SURABAYA – I Made “Lolik” Sudiadnyana pantas disebut sebagai legenda hidup bola basket nasional. Dalam usianya yang menjelang 41 tahun, Power Forward Garuda Flexi Bandung itu mencatat sejarah sebagai peraih gelar Most Valuable Player (MVP) musim perdana NBL Indonesia.
Dengan gelar ini, Lolik menjadi pemain yang berhasil memboyong gelar MVP di tiga kasta tertinggi basket Indonesia. Antara lain Kobatama, IBL, dan NBL. MVP tahun ini membuat Lolik mengoleksi sembilan penghargaan. Namun uniknya, Lolik tidak pernah mengingat kapan saja gelar MVP dia dapatkan. “Saya lupa tahunnya. Pialanya banyak di rumah. Tersebar di Solo dan juga Bali,” ujarnya.
Pemain kelahiran Singaraja tersebut mendapatkan MVP saat bermain di Bimasakti Nikko Steel Malang periode 1991-1997 dan Bhinneka Solo era 1997-2008. Meski sudah kenyang dengan berbagai macam penghargaan, MVP tahun ini bagi Lolik adalah yang terspesial. “Baru kali ini dapat mobil. Biasanya dapat plakat dan simbol penghargaan saja. Paling juga ditambah uang Rp 2,5 juta,” tuturnya lantas terbahak. Memang dengan MVP ini, Lolik berhak membawa pulang sebuah mobil All-New Chevrolet Spark.
Commissioner NBL Azrul Ananda mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan verifikasi dengan ketat, detail, dan berulang kali dalam menentukan MVP. Lolik terpilih karena efisiensi ratingnya paling bagus dari semua pemain. Selain itu, Lolik juga dipilih sebagai pemian terbaik oleh pelatih lawan dalam banyak pertandingan.
“Lolik adalah salah satu aset berharga, baik bagi tim, maupun bagi liga ini. Pada usia yang melewati 40 tahun, penampilannya tetap luar biasa,” kata Azrul. “Dia layak menerima atas kerja keras yang ditunjukkan selama ini. Semoga memberi inspirasi bagi pemain-pemain yang lebih muda untuk terus mencoba mengembangkan diri,” imbuhnya.
Asisten Pelatih Garuda A.F Rinaldo mengatakan sangat bangga dengan pencapaian Lolik. Menurut dia, pemain 188 cm tersebut adalah motor yang bisa membangkitkan semangat tim. Dia ngotot dan tidak mau kalah dengan pemain muda. Penampilan yang total dalam tiap pertandingan membuat grafik permainan Garuda terus meningkat sejak seri III hingga V. “Dia memang susah berkomunikasi di lapangan. Namun penampilan all out nya pada setiap pertandingan membuat pemian lain terinspirasi,” kata Inal panggilan AF Rinaldo.
Marketing dan PR Director PT General Motors Indonesia Debora Amelia Santoso menuturkan Lolik memiliki karakter yang sangat tangguh. Dia tidak takut untuk maju dan menghadapi lawan sekuat apapun. “Lolik adalah living legend bakset Indonesia,” ujarnya.
Pujian juga datang dari pelatih Muba Hangtuah IM Sumatera Selatan Nathaniel Canson. Pelatih asal Amerika Serikat kelahiran Filipina itu mengatakan bahwa Lolik pantas menerima gelar MVP. Sebab suami Ratna Wijaya tersebut tidak pernah bermain 100 persen.
“Tetapi 105 persen, bahkan 110 persen. Untuk pemian berusia lebih dari 40 tahun hal ini luar biasa. Lolik berhak menjadi MVP karena dia sangat fokus dan selalu ingin menang,” kata Nath, panggilan Nathaniel Canson. “Tetapi memamg ada sisi buruknya. Artinya perkembangan pemian muda stagnan. Namun demikian Lolik adalah contoh yang sangat bagus,” imbuhnya. (nur/jpnn)