25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Johar Arifin Harus Tangung Jawab

Buntut Kekisruhan yang Terjadi Pada Musdalub PSSI Sumut

MEDAN-Kecaman dan hujatan terus bergulir terkait kericuhan yang berdampak pada terjadinya dualisme kepempimpinan di PSSI Sumatera Utara (Sumut), pasca Musdalub PSSI Sumut yang berlangsung di Hotel Asean, Minggu (18/9).

Lagi-lagi, Ketua Umum PSSI Prof Johar Arifin Husein dituding sebagai orang yang harus bertanggung jawab atas terjadinya dualisme kepemimpinan yang terjadi di tubuh PSSI Sumut.

Zulkifli, mantan pemain PSMS Junior era 80-an, kemarin (20/9) menegaskan bahwa jika Johar Arifin menempatkan orang-orang yang mampu bersikap adil dan bijak di kepanitiaan, maka kekisruhan takkan terjadi.
“Caretaker yang ditunjuk untuk menggelar Musdalub PSSI Sumut sama sekali tidak profesional, bahkan terkesan arogan dan memihak kepada salah satu calon yakni Drs Darwin Syamsul. Semua masyarakat di Sumut menyaksikan jika kandidat lainnya, yakni Ir H Kamaluddin Harahap MSi selalu mendapat perlakuan yang tidak adil, mulai dari mendaftar hingga saat pelaksanaan Musdalub,” tambahnya.

“Musdalub yang benar-benar luar biasa. Tidak ada transparansi. Panitia dengan seenaknya menggugurkan salah satu calon Ketua PSSI Sumut tanpa pernah melakukan ferivikasi, apalagi mengumumkan hasil ferivikasi,” tambahnya.
Sesungguhnya bukan hanya Kamaluddin saja yang mendapat perlakuan yang tidak adil, para pemegang hak suara (pengcab/klub) yang dianggap menjadi pendukung Kamaluddin pun mendapat perlakukan yang tak kalah mengenaskan.

Betapa tidak, pada Sabtu (17/9) ketika mereka ingin mendaftar sebagai peserta Musdalub, panitia mencoba menghambat dengan meminta surat undangan, meski sesungguhnya panitia tidak pernah mengirimkan undangan kepada peserta yang dianggap sebagai pendukung Kamaluddin Harahap.

Ironisnya, dari salah seorang peserta didapati surat undangan yang dikirim lewat faks dari PT Togos Gopas, dan bukan dari sekretariat panitia di Sekretariat KONI Sumut, Jalan Willem Iskandar Medan.

“Jadi, Musdalub itu sudah direkayasa untuk memenangkan Darwin Syamsul. Selain itu, saya juga heran, kenapa Bernhard Limbong yang bukan anggota Exco bisa memimpin Musdalub. Ini jelas bertentangan dengan statuta PSSI, karena di sana dijelaskan bahwa yang berhak memimpin Musdalub PSSI adalah Ketua Umum, Wakil Ketua serta salah seorang dari sembilan anggota Exco. Jadi, secara tegas saya nyatakan bahwa Musdalub kemarin cacat hukum karena bertentangan dengan statuta PSSI,” bilang Zulkifli.

Hasil Musdalub kemarin ternyata benar-benar membuat Zulkifli yang notabene Wakil Ketua KONI Kecamatan Medan Maimoon itu merasa kecewa, karena menurutnya, selama ini Kamaluddin telah membuktikan loyalitas dan kepeduliannya terhadap pembinaan sepak bola di Sumut dengan menjadi donatur tetap bagi tim Pra PON Sumut, serta memberikan wadah kepada para mantan pemain untuk bergabung di tim yang dibinanya PS DPRD Sumut.

“Adakah calon lainnya yang melakukan hal itu. Tidak ada. Semuanya hanya sibuk berfikir dengan jabatan sebagai Ketua PSSI Sumut. Jadi, jika karena hal ini tim Pra PON Sumut kembali gagal lolos ke PON XVIII, maka orang yang harus bertangung jawab adalah Johar Arifin, karena semua ini terjadi akibat keputusannnya menempatkan orang yang salah sebagai caretaker dan panitia Musdalub PSSI Sumut,” pungkas Zulkifli. (jun)

Buntut Kekisruhan yang Terjadi Pada Musdalub PSSI Sumut

MEDAN-Kecaman dan hujatan terus bergulir terkait kericuhan yang berdampak pada terjadinya dualisme kepempimpinan di PSSI Sumatera Utara (Sumut), pasca Musdalub PSSI Sumut yang berlangsung di Hotel Asean, Minggu (18/9).

Lagi-lagi, Ketua Umum PSSI Prof Johar Arifin Husein dituding sebagai orang yang harus bertanggung jawab atas terjadinya dualisme kepemimpinan yang terjadi di tubuh PSSI Sumut.

Zulkifli, mantan pemain PSMS Junior era 80-an, kemarin (20/9) menegaskan bahwa jika Johar Arifin menempatkan orang-orang yang mampu bersikap adil dan bijak di kepanitiaan, maka kekisruhan takkan terjadi.
“Caretaker yang ditunjuk untuk menggelar Musdalub PSSI Sumut sama sekali tidak profesional, bahkan terkesan arogan dan memihak kepada salah satu calon yakni Drs Darwin Syamsul. Semua masyarakat di Sumut menyaksikan jika kandidat lainnya, yakni Ir H Kamaluddin Harahap MSi selalu mendapat perlakuan yang tidak adil, mulai dari mendaftar hingga saat pelaksanaan Musdalub,” tambahnya.

“Musdalub yang benar-benar luar biasa. Tidak ada transparansi. Panitia dengan seenaknya menggugurkan salah satu calon Ketua PSSI Sumut tanpa pernah melakukan ferivikasi, apalagi mengumumkan hasil ferivikasi,” tambahnya.
Sesungguhnya bukan hanya Kamaluddin saja yang mendapat perlakuan yang tidak adil, para pemegang hak suara (pengcab/klub) yang dianggap menjadi pendukung Kamaluddin pun mendapat perlakukan yang tak kalah mengenaskan.

Betapa tidak, pada Sabtu (17/9) ketika mereka ingin mendaftar sebagai peserta Musdalub, panitia mencoba menghambat dengan meminta surat undangan, meski sesungguhnya panitia tidak pernah mengirimkan undangan kepada peserta yang dianggap sebagai pendukung Kamaluddin Harahap.

Ironisnya, dari salah seorang peserta didapati surat undangan yang dikirim lewat faks dari PT Togos Gopas, dan bukan dari sekretariat panitia di Sekretariat KONI Sumut, Jalan Willem Iskandar Medan.

“Jadi, Musdalub itu sudah direkayasa untuk memenangkan Darwin Syamsul. Selain itu, saya juga heran, kenapa Bernhard Limbong yang bukan anggota Exco bisa memimpin Musdalub. Ini jelas bertentangan dengan statuta PSSI, karena di sana dijelaskan bahwa yang berhak memimpin Musdalub PSSI adalah Ketua Umum, Wakil Ketua serta salah seorang dari sembilan anggota Exco. Jadi, secara tegas saya nyatakan bahwa Musdalub kemarin cacat hukum karena bertentangan dengan statuta PSSI,” bilang Zulkifli.

Hasil Musdalub kemarin ternyata benar-benar membuat Zulkifli yang notabene Wakil Ketua KONI Kecamatan Medan Maimoon itu merasa kecewa, karena menurutnya, selama ini Kamaluddin telah membuktikan loyalitas dan kepeduliannya terhadap pembinaan sepak bola di Sumut dengan menjadi donatur tetap bagi tim Pra PON Sumut, serta memberikan wadah kepada para mantan pemain untuk bergabung di tim yang dibinanya PS DPRD Sumut.

“Adakah calon lainnya yang melakukan hal itu. Tidak ada. Semuanya hanya sibuk berfikir dengan jabatan sebagai Ketua PSSI Sumut. Jadi, jika karena hal ini tim Pra PON Sumut kembali gagal lolos ke PON XVIII, maka orang yang harus bertangung jawab adalah Johar Arifin, karena semua ini terjadi akibat keputusannnya menempatkan orang yang salah sebagai caretaker dan panitia Musdalub PSSI Sumut,” pungkas Zulkifli. (jun)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/