28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Tambang Emas Martabe Kirim Empat Jurnalis Sumut Kunjungi Tambang Emas di Sulut

Foto: Corcom Martabe
Rombongan studi banding jurnalis Sumatera Utara dan PT Agincourt Resources berfoto bersama di depan gerbang proyek tambang emas Toka Tindung, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO –  PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe memberangkatkan empat jurnalis dari Sumatera Utara untuk melakukan kunjungan studi banding ke dua proyek tambang emas di Sulawesi Utara pada 21-22 Agustus 2017. Kunjungan pertama dilakukan ke proyek Tambang Emas Toka Tindung PT Meares Soputan Mining di Kabupaten Minahasa Utara. Sedangkan kunjungan kedua dilakukan di lahan reklamasi bekas tambang PT Newmont Minahasa Raya di Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara.

Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources, Katarina Siburian Hardono menyatakan studi banding ini merupakan salah satu bentuk apresiasi Tambang Emas Martabe bagi para jurnalis yang telah berpartisipasi dan memenangkan kompetisi karya jurnalistik Tambang Emas Martabe 2017 yang digelar pada Juni 2017 lalu.

“Program studi banding ini merupakan bentuk apresiasi bagi para pemenang kompetisi  karya jurnalistik Tambang Emas Martabe dan menjadi bagian dari perwujudan komitmen Tambang Emas Martabe dalam meningkatkan kapasitas dan pemahaman para jurnalis di Sumatera Utara pada industri pertambangan di Indonesia,” kata Katarina.

Menurut Katarina, para jurnalis diberi kesempatan untuk melihat secara langsung kegiatan operasional dan penambangan berkelanjutan di Toka Tindung yang memiliki skala produksi hampir sama dengan Tambang Emas Martabe. Selain itu, para jurnalis juga mendapatkan kesempatan mengunjungi lahan bekas tambang emas PT Newmont Minahasa Raya yang saat ini telah direklamasi dan telah didisain menjadi kawasan wisata Kebun Raya. “Lahan bekas tambang Newmont ini merupakan lahan bekas tambang yang dijadikan kawasan wisata Kebun Raya yang pertama kali di dunia,” kata Katarina.

Dengan melihat secara langsung bagaimana proses sebuah bekas lahan tambang dijadikan kawasan wisata Kebun Raya, menurut Katarina, para jurnalis diharapkan bisa mendapatkan wawasan serta pemahaman terkait proses paska tambang secara lebih komprehensif.

Sementara itu Ikhwan Nasution, harian Medan Bisnis dari Padangsidimpuan, Sumatera Utara mengaku sangat senang dengan kesempatan mengunjungi tambang emas lain di luar Pulau Sumatera. Menurut Ikhwan, yang berhasil meraih juara pertama dalam Kompetisi Jurnalistik Tambang Emas Martabe 2017 ini, dengan melihat tambang lain selain Tambang Emas Martabe, akan menjadi inspirasi bagi semua pihak bahwa tambang memiliki nilai positif bagi kemajuan daerah tempat tambang itu berada.

“Demikian juga proses paska tambang, agar kiranya menjadi perhatian perusahaan dan pemerintah dalam melakukan reklamasi yang berkelanjutan dan bernilai ekonomis bagi masyarakat sekitar, seperti yang dilakukan Newmont di Ratatotok,” kata Ikhwan.

Foto: Corcom Martabe
Rombongan studi banding jurnalis Sumatera Utara dan PT Agincourt Resources sedang mendengarkan penjelasan dari Kepala Teknik Tambang (KTT) Toka Tindung Gold Project, Agung Praptono di lokasi tailing storage facility (TSF).

Arifin Al Alamudi, jurnalis Tribun Medan, salah satu peserta studi banding mengaku, sebagai jurnalis wawasannya tentang industri pertambangan semakin bertambah setelah mengunjungi kedua lokasi penambangan, “Terutama dalam hal pengelolaan tambang emas yang masih aktif dan paska tambang,” kata Arifin yang menyabet juara dua Kompetisi Karya Jurnalistik Tambang Emas Martabe 2017.

Arifin mengungkapkan, hal yang paling berkesan adalah bagaimana dia melihat keseriusan PT Newmont Minahasa Raya mereklamasi lahan bekas tambangnya menjadi Kebun Raya seluas 221 hektare. “Ini layak ditiru Tambang Emas Martabe,” kata dia. Selain menambah pengetahuan, kata Arifin, studi banding ini juga mengubah stigma terkait tambang yang ‘identik’ dengan perusakan lingkungan. Menurutnya, apa yang dilakukan tambang emas Toka Tindung dan PT Newmont Minahasa Raya adalah bukti lain bahwa tambang ternyata sangat peduli terhadap lingkungan dan masyarakat yang hidup di desa lingkar tambang.

“Bagi saya pribadi, ini menambah ketertarikan saya terhadap peliputan di sektor tambang. Bagi Tambang Emas Martabe, semoga studi banding ini bisa menjadi referensi untuk bisa berproduksi lebih baik, mengelola lingkungan yang lebih baik, dan memberi manfaat lebih besar kepada warga desa lingkar tambang. Terima kasih Tambang Emas Martabe,” tegasnya. (rel/mea)

Foto: Corcom Martabe
Rombongan studi banding jurnalis Sumatera Utara dan PT Agincourt Resources berfoto bersama di depan gerbang proyek tambang emas Toka Tindung, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO –  PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe memberangkatkan empat jurnalis dari Sumatera Utara untuk melakukan kunjungan studi banding ke dua proyek tambang emas di Sulawesi Utara pada 21-22 Agustus 2017. Kunjungan pertama dilakukan ke proyek Tambang Emas Toka Tindung PT Meares Soputan Mining di Kabupaten Minahasa Utara. Sedangkan kunjungan kedua dilakukan di lahan reklamasi bekas tambang PT Newmont Minahasa Raya di Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara.

Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources, Katarina Siburian Hardono menyatakan studi banding ini merupakan salah satu bentuk apresiasi Tambang Emas Martabe bagi para jurnalis yang telah berpartisipasi dan memenangkan kompetisi karya jurnalistik Tambang Emas Martabe 2017 yang digelar pada Juni 2017 lalu.

“Program studi banding ini merupakan bentuk apresiasi bagi para pemenang kompetisi  karya jurnalistik Tambang Emas Martabe dan menjadi bagian dari perwujudan komitmen Tambang Emas Martabe dalam meningkatkan kapasitas dan pemahaman para jurnalis di Sumatera Utara pada industri pertambangan di Indonesia,” kata Katarina.

Menurut Katarina, para jurnalis diberi kesempatan untuk melihat secara langsung kegiatan operasional dan penambangan berkelanjutan di Toka Tindung yang memiliki skala produksi hampir sama dengan Tambang Emas Martabe. Selain itu, para jurnalis juga mendapatkan kesempatan mengunjungi lahan bekas tambang emas PT Newmont Minahasa Raya yang saat ini telah direklamasi dan telah didisain menjadi kawasan wisata Kebun Raya. “Lahan bekas tambang Newmont ini merupakan lahan bekas tambang yang dijadikan kawasan wisata Kebun Raya yang pertama kali di dunia,” kata Katarina.

Dengan melihat secara langsung bagaimana proses sebuah bekas lahan tambang dijadikan kawasan wisata Kebun Raya, menurut Katarina, para jurnalis diharapkan bisa mendapatkan wawasan serta pemahaman terkait proses paska tambang secara lebih komprehensif.

Sementara itu Ikhwan Nasution, harian Medan Bisnis dari Padangsidimpuan, Sumatera Utara mengaku sangat senang dengan kesempatan mengunjungi tambang emas lain di luar Pulau Sumatera. Menurut Ikhwan, yang berhasil meraih juara pertama dalam Kompetisi Jurnalistik Tambang Emas Martabe 2017 ini, dengan melihat tambang lain selain Tambang Emas Martabe, akan menjadi inspirasi bagi semua pihak bahwa tambang memiliki nilai positif bagi kemajuan daerah tempat tambang itu berada.

“Demikian juga proses paska tambang, agar kiranya menjadi perhatian perusahaan dan pemerintah dalam melakukan reklamasi yang berkelanjutan dan bernilai ekonomis bagi masyarakat sekitar, seperti yang dilakukan Newmont di Ratatotok,” kata Ikhwan.

Foto: Corcom Martabe
Rombongan studi banding jurnalis Sumatera Utara dan PT Agincourt Resources sedang mendengarkan penjelasan dari Kepala Teknik Tambang (KTT) Toka Tindung Gold Project, Agung Praptono di lokasi tailing storage facility (TSF).

Arifin Al Alamudi, jurnalis Tribun Medan, salah satu peserta studi banding mengaku, sebagai jurnalis wawasannya tentang industri pertambangan semakin bertambah setelah mengunjungi kedua lokasi penambangan, “Terutama dalam hal pengelolaan tambang emas yang masih aktif dan paska tambang,” kata Arifin yang menyabet juara dua Kompetisi Karya Jurnalistik Tambang Emas Martabe 2017.

Arifin mengungkapkan, hal yang paling berkesan adalah bagaimana dia melihat keseriusan PT Newmont Minahasa Raya mereklamasi lahan bekas tambangnya menjadi Kebun Raya seluas 221 hektare. “Ini layak ditiru Tambang Emas Martabe,” kata dia. Selain menambah pengetahuan, kata Arifin, studi banding ini juga mengubah stigma terkait tambang yang ‘identik’ dengan perusakan lingkungan. Menurutnya, apa yang dilakukan tambang emas Toka Tindung dan PT Newmont Minahasa Raya adalah bukti lain bahwa tambang ternyata sangat peduli terhadap lingkungan dan masyarakat yang hidup di desa lingkar tambang.

“Bagi saya pribadi, ini menambah ketertarikan saya terhadap peliputan di sektor tambang. Bagi Tambang Emas Martabe, semoga studi banding ini bisa menjadi referensi untuk bisa berproduksi lebih baik, mengelola lingkungan yang lebih baik, dan memberi manfaat lebih besar kepada warga desa lingkar tambang. Terima kasih Tambang Emas Martabe,” tegasnya. (rel/mea)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/