30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tantangan Tidak Berbicara

Setiap orang mungkin akan menghadapi tantangan-tantangan unik dalam hidupnya. Seminggu terakhir, saya dapat tantangan untuk tidak boleh berbicara sedikit pun…

***

Ada orang yang hobinya memang mencari tantangan. Mencoba membuktikan kepada diri sendiri –juga mungkin orang lain– kalau dia bisa melakukan hal tersebut.

Contohnya tantangan fisik. Seperti mengendarai sepeda 300 km dalam sehari.

Ada juga tantangan yang sifatnya penasaran, apakah diri sendiri mampu melakukan hal tersebut. Contohnya tantangan kebiasaan hidup, seperti memaksa diri jadi vegetarian selama sebulan, hanya karena ingin tahu rasanya bagaimana.

Atau yang paling mendebarkan, tantangan yang bersifat menentukan arah hidup dan karir. Seperti memulai perusahaan baru, atau bahkan membelokkan arah jalan perusahaan lama.

Semua tantangan pasti ada risikonya. Tapi, semua tantangan itu juga selalu memberikan hikmah.

Kebetulan, tantangan-tantangan di atas termasuk yang pernah saya coba lakukan. Semuanya memberikan pelajaran sendiri-sendiri, membantu kita memiliki persepsi lebih dari satu sisi.

Bersepeda 300 km dalam sehari membuat kita jadi lebih kenal terhadap kemampuan dan ketahanan diri sendiri. Baik fisik maupun mental. Kalau kita bisa menuntaskan, rasanya seperti di awang-awang. Ketika mengulangi lagi, rasanya jadi jauh lebih mudah.

Dan kita jadi lebih bangga dan percaya terhadap diri sendiri ketika melihat ada banyak orang lain yang menyerah saat mencoba hal yang sama.

Jadi vegetarian selama sebulan? Pernah juga. Murni karena penasaran. Tidak makan daging, tidak makan ikan. Seminggu pertama sulitnya minta ampun. Bahkan, menurut saya lebih sulit daripada saat berpuasa.

Kalau berpuasa, batasannya hanya waktu. Sore atau malam nanti sudah bisa makan apa saja. Kalau mencoba jadi vegetarian, kita bisa makan kapan saja, tapi tidak boleh makan sembarangan.

Sebulan itu saya sukses. Dan memang rasanya badan jauh lebih ringan saat kita ini vegetarian. Saya merasa jadi lebih kalem, lebih nyaman dalam bergerak dan beraktivitas. Napas terasa lebih panjang juga, baik untuk aneka kegiatan fisik.

Sebenarnya saya sempat mencoba lagi fase dua, yaitu dua bulan jadi vegetarian. Tapi, mungkin Yang di Atas tidak mengizinkan, karena saya kena demam berdarah saat baru jalan dua minggu. Jadi, setelah itu saya tidak lagi vegetarian. Wkwkwkwk…

Walau tidak jadi vegetarian, saya tetap merasakan manfaat dan bisa memahami kenapa orang lain jadi vegetarian. Dan tidak akan bermasalah kalau ternyata dalam hidup ini kita dipaksa jadi vegetarian, karena sudah pernah merasakan dan tahu cara menjalaninya.

Silakan mencoba. Tidak ada ruginya. Malah mungkin banyak manfaatnya. Wkwkwk…

Ya, memang banyak pula orang yang tidak suka cari tantangan. Tidak suka aneh-aneh. Tapi, tidak berarti mereka hidup tanpa tantangan. Justru mereka ini hidupnya malah lebih tidak enak. Karena tantangan hidupnya adalah ’’hadiah’’ dari Yang di Atas.

Seolah-olah Yang di Atas bilang: ’’Kamu tidak suka tantangan? Nih rasakan…’’

Apalagi, rasanya hampir semua tantangan yang dihibahkan itu adalah buntut perbuatan kita sendiri.

Misalnya, tidak boleh makan nasi putih dan segala yang manis-manis, karena badannya kegemukan dan diabetes. Atau, tantangan tidak boleh lagi merokok karena kondisi paru-parunya sudah mengenaskan.

Tantangan-tantangan seperti itu dijamin pasti ada hikmahnya!

Bagi saya, tantangan-tantangan semacam itu kebetulan sudah ada beberapa. Dan beberapa mungkin tergolong ’’keren’’.

Misalnya, harus belajar lagi berjalan setelah operasi rekonstruksi lutut, gara-gara cedera main sepak bola.

Setiap orang mungkin akan menghadapi tantangan-tantangan unik dalam hidupnya. Seminggu terakhir, saya dapat tantangan untuk tidak boleh berbicara sedikit pun…

***

Ada orang yang hobinya memang mencari tantangan. Mencoba membuktikan kepada diri sendiri –juga mungkin orang lain– kalau dia bisa melakukan hal tersebut.

Contohnya tantangan fisik. Seperti mengendarai sepeda 300 km dalam sehari.

Ada juga tantangan yang sifatnya penasaran, apakah diri sendiri mampu melakukan hal tersebut. Contohnya tantangan kebiasaan hidup, seperti memaksa diri jadi vegetarian selama sebulan, hanya karena ingin tahu rasanya bagaimana.

Atau yang paling mendebarkan, tantangan yang bersifat menentukan arah hidup dan karir. Seperti memulai perusahaan baru, atau bahkan membelokkan arah jalan perusahaan lama.

Semua tantangan pasti ada risikonya. Tapi, semua tantangan itu juga selalu memberikan hikmah.

Kebetulan, tantangan-tantangan di atas termasuk yang pernah saya coba lakukan. Semuanya memberikan pelajaran sendiri-sendiri, membantu kita memiliki persepsi lebih dari satu sisi.

Bersepeda 300 km dalam sehari membuat kita jadi lebih kenal terhadap kemampuan dan ketahanan diri sendiri. Baik fisik maupun mental. Kalau kita bisa menuntaskan, rasanya seperti di awang-awang. Ketika mengulangi lagi, rasanya jadi jauh lebih mudah.

Dan kita jadi lebih bangga dan percaya terhadap diri sendiri ketika melihat ada banyak orang lain yang menyerah saat mencoba hal yang sama.

Jadi vegetarian selama sebulan? Pernah juga. Murni karena penasaran. Tidak makan daging, tidak makan ikan. Seminggu pertama sulitnya minta ampun. Bahkan, menurut saya lebih sulit daripada saat berpuasa.

Kalau berpuasa, batasannya hanya waktu. Sore atau malam nanti sudah bisa makan apa saja. Kalau mencoba jadi vegetarian, kita bisa makan kapan saja, tapi tidak boleh makan sembarangan.

Sebulan itu saya sukses. Dan memang rasanya badan jauh lebih ringan saat kita ini vegetarian. Saya merasa jadi lebih kalem, lebih nyaman dalam bergerak dan beraktivitas. Napas terasa lebih panjang juga, baik untuk aneka kegiatan fisik.

Sebenarnya saya sempat mencoba lagi fase dua, yaitu dua bulan jadi vegetarian. Tapi, mungkin Yang di Atas tidak mengizinkan, karena saya kena demam berdarah saat baru jalan dua minggu. Jadi, setelah itu saya tidak lagi vegetarian. Wkwkwkwk…

Walau tidak jadi vegetarian, saya tetap merasakan manfaat dan bisa memahami kenapa orang lain jadi vegetarian. Dan tidak akan bermasalah kalau ternyata dalam hidup ini kita dipaksa jadi vegetarian, karena sudah pernah merasakan dan tahu cara menjalaninya.

Silakan mencoba. Tidak ada ruginya. Malah mungkin banyak manfaatnya. Wkwkwk…

Ya, memang banyak pula orang yang tidak suka cari tantangan. Tidak suka aneh-aneh. Tapi, tidak berarti mereka hidup tanpa tantangan. Justru mereka ini hidupnya malah lebih tidak enak. Karena tantangan hidupnya adalah ’’hadiah’’ dari Yang di Atas.

Seolah-olah Yang di Atas bilang: ’’Kamu tidak suka tantangan? Nih rasakan…’’

Apalagi, rasanya hampir semua tantangan yang dihibahkan itu adalah buntut perbuatan kita sendiri.

Misalnya, tidak boleh makan nasi putih dan segala yang manis-manis, karena badannya kegemukan dan diabetes. Atau, tantangan tidak boleh lagi merokok karena kondisi paru-parunya sudah mengenaskan.

Tantangan-tantangan seperti itu dijamin pasti ada hikmahnya!

Bagi saya, tantangan-tantangan semacam itu kebetulan sudah ada beberapa. Dan beberapa mungkin tergolong ’’keren’’.

Misalnya, harus belajar lagi berjalan setelah operasi rekonstruksi lutut, gara-gara cedera main sepak bola.

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/