapat melihat patung ikonik lainnya seperti Buzz Lightyear dari Film Toys Story dan Transformer.
Pengunjung PRSU juga sibuk berfoto di tulisan besar PRSU yang juga berada di sekitar lokasi patung-patung itu berdiri. Mulai orangtua sampai anak-anak. Memang oleh pihak penyelenggara tempat itu diperuntuhkan bagi pengunjung yang ingin mengabadikan momen saat berkunjung ke PRSU.
“Senang sekali bisa kemari, saya bisa mengenalkan kepada anak-anak saya ragam budaya di Sumut. Hampir semua paviliun rumah ada dari seluruh kebudayaan di Sumut ada,” tegas Anto, warga asal Medan.
Namun dia mengatakan, pihak penyelenggara untuk mengevaluasi petugas yang menjaga parkir. Soalnya, dia mengaku petugas mengutip uang parkir melebihi harga yang tertera di karcis. “Tadi di karcis ditulis Rp3.000 tapi diminta Rp5.000. Saya tahunya setelah karcis itu diberikan ke saya, ya sudah lah daripada ribut,” harap Anto. (mag-1/ila)