JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mulai pekan ini, Facebook bakal mencopot posting-an yang meminta umpan balik dari pengikut suatu akun.
Permintaan umpan balik tersebut bisa berupa like, komentar, atau membagikan sebuah unggahan (share) untuk mendapatkan gimmick tertentu.
Permintaan umpan balik biasanya tidak hanya dilakukan perusahaan, tetapi juga oleh pribadi maupun entitas lain.
Pada perusahaan, jika makin banyak reaksi berupa like, komentar, dan share dari pengikut sebuah akun maupun fan page Facebook, makin tersebarlah posting-an tersebut.
Dari sisi perusahaan, unggahan seperti itu akan membuat produk, iklan, maupun brand awareness perusahaan tersebut lebih kuat karena dilihat banyak pengguna Facebook.
Namun, halaman news feed para pengguna Facebook menjadi tidak user-friendly. Sebab, news feed para pengguna Facebook dipenuhi unggahan yang belum tentu benar-benar menarik dan bermanfaat.
’’Untuk membantu kami mengembangkan keterlibatan yang lebih otentik, tim Facebook telah meninjau dan mengategorikan ratusan ribu post untuk menginformasikan model pembelajaran mesin yang dapat mendeteksi berbagai jenis umpan,’’ ujar Operations Integrity Specialist Facebook Henry Silverman.
Dengan pola baru, posting-an yang meminta like, komentar, dan share dari pengikutnya justru bakal tampil lebih sedikit di halaman news feed.
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mulai pekan ini, Facebook bakal mencopot posting-an yang meminta umpan balik dari pengikut suatu akun.
Permintaan umpan balik tersebut bisa berupa like, komentar, atau membagikan sebuah unggahan (share) untuk mendapatkan gimmick tertentu.
Permintaan umpan balik biasanya tidak hanya dilakukan perusahaan, tetapi juga oleh pribadi maupun entitas lain.
Pada perusahaan, jika makin banyak reaksi berupa like, komentar, dan share dari pengikut sebuah akun maupun fan page Facebook, makin tersebarlah posting-an tersebut.
Dari sisi perusahaan, unggahan seperti itu akan membuat produk, iklan, maupun brand awareness perusahaan tersebut lebih kuat karena dilihat banyak pengguna Facebook.
Namun, halaman news feed para pengguna Facebook menjadi tidak user-friendly. Sebab, news feed para pengguna Facebook dipenuhi unggahan yang belum tentu benar-benar menarik dan bermanfaat.
’’Untuk membantu kami mengembangkan keterlibatan yang lebih otentik, tim Facebook telah meninjau dan mengategorikan ratusan ribu post untuk menginformasikan model pembelajaran mesin yang dapat mendeteksi berbagai jenis umpan,’’ ujar Operations Integrity Specialist Facebook Henry Silverman.
Dengan pola baru, posting-an yang meminta like, komentar, dan share dari pengikutnya justru bakal tampil lebih sedikit di halaman news feed.