26.4 C
Medan
Saturday, July 27, 2024

BBKSDA Lakukan Patroli Antisipasi Gajah Mati

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PENEMUAN GAJAH MATI_Kepala BBKSDA Sumut Hotmauli Sianturi memperlihatkan foto seekor Gajah Sumatera (Elephas maximum sumatranus) betina yang ditemukan mati di areal perkebunan kelapa sawit di kawasan Desa Mekar Makmur, Kabupaten Langkat, saat konferensi pers di Medan, Sumatra Utara, Jumat (21/4). BBKSDA Sumut bersama Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) memastikan penyebab kematian gajah yang diperkirakan berumur 12 tahun ini akibat diracun.

SUMUTPOS.CO – BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara melakukan patroli gajah diseputaran hutan lindung yang ada di kawasan Kabupaten Langkat, Rabu (26/4). Patroli dibantu tim konservasi gajah, conservation response unit (CRU) Tangkahan dan Pemkab Langkat.

Patroli dilakukan pasca penemuan seekor gajah yang diduga mati dibunuh di Dusun Pancasila, Desa Mekar Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat. Dengan menunggangi gajah milik CRU Tangkahan, tim BBKSDA menyusuri pemukiman dan ladang warga yang berada tak jauh dari lokasi hutan lindung, Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Selain itu, tim BBKSDA juga memberikan arahan dan penjelasan kepada warga sekitar. Tim meminta untuk segera menghubungi BBKSDA jika menemukan gajah liar yang masuk ke perkampungan dan ladang warga.

Tim juga meminta, agar warga jangan bertindak dengan membunuh atau meracun gajah liar. Sebab, gajah merupakan hewan yang dilindungi oleh negara.

“Jadi, kita harap warga jangan langsung membunuh gajah liar tersebut. Sebaiknya lapor ke BBKSDA, biar pihak BBKSDA yang melakukan evakuasi atau mengusir gajah tersebut,” jelas Sudarmin, Kepala Resot Aresnapal BBKSDA Sumut saat di konfirmasi usai melakukan patroli.

Konflik antara gajah dan warga penduduk, lanjut Sudarmin memang kerap terjadi di Kabupaten Langkat. “Wilayah yang kerap terjadi konflik ini yakni di Kecamatan Besitang, Aras Napal Kanan dan Kiri, Desa Alaban, Sei Lepan, Sawit Seberang, Kecamatan Batang Serangan dan Tangkahan,” paparnya.

Konflik ini terjadi saat kelompok atau segerombolan gajah maupun tunggal masuk ke pemukiman lalu merusak areal perkebunan warga. “Terkadang warga nekat meracun dan membunuh gajah tersebut karena kesal areal perkebunannya dirusak. Jadi kami harap jika memang ada segerombolan gajah atau satu ekor gajah masuk ke areal perkebunan atau pemukiman warga, segera laporkan ke BBKSDA,” pintanya.

Terkait penemuan bangkai gajah beberapa waktu lalu, BBKSDA Sumut belum menerima hasil otopsi penyebab kematian gajah tersebut. Namun, kuat dugaan gajah tersebut diracun warga.(bam/ala)

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PENEMUAN GAJAH MATI_Kepala BBKSDA Sumut Hotmauli Sianturi memperlihatkan foto seekor Gajah Sumatera (Elephas maximum sumatranus) betina yang ditemukan mati di areal perkebunan kelapa sawit di kawasan Desa Mekar Makmur, Kabupaten Langkat, saat konferensi pers di Medan, Sumatra Utara, Jumat (21/4). BBKSDA Sumut bersama Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) memastikan penyebab kematian gajah yang diperkirakan berumur 12 tahun ini akibat diracun.

SUMUTPOS.CO – BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara melakukan patroli gajah diseputaran hutan lindung yang ada di kawasan Kabupaten Langkat, Rabu (26/4). Patroli dibantu tim konservasi gajah, conservation response unit (CRU) Tangkahan dan Pemkab Langkat.

Patroli dilakukan pasca penemuan seekor gajah yang diduga mati dibunuh di Dusun Pancasila, Desa Mekar Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat. Dengan menunggangi gajah milik CRU Tangkahan, tim BBKSDA menyusuri pemukiman dan ladang warga yang berada tak jauh dari lokasi hutan lindung, Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Selain itu, tim BBKSDA juga memberikan arahan dan penjelasan kepada warga sekitar. Tim meminta untuk segera menghubungi BBKSDA jika menemukan gajah liar yang masuk ke perkampungan dan ladang warga.

Tim juga meminta, agar warga jangan bertindak dengan membunuh atau meracun gajah liar. Sebab, gajah merupakan hewan yang dilindungi oleh negara.

“Jadi, kita harap warga jangan langsung membunuh gajah liar tersebut. Sebaiknya lapor ke BBKSDA, biar pihak BBKSDA yang melakukan evakuasi atau mengusir gajah tersebut,” jelas Sudarmin, Kepala Resot Aresnapal BBKSDA Sumut saat di konfirmasi usai melakukan patroli.

Konflik antara gajah dan warga penduduk, lanjut Sudarmin memang kerap terjadi di Kabupaten Langkat. “Wilayah yang kerap terjadi konflik ini yakni di Kecamatan Besitang, Aras Napal Kanan dan Kiri, Desa Alaban, Sei Lepan, Sawit Seberang, Kecamatan Batang Serangan dan Tangkahan,” paparnya.

Konflik ini terjadi saat kelompok atau segerombolan gajah maupun tunggal masuk ke pemukiman lalu merusak areal perkebunan warga. “Terkadang warga nekat meracun dan membunuh gajah tersebut karena kesal areal perkebunannya dirusak. Jadi kami harap jika memang ada segerombolan gajah atau satu ekor gajah masuk ke areal perkebunan atau pemukiman warga, segera laporkan ke BBKSDA,” pintanya.

Terkait penemuan bangkai gajah beberapa waktu lalu, BBKSDA Sumut belum menerima hasil otopsi penyebab kematian gajah tersebut. Namun, kuat dugaan gajah tersebut diracun warga.(bam/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/