DENPASAR, SUMUTPOS.CO – Anda kangen dengan Festival Layang-Layang di Bali? Jangan khawatir, sebentar lagi Pitik Kite Festival ke-7 akan digelar 1-2 Juli 2017, di Carik Abasan Sari Banjar Pitik Pedungan, Denpasar, Bali.
Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan, festival Layang-Layang ini merupakan salah satu event besar yang sangat menarik karena memiliki keunikan budaya yang sama seperti Festival Kesenian Bali.
Festival ini memiliki beragam tanggal pelaksanaan dan untuk acara utamanya dilaksanakan di sepanjang pantai timur Padanggalak, bagian utara Sanur, Badung dan digelar setiap tahun antara bulan Juli dan Oktober terutama saat awal musim mulai berangin.
“Lomba layangan merupakan bentuk sebuah kreativitas dan membutuhkan rasa kebersamaan dan kekompakan. Dan kegiatan seperti ini memang harus terus dikembangkan dan dipertahankan sebagai suatu wadah dalam bentuk penguatakan kebudayaan itu sendiri, terutama menari wisatawan mancanegara,” kata Walikota Dharmawijaya Mantra.
Lebih lanjut Dharmawijaya Mantra mengatakan, festival ini diselenggarakan oleh Setia Remaja Pedungan dan menargetkan jumlah peserta sebanyak 1.000 layang-layang se-Bali, dengan kategori lomba anak-anak dan dewasa.
Kata dia, target 1000 sekaa layang-layang se-Bali, dan layangan yang dilombakan terdiri dari berbagai jenis kategori seperti lomba layangan bebean kategori anak-anak, dewasa dan big size, lomba Layang-Layang janggan dan janggan buntut, pecukan dan kreasi. Selain itu, digelar juga lomba fotografi.
“Kami berharap dari kegiatan ini dapat melahirkan generasi yang kreatif dalam menciptakan karya layangan serta yang terpenting dapat melestarikan seni dan budaya yang kita miliki,” tambah I Putu Adi Purnama Putra, Ketua Panitia Pitik Kite Festival ini.
Adi menambahkan, Layang-Layang tradisional Bali memiliki ukuran raksasa dan telah berkembang selama bertahun-tahun, luasnya sekitar 4 meter dan panjangnya 10 meter. Salah satu jenis layang-layang yaitu “janggan” memiliki ekor pita yang mengagumkan dan memiliki panjang mencapai 100 meter atau lebih.
Selain ukuran yang tidak biasa, layang-layang di Bali juga dilengkapi dengan instrumen suara berbentuk getaran pada tali busurnya yang disebut “Guwang” yang akan menghasilkan dengungan suara yang dapat didengar dari kejauhan.
“Juga ada layang-layang dengan bentuk 3D dan desain tertentu misalnya bentuk Dewa Hindu, kendaraan seperti mobil dan motor, maskot serta sponsor. Selama event berlangsung terdapat iringan gamelan untuk menambah semangat festival terutama saat layang-layang dinaikkan dan saat turun,” tambah Adi.