29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kampung Wisata Dewa Bronto Sajikan Batik Warna Alam dan Kenduri Agung di Kali Code

Kain batik berwarna alam di Kampung Wisata Dewa Bronto.

YOGYA, SUMUTPOS.CO – Guna menarik wisatawan datang, desa-desa wisata di Yogya terus bersolek. Meningkatkan pelayanan dan memperbanyak atraksi budaya yang bisa menjadi magnet bagi wisatawan. Salah satunya Kampung Wisata Dewa Bronto.

Kampung Wisata (Kamwis) Dewa Bronto adalah sebuah kampung wisata yang ada di kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta. Kampung ini dilintasi sungai legendaris di Kota Yogya: Kali Code.

Di daerah ini,  terutama kampung Prawirotaman adalah kampung juragan batik. Tradisi membatik menjadi satu tinggalan yang terus dipelihara. Kendati pada satu periode, industri batik ini sempat terpinggirkan.

Permintaan kain batik turun, karena banyak yang memakai kain bukan batik. “Banyak pengusaha batik yang gulung tikar dan berganti usaha. Mereka mendirikan guest house bahkan hotel. Kawasan ini pun terkenal sebagai kawasan turis,” urai Marsudi, salah satu tokoh Kamwis Dewa Bronto, Selasa (11/4).

Seiring dengan gencarnya program promosi wisata dan UMKM, kelurahan pun membentuk usaha UMKM dengan menghidupkan kembali usaha batik. Para perajin batik di kawasan ini lantas membentuk Paguyuban. Namanya Paguyuban Batik “Canting Makaryo”. “Produksi dari paguyuban ini menjadi oleh-oleh khas Kampung Wisata Dewa Bronto,” tambah Marsudi.

Selain membeli batik dengan pewarna alam yang ramah lingkungan untuk oleh-oleh, wisatawan bisa juga praktik membatik di Kampung Wisata Dewa Bronto.

Untuk menikmati atraksi wisata, silakan datang pada 22-23 April 2017. Di Dewa Bronto akan digelar upacara adat Merti Tumpeng Robyong. Prosesi-nya digelar di Kali Code. “Di situ akan kami adakan atraksi budaya berdoa di tengah kali untuk mensyukuri nikmat dan rahmat Tuhan bagi Kampung kami. Kami juga berdoa meminta agar dijauhkan dari marabahaya, dari bencana alam dan lainnya,” tegas Marsudi.

Selama kegiatan, ada kirab budaya yang diikuti seluruh RW di kelurahan Brontokusuman. Lalu diakhiri dengan Kenduri Agung yang diikuti seluruh warga di bantaran Sungai Code. Menpar Arief Yahya mengaku senang dengan content kreatif di setiap desa wisata itu. “Modal utama homestay dan desa wisata adalah kreativitas,” jelas Menteri Arief Yahya.(rel)

 

 

Kain batik berwarna alam di Kampung Wisata Dewa Bronto.

YOGYA, SUMUTPOS.CO – Guna menarik wisatawan datang, desa-desa wisata di Yogya terus bersolek. Meningkatkan pelayanan dan memperbanyak atraksi budaya yang bisa menjadi magnet bagi wisatawan. Salah satunya Kampung Wisata Dewa Bronto.

Kampung Wisata (Kamwis) Dewa Bronto adalah sebuah kampung wisata yang ada di kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta. Kampung ini dilintasi sungai legendaris di Kota Yogya: Kali Code.

Di daerah ini,  terutama kampung Prawirotaman adalah kampung juragan batik. Tradisi membatik menjadi satu tinggalan yang terus dipelihara. Kendati pada satu periode, industri batik ini sempat terpinggirkan.

Permintaan kain batik turun, karena banyak yang memakai kain bukan batik. “Banyak pengusaha batik yang gulung tikar dan berganti usaha. Mereka mendirikan guest house bahkan hotel. Kawasan ini pun terkenal sebagai kawasan turis,” urai Marsudi, salah satu tokoh Kamwis Dewa Bronto, Selasa (11/4).

Seiring dengan gencarnya program promosi wisata dan UMKM, kelurahan pun membentuk usaha UMKM dengan menghidupkan kembali usaha batik. Para perajin batik di kawasan ini lantas membentuk Paguyuban. Namanya Paguyuban Batik “Canting Makaryo”. “Produksi dari paguyuban ini menjadi oleh-oleh khas Kampung Wisata Dewa Bronto,” tambah Marsudi.

Selain membeli batik dengan pewarna alam yang ramah lingkungan untuk oleh-oleh, wisatawan bisa juga praktik membatik di Kampung Wisata Dewa Bronto.

Untuk menikmati atraksi wisata, silakan datang pada 22-23 April 2017. Di Dewa Bronto akan digelar upacara adat Merti Tumpeng Robyong. Prosesi-nya digelar di Kali Code. “Di situ akan kami adakan atraksi budaya berdoa di tengah kali untuk mensyukuri nikmat dan rahmat Tuhan bagi Kampung kami. Kami juga berdoa meminta agar dijauhkan dari marabahaya, dari bencana alam dan lainnya,” tegas Marsudi.

Selama kegiatan, ada kirab budaya yang diikuti seluruh RW di kelurahan Brontokusuman. Lalu diakhiri dengan Kenduri Agung yang diikuti seluruh warga di bantaran Sungai Code. Menpar Arief Yahya mengaku senang dengan content kreatif di setiap desa wisata itu. “Modal utama homestay dan desa wisata adalah kreativitas,” jelas Menteri Arief Yahya.(rel)

 

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/