MEDAN, SUMUTPOS.CO -Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu), Djarot Saiful Hidayat dan wakilnya Hisar Sitorus ingin menghadirkan kampanye yang sederhana dan dialogis dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) tahun 2018. Djarot/Hisar ingin menjadikan pilkada yang baik, aman, dan sederhana.
Karena itu, kata Djarot, pihaknya mengurangi kampanye akbar yang menghadirkan massa dalam jumlah besar karena kurang efektif dalam berdialog. Pasangan yang didukung PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengaku lebih senang menemui warga untuk berdialog langsung.
Djarot mencontohkan mengajak warga untuk berdialog sambil makan bakso. Atau, ia menjumpai warga di warung dan pasar sehingga mengetahui dinamika dan masalah yang terjadi di tengah masyarakat.
“Kita ingin kampanye ini bukan menghambur-gamburkan uang, tapi menyapa dan menampung aspirasi,” katanya usai berdialog dengan pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Sumut di Medan, Sumatera Utara, Kamis (15/2) .
Menurut dia, pejabat pemerintahan seperti gubernur merupakan pelayan atas kebutuhan masyarakat yang menjadi “atasan” atau pihak yang memberikan mandat. “Gubernur itu pelayan, sedangkan atasannya adalah masyarakat. Sebagai pelayan yang baik, kita harus mendengarkan suara masyarakat,” ujar Djarot. (bbs/azw)
MEDAN, SUMUTPOS.CO -Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu), Djarot Saiful Hidayat dan wakilnya Hisar Sitorus ingin menghadirkan kampanye yang sederhana dan dialogis dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) tahun 2018. Djarot/Hisar ingin menjadikan pilkada yang baik, aman, dan sederhana.
Karena itu, kata Djarot, pihaknya mengurangi kampanye akbar yang menghadirkan massa dalam jumlah besar karena kurang efektif dalam berdialog. Pasangan yang didukung PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengaku lebih senang menemui warga untuk berdialog langsung.
Djarot mencontohkan mengajak warga untuk berdialog sambil makan bakso. Atau, ia menjumpai warga di warung dan pasar sehingga mengetahui dinamika dan masalah yang terjadi di tengah masyarakat.
“Kita ingin kampanye ini bukan menghambur-gamburkan uang, tapi menyapa dan menampung aspirasi,” katanya usai berdialog dengan pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Sumut di Medan, Sumatera Utara, Kamis (15/2) .
Menurut dia, pejabat pemerintahan seperti gubernur merupakan pelayan atas kebutuhan masyarakat yang menjadi “atasan” atau pihak yang memberikan mandat. “Gubernur itu pelayan, sedangkan atasannya adalah masyarakat. Sebagai pelayan yang baik, kita harus mendengarkan suara masyarakat,” ujar Djarot. (bbs/azw)