LISBON, SUMUTPOS.CO – Benfica klub pertama Jose Mourinho setelah dia melepas statusnya sebagai asisten pelatih pada 20 September, 17 tahun silam. Benfica jugalah klub pertama yang sanggup untuk mematahkan hati Mourinho muda begitu 55 persentase menangnya tak dihargai Presiden Klub kala itu, Manuel Vilarinho.
Vilarinho yang menang pemilu menyingkirkan Joao Vale e Avezado lebih memilih kursi Mourinho diberikan pada mantan pemain Benfica, Toni. Patah hati, Mourinho memilih mundur dari jabatannya kurang dari tiga bulan setelah dia duduk di sana. Meskipun, Vilarinho akhirnya menyesal sudah menyia-nyiakan Mourinho.
Nah, itulah yang dia bawa lagi saat kembali ke Da Luz, Lisbon dini hari nanti WIB. Dia comeback ke Da Luz bersama Manchester United pada matchday ketiga di Liga Champions ini (Siaran Langsung SCTV/ beIN Sports 1 pukul 01.45 WIB). ”Mereka (Benfica) musuh utama kami,” ucap Mourinho sebagaimana dilansir Daily Star.
Sebenarnya, ini bukan kali pertama Mourinho bertemu dengan Benfica. Tiga tahun usai kepergiannya dari Aguias – julukan Benfica, dia sempat menang atas Benfica ketika dia berada di belakang FC Porto. Hanya, kemenangan 2-0 itu terjadi pada pekan kelima Liga NOS di Do Dragao.
Bukan di Da Luz. Sayang, dalam konferensi persnya tadi malam WIB, Mourinho tidak membahas tentang masa lalunya di klub tersebut. Walaupun, misinya kali ini tetap sama. Yaitu memberi noda ketiga bagi Benfica secara beruntun pada fase grup Liga Champions ini. Karena baginya, kelolosan United ke babak 16 Besar jauh lebih penting artinya ketimbang misi balas dendamnya itu. ”Satu poin cukup, tapi kami ingin coba memenanginya,” lanjut Mourinho.
Dalam analisisnya seperti dilansir di Manchester Evening News, Mourinho masih belum mau mencoret mantan klub yang mengecewakannya itu dari persaingan berebut tiket ke Babak 16 Besar. ”Saya selalu berkata pada pemain saya, Benfica itu lebih bagus ketimbang FC Basel atau CSKA,” klaim The Special One.
”Untungnya, pemain saya pun memahami bahwa hasil akhir sebuah tim bukan indikator utama untuk menentukan kekuatan tim tersebut. Kadangkala, ada sesuatu yang jadi akibat dari kelemahan tim tersebut,” tambahnya. Walaupun, rekor Mourinho ketika berhadapan dengan tim Portugal di tanah Portugal kurang cemerlang.
Dari lima kali lawatan ke Portugal, hanya dua kali dia menang. Sisanya? Sekali imbang, dan dua kali kalah. Dua kekalahan itu pun dari mantan klubnya juga, Porto. Yang bereuni pada laga ini nanti bukan hanya Mourinho saja. Nemanja Matic dan Victor Lindelof pun juga bersua dengan klub dan pemain-pemain yang pernah setim dengan mereka.
Bedanya, baik Matic ataupun Lindelof tidak pernah merasa sakit hati seperti dirasakan Mourinho. Sementara itu, Rui Vitoria sebagai pelatih Benfica pun juga punya kenangan ketika bertemu dengan Mourinho. Tepatnya ketika dia melatih Vilafranquense. ”Setelah pertemuan itu saya sudah yakin dia akan jadi pelatih hebat,” puji Vitoria dalam wawancaranya dengan Sport TV.
Vitoria pun menyebut Mourinho sebagai salah satu pelatih panutannya. ”Bukan sebuah kebetulan apabila kami sama-sama merepresentasikan enam pelatih Portugal dalam fase grup di Liga Champions ini. Hormat saya bagi Jose Mourinho,” tambahnya, sebagaimana dilansir di Record. (ren/jpg)