28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Kapoldasu Baru Diminta Unjuk Gigi

Kapoldasu Irjen Pol Paulus Waterpauw saat berkunjung ke Makodam I BB.
Kapoldasu Irjen Pol Paulus Waterpauw saat berkunjung ke Makodam I BB.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masuknya 1 ton sabu-sabu asal Tiongkok yang terungkap di Banten, Kamis (13/7) dini hari lalu, membuktikan penyelundupan via laut dari luarnegeri masih terjadi. Sumut dengan garis pantai yang cukup luas, menjadi lokasi potensial untuk melakukan penyelundupan serupa.

Bukan tidak mungkin, yang tertangkap di Serang, Banten punya jaringan juga menyelundupkan ke Sumut melalui pelabuhan kecil yang ada di sepanjang Pantai Timur Sumut. Lembaga nonpemerintah Gerakan Anti Narkotika (Granat) Sumut menilai, kasus penyelundupan via pelabuhan kecil sudah barang tentu hal lumrah. Menurut catatan mereka, banyak dari sejumlah pengungkapan narkotika jaringan internasional masuknya dari pantai Timur.

“Jadi memang penyelundupan narkoba dari pelabuhan kecil sudah biasa. Pantai Timur Pulau Sumatera memiliki garis pantai yang panjang. Pertanyaannya, apakah memang penyelundupan narkoba melalui laut masuk ke Sumut sudah benar-benar reda? Bila melihat pengungkapan yang dilakukan aparat gabungan kemarin, saya bisa menilai belum,” kata Ketua Granat Sumut, Hamdani Harahap, diwawancari Sumut Pos, Jumat (14/7).

Hamdani menyebut, Kapoldasu Irjen Pol Paulus Waterpauw diminta untuk segera unjuk gigi. Apalagi seperti yang dia terangkan narkoba dan terorisme menjadi atensinya. “Kita lihat dulu baju Pak Kapolda, apakah hanya memberantas terorisme saja atau narkoba. Tapi semoga dua-duanya. Sumut dengan pantai Timur-nya luas menjadi sasaran empuk penyelundupan narkoba. Dari Aceh pun juga, jadi harus serius memberantas narkoba,” katanya.

Melihat besarnya sabu-sabu yang berusaha diselundupkan dari Tiongkok oleh warga negara Tirai Bambu itu, menjadi bukti geliat bisnis narkotika masih subur. Dia menuding, bukan tidak mungkin ada satu-satu oknum aparat yang disinyalir menjadi beking untuk menyelundupkannya.

“Kepada petugas yang berhasil mengungkap kita berikan apresiasi setinggi mungkin. Namun, harus juga diantisipasi dan diungkap jaringan-jaringan lainnya. Pasti dan saya merasa masih ada,” pungkas Hamdani.

Kapoldasu Irjen Pol Paulus Waterpauw saat berkunjung ke Makodam I BB.
Kapoldasu Irjen Pol Paulus Waterpauw saat berkunjung ke Makodam I BB.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masuknya 1 ton sabu-sabu asal Tiongkok yang terungkap di Banten, Kamis (13/7) dini hari lalu, membuktikan penyelundupan via laut dari luarnegeri masih terjadi. Sumut dengan garis pantai yang cukup luas, menjadi lokasi potensial untuk melakukan penyelundupan serupa.

Bukan tidak mungkin, yang tertangkap di Serang, Banten punya jaringan juga menyelundupkan ke Sumut melalui pelabuhan kecil yang ada di sepanjang Pantai Timur Sumut. Lembaga nonpemerintah Gerakan Anti Narkotika (Granat) Sumut menilai, kasus penyelundupan via pelabuhan kecil sudah barang tentu hal lumrah. Menurut catatan mereka, banyak dari sejumlah pengungkapan narkotika jaringan internasional masuknya dari pantai Timur.

“Jadi memang penyelundupan narkoba dari pelabuhan kecil sudah biasa. Pantai Timur Pulau Sumatera memiliki garis pantai yang panjang. Pertanyaannya, apakah memang penyelundupan narkoba melalui laut masuk ke Sumut sudah benar-benar reda? Bila melihat pengungkapan yang dilakukan aparat gabungan kemarin, saya bisa menilai belum,” kata Ketua Granat Sumut, Hamdani Harahap, diwawancari Sumut Pos, Jumat (14/7).

Hamdani menyebut, Kapoldasu Irjen Pol Paulus Waterpauw diminta untuk segera unjuk gigi. Apalagi seperti yang dia terangkan narkoba dan terorisme menjadi atensinya. “Kita lihat dulu baju Pak Kapolda, apakah hanya memberantas terorisme saja atau narkoba. Tapi semoga dua-duanya. Sumut dengan pantai Timur-nya luas menjadi sasaran empuk penyelundupan narkoba. Dari Aceh pun juga, jadi harus serius memberantas narkoba,” katanya.

Melihat besarnya sabu-sabu yang berusaha diselundupkan dari Tiongkok oleh warga negara Tirai Bambu itu, menjadi bukti geliat bisnis narkotika masih subur. Dia menuding, bukan tidak mungkin ada satu-satu oknum aparat yang disinyalir menjadi beking untuk menyelundupkannya.

“Kepada petugas yang berhasil mengungkap kita berikan apresiasi setinggi mungkin. Namun, harus juga diantisipasi dan diungkap jaringan-jaringan lainnya. Pasti dan saya merasa masih ada,” pungkas Hamdani.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/