24 C
Medan
Tuesday, November 5, 2024
spot_img

Pulangkan Nazaruddin Telan Biaya Rp4 Miliar

JAKARTA-M Nazaruddin memang sudah tertangkap di Kolombia Minggu (7/8), tetapi mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu tetap saja merongrong keuangan negara. Bagaimana tidak, untuk memulangkannya dari Kolombia saja butuh kocek hingga Rp 4 miliar. Itu digunakan untuk menyewa pesawat dari Bogota menuju Jakarta.

Hal itu diungkapkan Dubes Indonesia untuk Kolombia Michael Menufendu kepada Jawa Pos.

Dia mengatakan rencana pemulangan itu sudah hampir selesai kerena urusan dengan imigrasi Kolombia sudah beres. Kini, tinggal menanti kesepakatan dengan perusahaan penerbangan untuk bersedia memberikan layanan khusus. “Kami akan mencarter pesawat,” ujarnya.

Michael menjelaskan, untuk memulangkan Nazaruddin pihaknya ingin menggunakan pesawat berjenis Boeing. Hal itu diperlukan untuk meminimalisir kemungkinan kaburnya Nazaruddin. Usaha menutup kemungkinan terburuk itulah yang menjadi dasar diperlukannya pesawat sewaan. “Sekarang masih negosiasi harga dan waktu pemberangkatan,” imbuhnya.

Kabar yang berhembus, banderol pesawat yang disewa untuk memulangkan Nazaruddin menembus Rp 4 miliar. Namun, Michael menegaskan jika harga mahal itu masih bisa berubah tergantung dengan proses negosiasi. Sebab, bisa jadi harga yang dipasang bisa berkurang. “Itu masih perhitungan awal,” jelasnya.

Yang pasti, uang tersebut sudah ditransfer kepada perusahaan penerbangan itu. Saat dikonfirmasi pukul 22.00 WIB (sekitar pukul 09.00 hari Rabu waktu Bogota), Michael mengaku sedang menunggu konfrimasi pihak perusahaan. Apakah uang yang ditransfer sudah diterima atau belum. “Pesawat mereka ready di bandara,” tuturnya.

Bagaimana kalau sudah diterima? Dia menyebut Nazaruddin sudah bisa dipulangkan dengan segera. Sebab, urusan di imigrasi sudah selesai. Saat ini Nazaruddin sudah diserahterimakan dari kejaksaan dan Kepolisian Interpol Bogota ke pihak Imigrasi Bogota. “Semua sudah beres. Begitu dinyatakan siap terbang, bisa langsung berangkat,” urainya.
Meski demikian, Michael buru-buru mengatakan jika kapan pastinya Nazaruddin bisa pulang. Dia kembali menegaskan semuanya tergantung dari kesiapan perusahaan penerbangan itu sendiri. Namun, kalau disebut Nazaruddin bisa dipulangkan Rabu malam waktu Bogota (Jum?at pagi waktu Indonesia, red) bisa jadi Nazaruddin tiba Sabtu malam atau Minggu dini hari.

Cepatnya kepulangan Nazaruddin dikarenakan pemerintah Kolombia mau bekerja sama dengan pihak. Selain itu, para polisi juga tidak meminta reward apapun kepada pemerintah. Sehingga segala sesuatunya bisa berjalan dengan cepat dan lancar.

Dalam perjalanannya nanti, Nazaruddin akan mendapat pengawalan ketat dari berbagai pihak. Setelah bertolak dari Bogota, rencananya pesawat tersebut akan berhenti di Sudan terlebih dahulu. Kemudian, pesawat transit di Dubai sebelum memasuki langit Indonesia dan mendarat di Jakarta.

Direktur Umum Polisi Nasional Kolombia Jendral ócar Naranjo sebelumnya juga sudah menegaskan hal itu. Bahwa pihaknya tidak akan menahan lama-lama pria kelahiran Simalungun Sumatera Utara itu. Dia juga menjelaskan jika kepulangannya bisa dipercepat asal semua dokumen selesai.

Sementara itu, Menlu Marty Natalegawa menolak disebut jika waktu pulangnya Nazaruddin menunggu perintah dari Jakarta. Dia mengaku terus berkomunikasi dengan Dubes RI di Bogota terkait perkembangan terbaru. “Saya kira bukan perintah. Ini kan proses berjalan terus,” kata Marty di Kantor Presiden, kemarin.

Dia mengatakan, proses penyerahan Nazaruddin dari Kejaksaan Kolombia ke pihak imigrasi negara itu sudah berjalan lancar. Selanjutnya, tinggal menunggu penyerahan ke pemerintah Indonesia melalui KBRI Bogota. “Saya tidak akan menyatakan sampai semuanya selesai. Saya tidak ingin mengganggu prosesnya,” kata Marty saat ditanya waktu penyerahan Nazaruddin ke KBRI.

Menko Polhukam Djoko Suyanto juga menampik kepulangan Nazaruddin menunggu perintah Jakarta. Menurutnya, pihaknya menyerahkan kepada kepada tim gabungan yang berangkat dan KBRI Bogota untuk mengatur kepulangan Nazaruddin. “Kalau semuanya proses itu sudah siap, berangkat saja. Perintahnya itu,” katanya.

Dia tidak memastikan kapan Nazaruddin akan diserahkan ke KBRI Bogota. “Saya bilang secepatnya. Semakin cepat semakin lebih baik,” tegasnya. Djoko mengingatkan, kepolisian akan all out menjaga keselamatan Nazaruddin.
Djoko juga membantah adanya kompensasi yang harus dibayarkan pemerintah kepada otoritas di Kolombia untuk pemulangan Nazaruddin. Menurut dia, penangkapan itu masuk dalam kerangka tugas sebagai bagian interpol.
“Jadi itu semacam tugas koordinatif dan tugas bersama antar kepolisian di seluruh dunia,” kata Djoko. Hal itu juga berlaku jika ada buronan di negara lain yang ditangkap di Indonesia. Sehingga, kata dia, tidak ada yang disebut dengan reward atau kompensasi.

“Nggak ada (kompensasi), karena itu prosedur normal dalam tata hubungan Interpol,” kata mantan Panglima TNI itu.
Sementara itu, terkait dengan rencana membawa pulang Nazaruddin, Presiden SBY meminta proses hukum yang bakal dijalani bisa transparan dan akuntabel. “Sudah lama rakyat dibingungkan dengan apa yang terjadi. Biar hukum yang berbicara, pengadilan yang sejati yang memutuskan, bukan pengadilan lain dengan tanda petik,” urainya. (dim/fal/jpnn)

JAKARTA-M Nazaruddin memang sudah tertangkap di Kolombia Minggu (7/8), tetapi mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu tetap saja merongrong keuangan negara. Bagaimana tidak, untuk memulangkannya dari Kolombia saja butuh kocek hingga Rp 4 miliar. Itu digunakan untuk menyewa pesawat dari Bogota menuju Jakarta.

Hal itu diungkapkan Dubes Indonesia untuk Kolombia Michael Menufendu kepada Jawa Pos.

Dia mengatakan rencana pemulangan itu sudah hampir selesai kerena urusan dengan imigrasi Kolombia sudah beres. Kini, tinggal menanti kesepakatan dengan perusahaan penerbangan untuk bersedia memberikan layanan khusus. “Kami akan mencarter pesawat,” ujarnya.

Michael menjelaskan, untuk memulangkan Nazaruddin pihaknya ingin menggunakan pesawat berjenis Boeing. Hal itu diperlukan untuk meminimalisir kemungkinan kaburnya Nazaruddin. Usaha menutup kemungkinan terburuk itulah yang menjadi dasar diperlukannya pesawat sewaan. “Sekarang masih negosiasi harga dan waktu pemberangkatan,” imbuhnya.

Kabar yang berhembus, banderol pesawat yang disewa untuk memulangkan Nazaruddin menembus Rp 4 miliar. Namun, Michael menegaskan jika harga mahal itu masih bisa berubah tergantung dengan proses negosiasi. Sebab, bisa jadi harga yang dipasang bisa berkurang. “Itu masih perhitungan awal,” jelasnya.

Yang pasti, uang tersebut sudah ditransfer kepada perusahaan penerbangan itu. Saat dikonfirmasi pukul 22.00 WIB (sekitar pukul 09.00 hari Rabu waktu Bogota), Michael mengaku sedang menunggu konfrimasi pihak perusahaan. Apakah uang yang ditransfer sudah diterima atau belum. “Pesawat mereka ready di bandara,” tuturnya.

Bagaimana kalau sudah diterima? Dia menyebut Nazaruddin sudah bisa dipulangkan dengan segera. Sebab, urusan di imigrasi sudah selesai. Saat ini Nazaruddin sudah diserahterimakan dari kejaksaan dan Kepolisian Interpol Bogota ke pihak Imigrasi Bogota. “Semua sudah beres. Begitu dinyatakan siap terbang, bisa langsung berangkat,” urainya.
Meski demikian, Michael buru-buru mengatakan jika kapan pastinya Nazaruddin bisa pulang. Dia kembali menegaskan semuanya tergantung dari kesiapan perusahaan penerbangan itu sendiri. Namun, kalau disebut Nazaruddin bisa dipulangkan Rabu malam waktu Bogota (Jum?at pagi waktu Indonesia, red) bisa jadi Nazaruddin tiba Sabtu malam atau Minggu dini hari.

Cepatnya kepulangan Nazaruddin dikarenakan pemerintah Kolombia mau bekerja sama dengan pihak. Selain itu, para polisi juga tidak meminta reward apapun kepada pemerintah. Sehingga segala sesuatunya bisa berjalan dengan cepat dan lancar.

Dalam perjalanannya nanti, Nazaruddin akan mendapat pengawalan ketat dari berbagai pihak. Setelah bertolak dari Bogota, rencananya pesawat tersebut akan berhenti di Sudan terlebih dahulu. Kemudian, pesawat transit di Dubai sebelum memasuki langit Indonesia dan mendarat di Jakarta.

Direktur Umum Polisi Nasional Kolombia Jendral ócar Naranjo sebelumnya juga sudah menegaskan hal itu. Bahwa pihaknya tidak akan menahan lama-lama pria kelahiran Simalungun Sumatera Utara itu. Dia juga menjelaskan jika kepulangannya bisa dipercepat asal semua dokumen selesai.

Sementara itu, Menlu Marty Natalegawa menolak disebut jika waktu pulangnya Nazaruddin menunggu perintah dari Jakarta. Dia mengaku terus berkomunikasi dengan Dubes RI di Bogota terkait perkembangan terbaru. “Saya kira bukan perintah. Ini kan proses berjalan terus,” kata Marty di Kantor Presiden, kemarin.

Dia mengatakan, proses penyerahan Nazaruddin dari Kejaksaan Kolombia ke pihak imigrasi negara itu sudah berjalan lancar. Selanjutnya, tinggal menunggu penyerahan ke pemerintah Indonesia melalui KBRI Bogota. “Saya tidak akan menyatakan sampai semuanya selesai. Saya tidak ingin mengganggu prosesnya,” kata Marty saat ditanya waktu penyerahan Nazaruddin ke KBRI.

Menko Polhukam Djoko Suyanto juga menampik kepulangan Nazaruddin menunggu perintah Jakarta. Menurutnya, pihaknya menyerahkan kepada kepada tim gabungan yang berangkat dan KBRI Bogota untuk mengatur kepulangan Nazaruddin. “Kalau semuanya proses itu sudah siap, berangkat saja. Perintahnya itu,” katanya.

Dia tidak memastikan kapan Nazaruddin akan diserahkan ke KBRI Bogota. “Saya bilang secepatnya. Semakin cepat semakin lebih baik,” tegasnya. Djoko mengingatkan, kepolisian akan all out menjaga keselamatan Nazaruddin.
Djoko juga membantah adanya kompensasi yang harus dibayarkan pemerintah kepada otoritas di Kolombia untuk pemulangan Nazaruddin. Menurut dia, penangkapan itu masuk dalam kerangka tugas sebagai bagian interpol.
“Jadi itu semacam tugas koordinatif dan tugas bersama antar kepolisian di seluruh dunia,” kata Djoko. Hal itu juga berlaku jika ada buronan di negara lain yang ditangkap di Indonesia. Sehingga, kata dia, tidak ada yang disebut dengan reward atau kompensasi.

“Nggak ada (kompensasi), karena itu prosedur normal dalam tata hubungan Interpol,” kata mantan Panglima TNI itu.
Sementara itu, terkait dengan rencana membawa pulang Nazaruddin, Presiden SBY meminta proses hukum yang bakal dijalani bisa transparan dan akuntabel. “Sudah lama rakyat dibingungkan dengan apa yang terjadi. Biar hukum yang berbicara, pengadilan yang sejati yang memutuskan, bukan pengadilan lain dengan tanda petik,” urainya. (dim/fal/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/