BATAM, SUMUTPOS.CO – Ajang kompetisi piano klasik bertajuk “Batam International Open Piano Competition (BIOPC) 2017 berlangsung sukses, Minggu (22/10). Kali ini benar-benar sesuai rencana, untuk mengulang success story di Bali Open Piano Competitiong 2017, bulan lalu di Padma Resort Legian, Kuta, Bali.
Penampilan pemenang dari masing-masing kategori (winner concert) resmi menutup kompetisi yang berlangsung selama dua hari sejak Sabtu (21/10) kemarin di Swissbel Hotel Harbour Bay, Batam, Kepulauan Riau.
Para peserta yang datang dari sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, Cina dan Vietnam serta beberapa kota di Indonesia mengaku senang dengan jalannya kompetisi yang berlangsung ketat. Para peserta juga sangat menikmati waktu-waktu keberadaanya di Batam, satu dari tiga pintu masuk wisatawan terbesar di Indonesia.
Hoai Dhang Thanh misalnya. Ia yang terbang langsung dari Vietnam bersama anaknya, Bamboo (5 tahun) mengapresiasi kompetisi ini.
“Saya bersama rekan-rekan lain dari Vietnam sangat mengapresiasi kompetisi ini. Semuanya berjalan dengan baik,” ujar Hoai.
Keceriaanya juga semakin bertambah karena di kompetisi ini putranya meraih juara Harapan 2.
Hoai mengatakan ini adalah kesempatan pertamanya mengunjungi Indonesia. Ia banyak mendengar tentang pariwisata yang sangat indah di Indonesia. Karena itu ketika mendapat informasi perihal kompetisi ini di internet, ia langsung tertarik.
Selain untuk berkompetisi, tapi juga sekaligus berwisata. Hanya saja ia mengatakan harus masuk melalui Singapura karena tidak ada penerbangan langsung dari Ho Chi Minh ke Batam.
“Ini kesempatan pertama saya ke Batam, terutama Indonesia. Saya banyak mendapat informasi tentang Bali. Suatu saat saya juga akan ke sana,” kata Hoai yang terlihat begiti antusias.
Deputi Bidangan Pemgembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti mengatakan, pemilihan Batam sebagai lokasi penyelenggaraan BIPOC 2017 sangatlah tepat. Batam merupakan pintu masuk wisatawan terbesar ketiga di Indonesia setelah Bali dan Jakarta.
“Batam menyumbang wisatawan 20 persen dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Itu kenapa kita mendukung kegiatan ini dilaksanakan di Batam,” ujar Esthy Reko Astuti dalam sambutannya di acara penutupan BIOPC 2017.
Lokasi Batam yang dekat dengan Singapura dan Malaysia sangat berpotensi dalam menjaring wisatawan crossborder. Esthy mengucapkan selamat buat para pemenang, karena itu akan menaikkan 3C, calibration, confidence dan credibilit.
“Sehingga akan lebih mudah menarik wisatawan mancanegara karena tahun ini target kunjungan wisman mencapai 15 juta kunjungan,” kata Esthy.
Musik, dalam hal ini piano dikatakan Esthy memiliki komunitas yang kuat. Baik di dalam negeri maupun luar negeri. Karakternya pun masuk dalam kategori premium atau niche market. Spendingnya besar. Waktu tinggalnya juga lama.
Karena itu tidak heran jika dalam kompetisi ini, meski yang bertanding satu orang, tapi yang hadir banyak.
“Mulai dari orang tua, kakak, kakek dan neneknya. Semua ikut menemani. Sekaligus sekalian berwisata keluarga,” jelasnya.
Ia pun akan terus mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini untuk terus diselenggarakan. Tidak hanya di Batam, tapi juga daerah-daerah lainnya di Indonesia.
“Kita akan evalusasi program ini dan mungkin untuk dikembangkan ke daerah-daerah lain di Indonesia. Berkompetisi sekaligus wisata,” ujarnya.
Turut hadir dalam acara penutupan BIOPC, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Pebrialin serta Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau Boeralimar.
Sebelumnya Ketua Pelaksana Batam Internasional Open Piano Competition 2017, Eleonora Aprilita menjelaskan, kompetisi ini sebagai upaya dari Opus Nusantara dalam memfasilitasi pianis-pianis muda untuk berkompetisi secara sehat. Membentuk komunitas pianis muda berbakat serta sekaligus turut mensukseskan program Wonderful Indonesia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi berlangsungnya ajang Batam International Open Piano Competition 2017. Kalau dipecah 3, culture, nature, manmade, kompetisi ink termasuk kategori manmade! “Piano itu
komunitas, sama dengan golf, diving, yang penikmatjya terbatas, tapi level atas,” jelas Arief Yahya.
Penyelenggaraan event ini dapat mendongkrak promosi pariwisata Indonesia, khususnya Batam.
Sebagai tujuan wisata favorit di Indonesia, Batam memang membutuhkan atraksi-atraksi tambahan yang dapat mendatangkan wisman.
“Memang harus diperbanyak atraksi ataupun event-event berskala internasional seperti ini sehingga dapat menjadi daya tarik wisata,” ujarnya. (Rel)