27 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Segelintir Oknum dari Desa Pematang Setrak Ingin Gabung Desa Liberia

Foto: SURYA/SUMUT POS
TOLAK BERGABUNG: Sejumlah Warga Dusun V Desa Pematang Setrak mendatangi Kantor Kepala Desa. Masa menyatakan untuk tetap bergabung bersama Desa Pematang Setrak, Senin (29/5).

SUMUTPOS.CO – Berdalih letak desanya terisolir, segelintir oknum dari Dusun V Desa Pematang Setrak Kecamatan Teluk Mengkudu membuat surat pernyataan. Isinya, ingin bergabung dengan desa tetangga. Yaitu, Desa Liberia.

Pernyataan itu sontak membuat sebagian besar warga Desa Pematang Setrak resah. Mereka pun membentuk kelompok massa dan mendatangi kantor kepala desa.

Massa yang mengatasnamakan Masyarakat Pendukung Desa Pematang Setrak menolak bergabung dengan Desa Liberia.

“Kami Masyarakat Pendukung Desa Pematang Setrak menolak untuk bergabung dengan Desa Liberia. Kami minta kepada seluruh warga, khususnya Dusun V agar menjaga kondusifitas, keamanan dan ketertiban. Sehingga, aktifitas sehari-hari warga berjalan lancar,” Tutur Sutrisno (48) mewakili warga Dusun V dalam rapat musyawarah yang dihadiri perangkat desa dan unsur Muspika Teluk mengkudu Senin (29/5) siang.

Menurut Sutrisno, tidak semua warga di dusun mereka yang berjumlah 198 KK tersebut menginginkan bergabung dengan Desa Liberia. Namun, hanya segelintir oknum saja yang menginginkannya.

“Hanya segelintir orang saja itu,” sambungnya seraya menyerahkan surat dukungan pernyataan beberapa warga yang ingin tetap bergabung di Desa Pematang Setrak kepada Kepala Desa Suprapto.

Takut terjadi hal-hal yang tidak diingakan, pihak Muspika setempat langsung menggelar mediasi di Kantor Desa Pematang Setrak. Saat itu, Kepala Desa Pematang Setrak Suprapto membantah keras wilayahnya yang dipimpinnya terisolir.

Sebab, 2016 lalu di Dusun V tersebut telah dibangun sejumlah sarana infrastruktur pembangunan. Seperti, Pos Kamling, Posyandu, dan jalan rabat beton yang hanya menyisakan sekitar 50 meter lagi belum dikerjakan.

“Mengingat, karena anggaran Dana Desa (DD) terbatas. Maka, kita membangun sesuai dengan hasil usulan pada Musrenbangdes dan pembangunannya memang menjadi skala prioritas,” terang Suprapto.

Jadi menurut Suprapto, adanya pernyataan warga di sebuah media online beberapa waktu lalu yang menyebut Dusun V Desa Pematang Setrak merasa terisolir tidak benar. “Pernyataan itu cendrung tendensius,” sambungnya.

Sementara, anggota DPRD Sergai dari Fraksi PPP asal Desa Pematang Setrak, Hari Ananda SPd angkat bicara mengenai persoalan ini. Hari mengatakan, soal pemekaran Desa telah diatur dalam Perbup. Namun, berdasarkan musyawarah bersama di desa induk.

“Namun prosesnya tidak seperti yang dilakukan oleh oknum yang menginginkan penggabungan seperti yang telah difasilitasi oleh Desa Liberia kemarin. Kalau seperti itu, inkonstitusional. Ini tugas saya sebagai wakil rakyat untuk menjelaskan, sekaligus nantinya akan mempertanyakan kepada pemerintah melalui hak interpelasi atau hak angket,” terang Hari.

Ia berharap, wacana yang dapat mengganggu situasi dan kondisi yang tidak kondusif ini segera dihentikan. Sebab, tidak memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat Desa Pematang Setrak.(sur/ala)

 

 

Foto: SURYA/SUMUT POS
TOLAK BERGABUNG: Sejumlah Warga Dusun V Desa Pematang Setrak mendatangi Kantor Kepala Desa. Masa menyatakan untuk tetap bergabung bersama Desa Pematang Setrak, Senin (29/5).

SUMUTPOS.CO – Berdalih letak desanya terisolir, segelintir oknum dari Dusun V Desa Pematang Setrak Kecamatan Teluk Mengkudu membuat surat pernyataan. Isinya, ingin bergabung dengan desa tetangga. Yaitu, Desa Liberia.

Pernyataan itu sontak membuat sebagian besar warga Desa Pematang Setrak resah. Mereka pun membentuk kelompok massa dan mendatangi kantor kepala desa.

Massa yang mengatasnamakan Masyarakat Pendukung Desa Pematang Setrak menolak bergabung dengan Desa Liberia.

“Kami Masyarakat Pendukung Desa Pematang Setrak menolak untuk bergabung dengan Desa Liberia. Kami minta kepada seluruh warga, khususnya Dusun V agar menjaga kondusifitas, keamanan dan ketertiban. Sehingga, aktifitas sehari-hari warga berjalan lancar,” Tutur Sutrisno (48) mewakili warga Dusun V dalam rapat musyawarah yang dihadiri perangkat desa dan unsur Muspika Teluk mengkudu Senin (29/5) siang.

Menurut Sutrisno, tidak semua warga di dusun mereka yang berjumlah 198 KK tersebut menginginkan bergabung dengan Desa Liberia. Namun, hanya segelintir oknum saja yang menginginkannya.

“Hanya segelintir orang saja itu,” sambungnya seraya menyerahkan surat dukungan pernyataan beberapa warga yang ingin tetap bergabung di Desa Pematang Setrak kepada Kepala Desa Suprapto.

Takut terjadi hal-hal yang tidak diingakan, pihak Muspika setempat langsung menggelar mediasi di Kantor Desa Pematang Setrak. Saat itu, Kepala Desa Pematang Setrak Suprapto membantah keras wilayahnya yang dipimpinnya terisolir.

Sebab, 2016 lalu di Dusun V tersebut telah dibangun sejumlah sarana infrastruktur pembangunan. Seperti, Pos Kamling, Posyandu, dan jalan rabat beton yang hanya menyisakan sekitar 50 meter lagi belum dikerjakan.

“Mengingat, karena anggaran Dana Desa (DD) terbatas. Maka, kita membangun sesuai dengan hasil usulan pada Musrenbangdes dan pembangunannya memang menjadi skala prioritas,” terang Suprapto.

Jadi menurut Suprapto, adanya pernyataan warga di sebuah media online beberapa waktu lalu yang menyebut Dusun V Desa Pematang Setrak merasa terisolir tidak benar. “Pernyataan itu cendrung tendensius,” sambungnya.

Sementara, anggota DPRD Sergai dari Fraksi PPP asal Desa Pematang Setrak, Hari Ananda SPd angkat bicara mengenai persoalan ini. Hari mengatakan, soal pemekaran Desa telah diatur dalam Perbup. Namun, berdasarkan musyawarah bersama di desa induk.

“Namun prosesnya tidak seperti yang dilakukan oleh oknum yang menginginkan penggabungan seperti yang telah difasilitasi oleh Desa Liberia kemarin. Kalau seperti itu, inkonstitusional. Ini tugas saya sebagai wakil rakyat untuk menjelaskan, sekaligus nantinya akan mempertanyakan kepada pemerintah melalui hak interpelasi atau hak angket,” terang Hari.

Ia berharap, wacana yang dapat mengganggu situasi dan kondisi yang tidak kondusif ini segera dihentikan. Sebab, tidak memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat Desa Pematang Setrak.(sur/ala)

 

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/