25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Sempat Pamit Anak, Bilang Sayang Keluarga

Utha Likumahua, Meninggal setelah 76 Hari Berjuang Melawan Stroke

Setelah 76 hari berjuang melawan penyakit stroke yang dideritanya, penyanyi senior Utha Likumahua kemarin (13/9) tutup usia. Seminggu sebelumnya, keluarga mendapat firasat ketika Utha minta diikhlaskan.

DHIMAS GINANJAR, Jakarta

Ahad (26/6) menjelang tengah malam, Utha Likumahua dan keluarga bersendau gurau di kediaman salah seorang anggota keluarga di Pekanbaru. Secara mendadak Utha terdiam, lantas limbung dan kehilangan kesadaran. Pembuluh darah di kepala kiri solois bersuara tenor ini rupanya tersumbat. Utha terserang stroke.

Setelah dirawat beberapa hari di RS Santa Maria  Pekanbaru, kondisi penyanyi jazz senior ini membaik. Namun, ketika keluarga hendak menyiapkan kepulangannya ke Jakarta, stroke kedua menyerang. Otak kirinya membengkak dan bagian tubuh kanan lumpuh.

Dokter akhirnya memutuskan membuka sebagian tempurung kepala kirinya agar otak yang terus membengkak itu tidak memecahkan pembuluh darah otak. Tanpa tempurung, kulit kepala Utha hanya dilekatkan begitu saja, sehingga harus ekstrahati-hati menjaganya, karena sangat rawan infeksi.

Operasi pengangkatan tempurung kepala berhasil. Pelantun lagu Puncak Asmara itu akhirnya dipindahkan ke RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Di sini kondisinya terus membaik. Bahkan, dia sempat menyanyikan tiga lagu ketika dijenguk Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum pada 25 Agustus lalu.

Beberapa hari setelah itu Utha bahkan diperbolehkan pulang. “Waktu di rumah kondisinya membaik. Makan nasi mau, buah masih suka. Keluhannya hanya badan pegal-pegal karena kurang bergerak. Sebelum sakit kan beliau sering olahraga, terutama naik sepeda,” papar Iyem, pembantu rumah tangga Utha, di kediaman Utha kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, kemarin (14/9).

Dukungan untuk kesembuhan Utha datang dari berbagai kalangan. Sejumlah musikus menggalang dana untuk pengobatan melalui pentas Charity Melody for Utha. Hampir setiap hari, musisi, wartawan, pengusaha, hingga pejabat mengunjungi dan mencoba memberinya semangat. “Kalau ada yang datang menjenguk, siapa saja yang datang, dia pasti menangis,” kata istri Utha, Debbie.

Di rumah, kondisi Utha semakin membaik. Karena itu, pada 5 September 2011 lalu, dia kembali masuk rumah sakit untuk persiapan operasi cranioplasty atau penggantian kulit sintetis yang menutup tempurung kepalanya dengan titanium. Operasi pun berhasil dilakukan pada 8 September, sebelum akhirnya kondisinya menurun pada Senin (12/9), dan koma hingga mengembuskan napas terakhir pada Selasa kemarin (13/9) pukul 13.11. “Bang Utha sudah pergi,” tutur Debbie sambil terisak, ketika mengabarkan kepergian suaminya kepada sejumlah wartawan yang menghubunginya.

Meski operasinya berhasil, kakek empat cucu itu rupanya sadar bahwa ajalnya sudah dekat. Senin (12/9) lalu pria kelahiran 1 Agustus 1955 itu memanggil kedua anaknya, Inne Likumahua dan Abraham Likumahua, ke kamar perawatan dan minta keduanya menemani seharian. “Ketika anaknya pamit pulang, dia nangis kayak bocah,” tutur Iyem.

Inne Likumahuwa, putrinya, mengaku ayahnya memang ingin bermanja-manja dengan keluarga sesaat sebelum dan sesudah operasi pada 8 September lalu. “Beliau memegang pipi saya, senyum, dan mengatakan semua akan baik-baik saja. Beliau bilang kalau sembuh akan menghabiskan waktu bersama keluarga di Bogor,” tutur Inne sambil berlinang air mata.

“Beliau juga bilang sayang keluarga dan ingin keluarga ikhlas menerima takdir Tuhan, apa pun bentuknya. Setelah mendengar kalimat itu, saya langsung punya firasat buruk,” terang Inne terisak.

Sebenarnya, Senin (12/9) lalu pria yang dikenal santun ini sempat menunjukkan semangat hidup ketika dijenguk sejumlah artis senior, seperti Titiek Puspa, Camelia Malik, dan Vonny Sumlang. Titiek yang survivor kanker rahim ini malah sempat mengajari Utha menulis dengan tangan kiri yang masih bisa digunakannya. “Luar biasa semangat hidupnya,” tutur Vonny tadi malam.

Siang ini jenazah Utha dikebumikan di TPU Cipaku, Bogor, Jawa Barat. Doa pelepasan akan dilakukan di kediaman sekitar pukul 10.00 dan jenazah dikebumikan pukul 14.00. Bogor dipilih, selain melaksanakan wasiat almarhum, juga untuk memudahkan sang istri yang kini tinggal di kota itu, untuk merawat makamnya. (c2/nw/jpnn)

Utha Likumahua, Meninggal setelah 76 Hari Berjuang Melawan Stroke

Setelah 76 hari berjuang melawan penyakit stroke yang dideritanya, penyanyi senior Utha Likumahua kemarin (13/9) tutup usia. Seminggu sebelumnya, keluarga mendapat firasat ketika Utha minta diikhlaskan.

DHIMAS GINANJAR, Jakarta

Ahad (26/6) menjelang tengah malam, Utha Likumahua dan keluarga bersendau gurau di kediaman salah seorang anggota keluarga di Pekanbaru. Secara mendadak Utha terdiam, lantas limbung dan kehilangan kesadaran. Pembuluh darah di kepala kiri solois bersuara tenor ini rupanya tersumbat. Utha terserang stroke.

Setelah dirawat beberapa hari di RS Santa Maria  Pekanbaru, kondisi penyanyi jazz senior ini membaik. Namun, ketika keluarga hendak menyiapkan kepulangannya ke Jakarta, stroke kedua menyerang. Otak kirinya membengkak dan bagian tubuh kanan lumpuh.

Dokter akhirnya memutuskan membuka sebagian tempurung kepala kirinya agar otak yang terus membengkak itu tidak memecahkan pembuluh darah otak. Tanpa tempurung, kulit kepala Utha hanya dilekatkan begitu saja, sehingga harus ekstrahati-hati menjaganya, karena sangat rawan infeksi.

Operasi pengangkatan tempurung kepala berhasil. Pelantun lagu Puncak Asmara itu akhirnya dipindahkan ke RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Di sini kondisinya terus membaik. Bahkan, dia sempat menyanyikan tiga lagu ketika dijenguk Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum pada 25 Agustus lalu.

Beberapa hari setelah itu Utha bahkan diperbolehkan pulang. “Waktu di rumah kondisinya membaik. Makan nasi mau, buah masih suka. Keluhannya hanya badan pegal-pegal karena kurang bergerak. Sebelum sakit kan beliau sering olahraga, terutama naik sepeda,” papar Iyem, pembantu rumah tangga Utha, di kediaman Utha kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, kemarin (14/9).

Dukungan untuk kesembuhan Utha datang dari berbagai kalangan. Sejumlah musikus menggalang dana untuk pengobatan melalui pentas Charity Melody for Utha. Hampir setiap hari, musisi, wartawan, pengusaha, hingga pejabat mengunjungi dan mencoba memberinya semangat. “Kalau ada yang datang menjenguk, siapa saja yang datang, dia pasti menangis,” kata istri Utha, Debbie.

Di rumah, kondisi Utha semakin membaik. Karena itu, pada 5 September 2011 lalu, dia kembali masuk rumah sakit untuk persiapan operasi cranioplasty atau penggantian kulit sintetis yang menutup tempurung kepalanya dengan titanium. Operasi pun berhasil dilakukan pada 8 September, sebelum akhirnya kondisinya menurun pada Senin (12/9), dan koma hingga mengembuskan napas terakhir pada Selasa kemarin (13/9) pukul 13.11. “Bang Utha sudah pergi,” tutur Debbie sambil terisak, ketika mengabarkan kepergian suaminya kepada sejumlah wartawan yang menghubunginya.

Meski operasinya berhasil, kakek empat cucu itu rupanya sadar bahwa ajalnya sudah dekat. Senin (12/9) lalu pria kelahiran 1 Agustus 1955 itu memanggil kedua anaknya, Inne Likumahua dan Abraham Likumahua, ke kamar perawatan dan minta keduanya menemani seharian. “Ketika anaknya pamit pulang, dia nangis kayak bocah,” tutur Iyem.

Inne Likumahuwa, putrinya, mengaku ayahnya memang ingin bermanja-manja dengan keluarga sesaat sebelum dan sesudah operasi pada 8 September lalu. “Beliau memegang pipi saya, senyum, dan mengatakan semua akan baik-baik saja. Beliau bilang kalau sembuh akan menghabiskan waktu bersama keluarga di Bogor,” tutur Inne sambil berlinang air mata.

“Beliau juga bilang sayang keluarga dan ingin keluarga ikhlas menerima takdir Tuhan, apa pun bentuknya. Setelah mendengar kalimat itu, saya langsung punya firasat buruk,” terang Inne terisak.

Sebenarnya, Senin (12/9) lalu pria yang dikenal santun ini sempat menunjukkan semangat hidup ketika dijenguk sejumlah artis senior, seperti Titiek Puspa, Camelia Malik, dan Vonny Sumlang. Titiek yang survivor kanker rahim ini malah sempat mengajari Utha menulis dengan tangan kiri yang masih bisa digunakannya. “Luar biasa semangat hidupnya,” tutur Vonny tadi malam.

Siang ini jenazah Utha dikebumikan di TPU Cipaku, Bogor, Jawa Barat. Doa pelepasan akan dilakukan di kediaman sekitar pukul 10.00 dan jenazah dikebumikan pukul 14.00. Bogor dipilih, selain melaksanakan wasiat almarhum, juga untuk memudahkan sang istri yang kini tinggal di kota itu, untuk merawat makamnya. (c2/nw/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/