Sibuk Syuting dan Mengaku Capek, Alasan Briptu Norman Mundur dari Kepolisian
KETIKA nama Briptu Norman Kamaru populer setelah aksi jogetnya ala India banyak disaksikan melalui YouTube, dia kala itu menegaskan akan tetap menjadi polisi, meski banyak ditawari menjadi artis.
ROY TILAMEO, Gorontalo
Tapi, Jumat lalu (16/9), secara mengejutkan dia menyatakan akan mundur dari kepolisian. Gara-gara sering ditangkap karena kerap tak mengantongi izin saat syuting?
“Jiwa saya adalah seorang prajurit sehingga saya tetap memutuskan untuk menjadi prajurit.” Seperti itulah kalimat yang meluncur dari mulut Briptu Norman Kamaru setelah namanya terkenal saat aksi lipsync-nya menyanyikan lagu India Chaiyya Chaiyya ngetop melalui situs YouTube pada Februari lalu.
Kala itu, di depan wartawan, dia mengungkapkan, dirinya memutuskan untuk tetap menjadi prajurit karena merasa tidak cocok dengan kehidupan sebagai artis. “Capek dan sibuknya luar biasa kalau jadi artis,” ungkap Norman saat itu.
Namun, baru beberapa bulan berlalu, tekadnya untuk tetap menjadi seorang prajurit luntur juga. Jumat lalu (16/9), Norman menyatakan mundur dari anggota Brimob Polda Gorontalo. Keputusan kontroversial Norman itu pun menyimpan pertanyaan besar.
Berdasar beberapa informasi yang dirangkum Gorontalo Post (Grup Sumut Pos) dari orang-orang dekatnya, Norman memutuskan untuk mundur lantaran dirinya kecewa karena merasa terkekang untuk mengekspresikan jiwa seninya. Hal itu tak lepas dari beberapa kejadian yang menimpa dirinya ketika mengekspresikan bakat seninya.
Misalnya, penangkapan dirinya saat manggung di salah satu stasiun TV nasional bebeberapa waktu lalu karena tak mengantongi izin pemimpin. Bahkan, seusai Lebaran, tepatnya 9 September lalu, Norman kembali ditangkap anggota Kepolisian Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara, saat syuting klip video lagu Cinta Gila. Lagi-lagi, penangkapan itu dipicu dirinya tak mengantongi izin pemimpin. Padahal, menurut Norman, syuting klip video tersebut dilakukan secara kebetulan ketika dirinya berlibur untuk merayakan Lebaran di Kota Kotamobagu.
Versi lain menyebutkan, keputusan Norman untuk mundur dari anggota Brimob Polda Gorontalo tersebut ditengarai berkaitan dengan faktor ekonomi. Menurut seorang kerabatnya, gaji yang diterima Norman sebagai anggota polisi jauh lebih kecil dibanding honor ketika tampil atau manggung. Disebutkan, gaji pokok yang diterima Norman setiap bulan sebagai anggota Brimob Polda Gorontalo berkisar Rp1,2 juta. Nilai itu sangat jauh jika dibanding honor yang diterima saat tampil atau manggung.
Ketika didatangi di rumah orangtuanya, Norman menampik anggapan bahwa dirinya mundur karena sering ditangkap. Dia juga membantah alasan mundur itu adalah faktor ekonomi. Didampingi sang ayah, Idrus Kamaru, Norman mengungkapkan, tekadnya untuk mengundurkan diri dari anggota polisi tersebut benar-benar sudah bulat. Alasannya tak lain hanya satu. Yakni, dirinya sudah capek menjadi anggota Polri. “Alasannya ya karena hanya ingin berhenti,” ujar pria 26 tahun tersebut.
Bagaimana dengan pernyataan sebelumnya yang tak akan mundur dari kepolisian? “Memang benar, dulu saya mengatakan tetap akan mempertahankan karir saya di kepolisian. Tapi, saat ini saya justru merasa sudah capek jadi polisi. Setelah saya pikir-pikir, mending saya mundur saja. Niat saya sudah bulat, bahkan yakin 100 persen,” tegasnya.
Disinggung mengenai persoalan ekonomi, dia lagi-lagi membantah hal itu. Menurut Norman, yang dia terima sebagai anggota Polri sudah cukup. “Yang jelas, saya sudah capek…,” ungkapnya.
Norman belum memutuskan apakah segera berfokus untuk bergelut dengan kehidupan artisnya pasca pengunduran diri. “Kalau Tuhan mengizinkan hal itu, alhamdulillah. Tapi, terserah bagaimana anti karir saya. Entah jadi tukang ojek, saya terima. Hanya Tuhan yang tahu,” katanya.
Pelantun lagu berjudul Cinta Gila itu menegaskan, orangtua dan seluruh anggota keluarga sudah setuju akan niat dirinya untuk mengundurkan diri itu. Dia menambahkan, keinginan untuk mengundurkan diri tersebut sudah diutarakan kepada atasan, dalam hal ini Kepala Satuan Brimob Polda Gorontalo Kombespol Anang Sumpena, pertengahan bulan puasa lalu.
“Atasan saya menanyakan alasan pengunduran diri tersebut. Terus, saya menjawab, tekad saya hanya satu. Yakni, tidak ingin jadi polisi lagi,” ujarnya.
Di bagian lain, kekecewaan mendalam dirasakan orangtua Norman, Halimah Martinus dan Idris Kamaru, ketika mengetahui anak kandungnya ingin mengundurkan diri dari anggota Brimob Polda Gorontalo. Apalagi, yang mendorong Norman menjadi anggota Brimob dulu adalah Halimah dan Idris. Meski kecewa, mereka tidak ingin dikatakan egois. Mereka lebih berpikir bijaksana. Keduanya lebih mementingkan kebahagiaan Norman daripada keinginan mereka.
“Sebenarnya kami kecewa akan pengunduran diri Norman ini. Sebab, kami yang memasukkan dia (Norman, Red) sebagai polisi. Namun, kami lebih mementingkan kemauan anak. Kami tidak ingin Norman kecewa karena keegoisan kami yang mempertahankan Norman jadi polisi. Jika itu kemauannya, kami tentu mendukung,” tutur Halimah.
Dia juga mengakui bahwa Norman telah membuat surat pernyataan pensiun dini dari anggota Brimob dan sudah diajukan ke Polda Gorontalo. Sayangnya, hal itu tidak disetujui polda. “Insya Allah, kami akan berangkat ke Mabes Polri di Jakarta untuk mengajukan surat permohonan pengunduran diri Norman,” kata Halimah yang didampingi Idris.
Sebetulnya, dia sejak awal khawatir karir anaknya akan kandas di tengah jalan. Setidaknya, perasaan itu muncul pasca penangkapan Norman hingga dua kali berturut-turut oleh petugas propam. Norman ditangkap saat menyanyi dan mengikuti syuting karena meninggalkan tugas tanpa izin atasan. Tapi, Halimah menyerahkan semua kepada anaknya untuk menentukan sikap, apakah tetap bertugas sebagai anggota Brimob atau berkarir di tempat lain.
Ketika dikonfirmasi Gorontalo Post, Kasat Brimob Polda Gorontalo Anang Sumpena membantah Norman telah mengundurkan diri. “Siapa bilang Norman mengundurkan diri? Saya belum terima surat pengundurannya. Itu nggak benar,” tegasnya sembari menegaskan bahwa hingga saat ini Norman masih aktif menjadi anggota Brimob Polda Gorontalo.
Tapi, Mabes Polri sudah tahu surat permohonan mundur Norman sebagai anggota Brimob Gorontalo. Namun permohanan itu ditolak Polda Gorontalo karena surat permohonan itu dinilai tidak lengkap.
“Permohonannya dikembalikan karena format permohonannya tidak ditandatangani oleh Kepala Satuan Brimob sebagai atasan langsung,” ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam.
Hingga saat ini, surat tersebut belum juga diserahkan kembali oleh Norman ke Polda Gorontalo. Kedua orangtua Norman yang disarankan berkomunikasi langsung dengan Kapolda Gorontalo terkait pengunduran diri Norman, belum juga muncul.
“Kedua orangtuanya disarankan langsung menghadap Kapolda dengan membawa permohonan Briptu Norman, namun sampai dengan saat ini belum juga menghadap Kapolda,” papar Anton. (jpnn/c5/kum)