MEDAN, SUMUTPOS.CO -Instalasi Pelayanan Eksekutif Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik mulai beroperasi, Jumat (7/7) siang. Namun, Instalasi yang bertempat di gedung Paviliun itu, baru memiliki 4 Poliklinik, yakni Poliklinik Kecantikan, Poliklinik Bedah, Poliklinik Obgin dan Poliklinik Penyakit Dalam.
Untuk 16 Poliklinik lainnya, ditargetkan mulai bisa beroperasi di akhir Juli 2017. Sementara untuk rawat inap, rencananya berada di lantai 4-8 dengan kapasitas 100 lebih tempat tidur, masih terkendala pasokan listrik.
“Kemarin kita diskusi tentang kesiapan MEA di dalam pelayanan Kesehatan. Ternyata posisi kita, ibarat sepak bola, posisi bertahan. Kalau di era MEA kita bertahan, kita akan kalah. Banyak pasien kita menengah ke atas pergi berobat ke Negara sebelah. Tidak ada cara lain, kita menguatkan di dalam. Dengan hadirnya Instalasi Eksekutif ini, mudah-mudahan RSUP H Adam Malik bisa merubah posisi itu menjadi menyerang. Artinya, mencegah berobat ke luar negeri ,” harap Ketua Dewan Pengawas RSUP H Adam Malik, dr Siswanto.
Disebut Siswanto, sebagai Rumah Sakit Kelas A dan Badan Layanan Umum (BLU), tentunya pengembangan Rumah Sakit H Adam Malik dengan membuka Instalasi Paviliun Pelayanan Eksekutif menjadi sangat penting. Selain untuk persaingan di era MEA, juga untuk dapat menahan masyarakat, khususnya yang menengah ke atas, agar tidak berobat ke luar negeri. Bahkan, kalau bisa menarik pasien dari luar negeri.
“Tentunya kita akan bina secara terus menerus. Dimulai dulu dengan Poliklinik ekskutif. Nanti ke depan, kemudian juga rawat inap eksekutif. Ini Rumah Sakit vertikal milik Pemerintah yang juga BLU. Di sisi lain tujuannya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,” tegas Siswanto.
Direktur Utama RSUP H Adam Malik dr Bambang Prabowo optimis akan membuat masyarakat menengah ke atas akan mulai berpikir untuk berbobat ke luar negeri, setelah melihat ruang dan pelayanan di Instalasi Ekssekutif RSUP H Adam Malik.
Terlebih, jika pasien dapat memilih Dokter. Bahkan, berbagai inovasi akan dibuat di Instalasi itu, di antaranya cafe, seperti Rumah Sakit di luar negeri.”Saya tegaskan, kemampuan Dokter di Indonesia, dalam hal ini di Medan, tidak kalah. Mereka juga sering pelatihan dan workshop di luar negeri,” ujar Bambang.
Kepala Instalasi Eksekutif dr Qodri Fauzi Tanjung mengatakan, saat ini baru pasien umum, asuransi umum dan inhealth yang dapat dilayani di Instalasi Eksekutif. Untuk pasien BPJS mandiri, masih menunggu visitasi dari Kementerian Kesehatan.
Namun, Qodri menyebut direncanakan pada akhir Juli 2017, Kementerian Kesehatan akan memberikan visitasi.
“Karena untuk BPJS Mandiri, harus ada izin dari Kementerian Kesehatan,” kata Qodri.
Disinggung soal pelayanan, lanjutnya, semua semua pelayanan dilakukan di gedung Paviliun. Hanya untuk Radiologi dan Laboratorium saja, bila dibutuhkan, memakai yang sebelumnya memang sudah ada di RSUP H Adam Malik. (ain/ila)