29 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Khadafi: Rezim Saya Masih Berkuasa

Sampaikan Pesan Kepada Televisi Al-Rai

TRIPOLI- Mantan pemimpin Libya Moammar Khadafi sepertinya masih terus menunjukan perlawanan. Lewat pesan terbaru, Khadafi menegaskan rezimnya masih berdiri di Libya.
“Apa yang terjadi di Libya saat ini adalah permainan yang dilakukan pihak North Atlantic Treaty Organization (NATO), dan tidak akan bertahan lama,” ucap Khadafi dalam siaran Al-Rai, seperti dikutip Associated Press, Selasa (20/9).

“Rezim saya masih tetap berkuasa di Libya,” tegas Khadafi.
Khadafi menyampaikan pesan suara ini kepada Televisi Al-Rai yang kemudian disiarkan oleh media yang memang selama ini dikenal sebagai corong pembelaannya. Televisi itu juga menunjukan pesan tertulis yang dikirim Khadafi kepada mereka.

Hingga saat ini keberadaan mantan penguasa yang bercokol dipuncak kepemimpinan di Libya selama 42 tahun, masih belum diketahui. Sementara sisa-sisa pasukannya dikabarkan masih terus melakukan perlawanan di kota yang menjadi pertahanan terakhirnya.

Pasukan Dewan Transisi Nasional (NTC) dikabarkan sudah menguasai bandara dan sebagian wilayah Sabha. Wilayah ini amat dekat dengan Kota Sirte dan Bani Walid yang selama ini masih terus dipenuhi oleh pasukan loyalis Khadafi.

“Bendera kami berkibar di bandara (Sabha) dan di wilayah lain kota itu,” ucap juru bicara militer NTC Kolonel Ahmed Bani.

Sementara menurut juru bicara brigade selatan NTC Hassan Mous sa Tabawi yang memimpin perebutan Sabha, hingga kini masih ada sedikit perlawanan dari kantung-kantung kekuatan pasukan Khadafi. Tetapi perlawanan tersebut relatif kecil dan tak berarti.

“Bandara benar-benar sudah aman dan banyak warga setempat mengibarkan bendera kebebasan. Mereka senang melihat kami,” jelas Tabawi.

Sebelum kedatangan dari pemerintah baru di Libya, warga Sabha memang diketahui terus berusaha melakukan perlawanan. Tetapi upaya mereka kerap gagal karena dihadang oleh pasukan loyalis Khadafi.
Tabawi menambahkan, perlawanan di Sabha tidak terlalu sulit. Hal ini disebabkan pihak oposisi yang berada di kota tersebut sudah memimpin pemberontakan dari dalam. Dengan adanya bantuan dari luar, pekerjaan pasukan NTC jauh lebih mudah.

Sementara, Bani Walid, putra Muammar Khadafi yang paling diburu pemberontak, Saif Al Islam, dilaporkan terlihat di Kota Bani Walid saat pemberontak menyerang kota itu.

Pertempuran sengit dilaporkan terjadi di Bani Walid, saat pemerontak menyerang kota oasis itu. Mereka melaporkan melihat Saif yang diduga bersembunyi di satu tempat bersama sang ayah.
“Pejuang revolusi telah tiba di Bani Walid dan kami bertempur dengan sengit,” ujar Abdullah Kenshil, pejabat senior di otoritas pemberontak, Dewan Transisi Nasional (NTC).(net/bbs)

Sampaikan Pesan Kepada Televisi Al-Rai

TRIPOLI- Mantan pemimpin Libya Moammar Khadafi sepertinya masih terus menunjukan perlawanan. Lewat pesan terbaru, Khadafi menegaskan rezimnya masih berdiri di Libya.
“Apa yang terjadi di Libya saat ini adalah permainan yang dilakukan pihak North Atlantic Treaty Organization (NATO), dan tidak akan bertahan lama,” ucap Khadafi dalam siaran Al-Rai, seperti dikutip Associated Press, Selasa (20/9).

“Rezim saya masih tetap berkuasa di Libya,” tegas Khadafi.
Khadafi menyampaikan pesan suara ini kepada Televisi Al-Rai yang kemudian disiarkan oleh media yang memang selama ini dikenal sebagai corong pembelaannya. Televisi itu juga menunjukan pesan tertulis yang dikirim Khadafi kepada mereka.

Hingga saat ini keberadaan mantan penguasa yang bercokol dipuncak kepemimpinan di Libya selama 42 tahun, masih belum diketahui. Sementara sisa-sisa pasukannya dikabarkan masih terus melakukan perlawanan di kota yang menjadi pertahanan terakhirnya.

Pasukan Dewan Transisi Nasional (NTC) dikabarkan sudah menguasai bandara dan sebagian wilayah Sabha. Wilayah ini amat dekat dengan Kota Sirte dan Bani Walid yang selama ini masih terus dipenuhi oleh pasukan loyalis Khadafi.

“Bendera kami berkibar di bandara (Sabha) dan di wilayah lain kota itu,” ucap juru bicara militer NTC Kolonel Ahmed Bani.

Sementara menurut juru bicara brigade selatan NTC Hassan Mous sa Tabawi yang memimpin perebutan Sabha, hingga kini masih ada sedikit perlawanan dari kantung-kantung kekuatan pasukan Khadafi. Tetapi perlawanan tersebut relatif kecil dan tak berarti.

“Bandara benar-benar sudah aman dan banyak warga setempat mengibarkan bendera kebebasan. Mereka senang melihat kami,” jelas Tabawi.

Sebelum kedatangan dari pemerintah baru di Libya, warga Sabha memang diketahui terus berusaha melakukan perlawanan. Tetapi upaya mereka kerap gagal karena dihadang oleh pasukan loyalis Khadafi.
Tabawi menambahkan, perlawanan di Sabha tidak terlalu sulit. Hal ini disebabkan pihak oposisi yang berada di kota tersebut sudah memimpin pemberontakan dari dalam. Dengan adanya bantuan dari luar, pekerjaan pasukan NTC jauh lebih mudah.

Sementara, Bani Walid, putra Muammar Khadafi yang paling diburu pemberontak, Saif Al Islam, dilaporkan terlihat di Kota Bani Walid saat pemberontak menyerang kota itu.

Pertempuran sengit dilaporkan terjadi di Bani Walid, saat pemerontak menyerang kota oasis itu. Mereka melaporkan melihat Saif yang diduga bersembunyi di satu tempat bersama sang ayah.
“Pejuang revolusi telah tiba di Bani Walid dan kami bertempur dengan sengit,” ujar Abdullah Kenshil, pejabat senior di otoritas pemberontak, Dewan Transisi Nasional (NTC).(net/bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/