TANGERANG, SUMUTPOS.CO – Indonesia Incorporated yang terus disuarakan Menpar Arief Yahya, terus menggelinding bak bola salju. Lagi-lagi Kementerian Perhubungan dan PT Angkasa Pura (AP) II berkolaborasi mengembangkan teknologi digital, sebagai basis pelayananan di bandara. Ujungnya, menaikkan level services kepada customers-nya yang juga wisatawan.
“Jika dianalogikan, bandara itu adalah muka atau gerbang kemajuan suatu negara. Saat ini, pertumbuhan bandara mencapai 12 persen. Ini merupakan pertumbuhan paling besar di atas moda transportasi lainnya. Untuk melompat lebih tinggi lagi, tak ada cara lain, kecuali dengan digital,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, saat seminar Kebangkitan Bandara Digital Indonesia di Auditorium 1, Kantor AP II di Kawasan Bandara Soekarno Hatta, Sabtu (20/5).
Tak hanya pemerintah yang berlari kencang untuk bertransformasi ke ‘Go Digital’. Para pelaku bisnis, komunitas dan media (Pentahelix), juga didorong bersinergi menggabungkan kekuatan. Misinya, mendorong Air Connectivity Indonesia agar semakin tinggi levelnya.
“Saya mengapresiasi yang dilakukan AP II dan seluruh stakeholder. Saya yakin temen-teman bisa lebih dekat dengan digital. Ketika Digital bagus, art-nya juga bagus, layanan disupport dengan digital, pasti akan diapresiasi masyarakat dan wisatawan dunia. Karena saat pertama kali landing, yang mereka pegang adalah ponsel, lalu cari tahu apa saja fasilitas airport, setelah itu baru melihat fisiknya,” ujar Budi Karya.
Lantas apa pentingnya Go Digital? Budi Karya menjelaskan, untuk memajukan itu harus ditunjang dengan digital. Bagaimana bisa mengelola 100 juta orang jika tanpa digital.
“Jika kita advanced seperti Jepang, China dan Amerika mudah-mudahan peringkat SHIA yang berada di posisi ke-44 saat ini, tahun depan akan menjadi peringkat 30, lalu tahun depannya lagi bisa naik ke-15. Sehingga kualitas pelayanan memiliki standard international. Kita tidak boleh mengkotakkan digital saja, airport dan digital itu adalah kesatuan, pelayanan dan kepuasan, ” ujar Menhub Budi Karya.
Direktur Utama Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaludin, mengatakan memang tengah dalam proses mewujudkan visi “the best smart connected airport operator in the region.” Dia ingin semua bandara yang berada di bawah management-nya, lebih efisien, menghilangkan potensi kehilangan pendapatan, serta menciptakan pendapatan dari lini baru.
“Konsep ini dapat memastikan tingkat pelayanan tetap terjaga di seluruh fasilitas terminal yang bertujuan pada kepuasan bagi maskapai dan penumpang pesawat,” ujar Awaluddin.
Dalam bertransformasi digital, AP II melakukan unsur 3 hal yaitu pengalaman pelanggan (customer experience), efektifitas dan efisiensi sistem operasi, dan model bisnis. Dalam realisasinya, AP II membangun aplikasi Indonesia Airports untuk menciptakan customer experience yang baik. Fungsi dari aplikasi tersebut mempermudah dan membantu pelanggan di setiap passenger journey (pre-journey, on journey, post-journey).
“Kami berharap dengan adanya Aplikasi tersebut, dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem operasi. Tidak hanya itu, AP II juga membangun aplikasi i-Perform yang digunakan oleh seluruh karyawan AP2 sebagai basis pengoperasian bandara, sehingga banyak bisnis proses yang menjadi lebih mudah dan cepat. Selanjutnya dengan pemanfaatan teknologi digital, AP2 berupaya menciptakan bisnis model baru yang nantinya akan menjadi portofolio bisnis korporasi, seperti ICT content, big data, dan bisnis baru lainnya,” ujar Mantan Direktur PT Telkom itu yang asli Palembang ini.
Menpar Arief Yahya lagi-lagi mengacungi jempol buat proyeksi besar yang disusun Angkasa Pura II hingga 2019 mendatang. Angka proyeksinya sudah matching dengan proyeksi Kemenpar dalam mendapatkan jumlah wisman yang masuk ke bandara-bandara yang berada di bawah wilayah operasional AP-II.
“Bagi kami, Airport adalah untuk sangat penting dalam air connectivity. Karena hal ini dimasukkan dalam prioritas nomor 2 setelah Go Digital. Dalam pengembangan destinasi itu mengenal rumus 3A, yakni Atraksi, Akses dan Amenita. Lalu dalam Akses Udara, atau air connectivity itu juga mengandung 3A, yakni Airlines, Airports, dan Authority (Air Navigation dan Kemenhub,” ungkap Arief Yahya.
Khusus di Airport itulah, Menpar Arief berharap agar semua bandara tempat masukkan wisatawan mancanegara itu menaikkan level service of excellent-nya. Arief Yahya setuju dengan Menhub Budi Karya, bahwa airport adalah first impression. “Bandara itu membangun kesan pertama. Semua orang tahu, kesan pertama itu harus menggoda! Selanjutnya: harus sangat hebat dengan menggunakan global standart,” ungkap dia. (Rel)