29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Rumah DPR Belawan Digusur, Petugas Dilempari Batu

Foto: Wal/PM
Penggusuran bangunan warga di sepanjang daerah pinggir rel (DPR) Jalan Stasiun, Kec. Medan Belawan, Kamis (14/9). Petugas dilempari batu oleh sejumlah warga.

BELAWAN, SUMUTPOS.COPenggusuran bangunan warga di sepanjang daerah pinggir rel (DPR) Jalan Stasiun, Kec. Medan Belawan, berlangsung ricuh. Petugas dilempari batu oleh sejumlah warga, Kamis (14/9) kemarin.

Awalnya, penertiban 149 unit bangunan menggunakan alat berat dengan dikawal petugas Polres Pelabuhan Belawan, Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) dan dibantu puluhan personil Marinir diwarnai aksi pemblokiran ruas jalan Medan – Belawan.

Warga yang tidak terima, membakar ban sembari berorasi menuding PT KAI tanpa melakukan sosialisasi. Aksi protes ini bubar setelah alat berat (beckho) tiba di lokasi merubuhkan bangunan, hingga membuat warga berlari menuju ke arah rel untuk mencegah kegiatan penertiban.

“Kami manusia, bukan binatang. Jangan seenak kalian saja main gusur tanpa ada sosialisasi,” kata, Erina seorang warga.

Suasana yang tampak memanas, lalu diamankan petugas. Warga pun diminta untuk menjauh dan tidak menghalangi upaya penertiban tersebut. Sekitar pukul 13.00 wib, dari arah permukiman warga sekelompok remaja melempari aparat keamanan dengan batu.

“Hentikan pembongkaran ini, kalau tidak kami bakar,” teriak beberapa remaja dari seberang rel kereta api.

Melihat amukan warga, aparat keamanan pun mengejar. Para remaja yang melempari batu petugas, berhamburan melarikan diri. Setelah situasi aman, alat berat kembali melanjutkan pembongkaran bangunan.

Foto: Wal/PM
Warga membakar triplek-triplek busuk, memprotes aksi penggusuran bangunan di pinggir rel (DPR) Jalan Stasiun, Kec. Medan Belawan, Kamis (14/9).

Warga yang hanya pasrah, akhirnya hanya bisa melihat satu per satu bangunan diratakan alat berat. Sebagian dari mereka ada juga menggerutu dengan kata-kata cacian ditujukan kepada pihak PT KAI.

“Tak ada rasa kemanusian kalian, demi proyek 300 ruko. Kami disuruh pindah, tapi cuma dikasi uang bongkar Rp1,5 juta. Apa itu layak,” ujar seorang wanita raut wajah memerah.

Manager Humas PT KAI (Persero) Divre I Sumut, M Ilud Siregar mengungkapkan, penertiban tahap pertama bangunan di sepanjang pinggir rel Jalan Stasiun, Belawan, karena selama ini warga bermukim di lahan aset milik perusahaan kereta api.

“Penertiban dilakukan karena PT KAI sedang mengembangkan sistem angkutan, dan upaya optimalisasi aset,” katanya.

Menurut, Ilud jumlah seluruh bangunan yang berada di pinggir rel kereta api tersebut sekitar 149 unit, dan diantaranya sebanyak 142 unit telah dikosongkan oleh warga. Sementara, sisanya 7 unit lagi masih dihuni karena mereka menolak digusur.

“Sosialisasi ke warga ada, untuk ganti rugi memang tidak ada karena itu aset PT KAI. Kalau ada warga yang tetap bertahan, kita gusur paksa,” tegas, Ilud.(wal/ras)

Foto: Wal/PM
Penggusuran bangunan warga di sepanjang daerah pinggir rel (DPR) Jalan Stasiun, Kec. Medan Belawan, Kamis (14/9). Petugas dilempari batu oleh sejumlah warga.

BELAWAN, SUMUTPOS.COPenggusuran bangunan warga di sepanjang daerah pinggir rel (DPR) Jalan Stasiun, Kec. Medan Belawan, berlangsung ricuh. Petugas dilempari batu oleh sejumlah warga, Kamis (14/9) kemarin.

Awalnya, penertiban 149 unit bangunan menggunakan alat berat dengan dikawal petugas Polres Pelabuhan Belawan, Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) dan dibantu puluhan personil Marinir diwarnai aksi pemblokiran ruas jalan Medan – Belawan.

Warga yang tidak terima, membakar ban sembari berorasi menuding PT KAI tanpa melakukan sosialisasi. Aksi protes ini bubar setelah alat berat (beckho) tiba di lokasi merubuhkan bangunan, hingga membuat warga berlari menuju ke arah rel untuk mencegah kegiatan penertiban.

“Kami manusia, bukan binatang. Jangan seenak kalian saja main gusur tanpa ada sosialisasi,” kata, Erina seorang warga.

Suasana yang tampak memanas, lalu diamankan petugas. Warga pun diminta untuk menjauh dan tidak menghalangi upaya penertiban tersebut. Sekitar pukul 13.00 wib, dari arah permukiman warga sekelompok remaja melempari aparat keamanan dengan batu.

“Hentikan pembongkaran ini, kalau tidak kami bakar,” teriak beberapa remaja dari seberang rel kereta api.

Melihat amukan warga, aparat keamanan pun mengejar. Para remaja yang melempari batu petugas, berhamburan melarikan diri. Setelah situasi aman, alat berat kembali melanjutkan pembongkaran bangunan.

Foto: Wal/PM
Warga membakar triplek-triplek busuk, memprotes aksi penggusuran bangunan di pinggir rel (DPR) Jalan Stasiun, Kec. Medan Belawan, Kamis (14/9).

Warga yang hanya pasrah, akhirnya hanya bisa melihat satu per satu bangunan diratakan alat berat. Sebagian dari mereka ada juga menggerutu dengan kata-kata cacian ditujukan kepada pihak PT KAI.

“Tak ada rasa kemanusian kalian, demi proyek 300 ruko. Kami disuruh pindah, tapi cuma dikasi uang bongkar Rp1,5 juta. Apa itu layak,” ujar seorang wanita raut wajah memerah.

Manager Humas PT KAI (Persero) Divre I Sumut, M Ilud Siregar mengungkapkan, penertiban tahap pertama bangunan di sepanjang pinggir rel Jalan Stasiun, Belawan, karena selama ini warga bermukim di lahan aset milik perusahaan kereta api.

“Penertiban dilakukan karena PT KAI sedang mengembangkan sistem angkutan, dan upaya optimalisasi aset,” katanya.

Menurut, Ilud jumlah seluruh bangunan yang berada di pinggir rel kereta api tersebut sekitar 149 unit, dan diantaranya sebanyak 142 unit telah dikosongkan oleh warga. Sementara, sisanya 7 unit lagi masih dihuni karena mereka menolak digusur.

“Sosialisasi ke warga ada, untuk ganti rugi memang tidak ada karena itu aset PT KAI. Kalau ada warga yang tetap bertahan, kita gusur paksa,” tegas, Ilud.(wal/ras)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/