SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Bupati Simalungun JR Saragih terus menjalin kerjasama dengan TNI AD. Kali ini melalui Diklat Bintalfisdis Siswa-siswi SMA/SMK Plus Kesehatan Efarina tahun pengajaran 2017/2018. Diklat tersebut juga menjadi bagian dari peran TNI AD untuk menguatkan pendidikan di Sumatera Utara, khususnya di Kabupaten Simalungun.
“Kita berharap peserta didik sudah siap mental dan fisik. Diklat ini mempunyai arti dan nilai yang penting yang memiliki kerjasama TNI dengan pendidikan, sehingga bisa memberikan sumber yang berarti dalam menghasilkan sumber daya manusia serta bentuk kesiapan belajar negara serta disiplin dalam membentuk karakter manusia yang lebih baik,” kata Kepala Bagian Pelatihan Rindam I/BB Kolonel Inf. Waston Purba, beberapa hari lalu.
Dia juga menegaskan, pendidikan ini memiliki tiga sasaran yang ingin dicapai. Pertama, untuk peningkatan kualitas bidang mental otomatis terbentuk sikap dan perilaku generasi muda hingga keberanian serta penampilan prima. Kedua, untuk meningkatkan jasmani. Dan ketiga, pembentukan disiplin agar peserta bisa memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.
“Dengan tekad yang kuat bisa melakukan dengan baik, awalnya terasa berat namun proses alamiah akan menjadi hal yang terbiasa dalam melakukan kehidupan sehari-hari,” bebernya lagi.
Selanjutnya, pihaknya juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Bupati Simalungun JR Saragih yang memberikan kepercayaan untuk melatih siswa-siswi SMA/SMK Plus Kesehatan Efarina di Rindam sehingga kerjasama ini terus berlangsung dengan baik.
Bupati Simalungun JR Saragih mengatakan, dengan adanya kerjasama pendidikan dengan TNI AD bermaksud kan untuk mempersiapkan anak-anak muda Indonesia agar mampu menghadapi segala tantangan dalam meraih cita-cita. “Di sini ada 200 peserta, di mana pelaksanaan ini dilakukan setiap tahun, selama di Rindam mereka akan menjalankan pendidikan selama dua minggu,” paparnya.
Pemilik nama asli Jopinus Ramli Saragih ini meminta agar seluruh siswa-siswi tersebut memiliki kasih sayang yang tinggi meskipun semua siswa-siswi berasal dari beragam suku dan budaya serta agama yang berbeda. “Biarpun berbeda-beda, tapi harus memiliki rasa saling menyayangi karena semuanya adalah satu saudara dan satu keluarga, maka jadikan pengalaman yang berharga buat keluarga dan diri sendiri,” tutupnya. (osi/adz)