PADANG, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kota (Pemko) Padang akan menggelar Padang Indian Ocean Music Festival (PIOMFest) pada 8-10 Desember, mendatang. Festival musik ini akan diikuti negara-negara yang tergabung dalam Indian Ocean Rim Association (IORA).
Kepala Dinas Pariwisata Padang, Medi Iswandi menjelaskan, PIOMFest adalah festival musik yang digelar untuk menjalin silaturahmi budaya antara negara IORA serta negara mitranya. Dikatakannya, dipilihnya musik sebagai wadahnya karena musik adalah bahasa budaya paling universal.
“PIOMFest ini sebagai pengikat setiap negara IORA agar selalu mengenang Padang. Karena Padang pernah menjadi lokasi konferensi IORA. Konferensi IORA dilaksanakan tiap tahun dan dilaksanakan bergantian oleh setiap negara anggotanya,” kata Medi, Jumat (24/11).
Medi menerangkan, ada 21 negara anggota dan 6 negara mitra yang secara bertahap akan diundang untuk tampil pada PIOMFest. Pada tahun pertama PIOMFest ini, grup musik dan musisi dari empat negara sudah mengonfirmasi keikutsertaannya, yakni India, Singapura, Jepang, dan Indonesia.
“Dari Indonesia, grup musik dan musisi yang sudah mengonfirmasi kehadirannya adalah grup musik dari Medan (Brevin Tarigan), Bengkulu (Dol Arastra), Jakarta (Taufik Adam), Riau (Riau Rithym Chamber), dan Sumbar (Talago Buni, Komunitas Nan Tumpah, Sanggar Dayung-Dayung, Grup Musik Gamad, dan Grup Gamang Long Se Tong).
Bukan hanya untuk meningkatkan kerja sama budaya dengan negara IORA, dijelaskan Medi, PIOMFest ini digelar juga untuk meningkatkan angka kunjungan wisatatawan ke Padang. Karena itu, pihaknya berencana menjadikan PIOMFest sebagai festival tahunan.
“PIOMFest akan dijadikan acara tahunan karena menambah daya tarik wisata Kota Padang yang sedang fokus mengembangkan pariwisata dan menarik minat wisatawan,” ujar Medi.PIOMFest akan digelar sepanjang sore dan malam di bawah Jembatan Siti Nurbaya, Muaro Padang, di antara bangunan tua yang masih tersisa. Penonton acara ini tidak dibebani biaya.
Sementara itu, Kurator PIOMFest, Edy Utama menerangkan, konsep PIOMFest mirip dengan konsep Sawahlunto International Music Festival (SIMFest) bahwa musiknya bersumber dari musik etnik. Kreteria pesertanya adalah musisi yang dianggap mewakili tradisi musik atau identitas dari suatu masyarakat etnik atau dari kawasan kebudayaan tertentu.
“Kota Padang adalah salah satu titik penting dari 21 negara yang bersentuhan dengan Samudra Hindia, ditambah lagi dengan enam negara mitra, seperti Jepang, Cina, Perancis, dan lain-lain. Jariangan itu disebut IORA. Salah satu tujuan dari IORA adalah untuk mengembangkan kerja sama kebudayaan. Kita berharap secara bertahap, negara yang tergabung dalam IORA atau negara mitranya, akan tampil di panggung PIOMFest,” kata Edy.
Edy menambahkan, di PIOMFest ini, genre musik yang ditampilkan secara umum disebut world music, yakni musik-musik baru yang digali atau dikembangkan dari suatu tradisi musik tertentu.Peserta PIOMFest kali ini mayoritas grup musik. Pada tahun ini, hanya peserta dari Jepang yang main tunggal, sedangkan peserta lainnya main dengan grup,” pungkas Edy.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi langkah Padang dalam mengemas event berskala internasional. Waktunya juga sudah pasti, ada tanggal dan bulannya. Sehingga memudahkan wisatawan membuat perencanaan berwisata ke Padang.
“Yang penting jangan sampai berubah tanggal, apalagi bulan dan tahun. Jangan lupa promosikan melalui pendekatan POP (pre-event, on-event dan post-event) agar mencapai sasaran yang optimal,” pesan Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya menyambut baik terselenggaranya ajang PIOMFest. Menurut Menpar, kegiatan ini menunjukkan Kota Padang khususnya Sumatera Barat sebagai destinasi yang lengkap dan punya potensi besar dalam pariwisata.
“Sumatera Barat khususnya Padang memiliki segalanya mulai gunung, sawah, sungai, pantai, sampai bawah laut yang berkelas. Juga punya budaya yang berkarakter, khas dan punya nilai keindahan yang tinggi. Juga punya arsitektur nusantara, rumah begonjong yang tidak ada duanya di dunia,” ungkap Menpar Arief Yahya. (rel)