26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Manajemen Arema Siap Tanggung Jawab

SUMUTPOS.CO – Manajemen Arema FC mengakui jika pihaknya lalai pada saat terjadinya kericuhan pada laga Arema FC kontra Persib Bandung di Stadion Kanjuruhan, Minggu (15/4) malam. Apalagi, kejadian itu mengakibatkan ratusan Aremania—sebutan suporter Arema, menjadi korban.

Bahkan, ada satu Aremania yang meninggal dunia akibat kericuhan tersebut. Atas jatuhnya korban jiwa dari pendukung Arema, Chief Executive Officer (CEO) Arema FC Iwan Budianto mengakui memang ada kelalaian saat kericuhan tersebut.

“Kami mengakui ada kelalaian dari aparat kami. Selaku CEO saya minta maaf,” ujarnya saat melakukan konferensi pers di Kantor Arema, Kamis (19/4).

Ketika ditanya mengenai sistem keamanan pada saat Arema menjamu Persib, Iwan mengungkapkan aparat yang dilibatkan dalam keamanan ada beberapa item. Salah satunya adalah match steward yang merupakan bagian dari panpel.

“Saya memahami bagaimana reaksi Aremania saat ada satu Aremania yang (maaf) tidak mengenakan baju lengkap diamankan oleh match steward. Dan di sana terlihat jelas terjadi pemukulan,” paparnya.

Iwan menerangkan, pihaknya sebenarnya telah mendapatkan Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas dari PSSI maupun PT LIB selaku operator. Iwan pun menyatakan pihaknya tidak ingin mencari kambing hitam maupun meminta excuse dari kesalahan yang diperbuat.

“Apabila terjadi kerusuhan di tengah lapangan, yang terjadi antara dua pihak yang bertanding, maka instruksi awal aparat boleh masuk ke lapangan atau tidak adalah dari match komisioner. Apabila terjadi hal seperti kemarin, sudah ada SOP sesuai aturan FIFA yang diberikan kepada semua klub dari workshop-workshop panpel. Kami selaku panitia lalai dan minta maaf. Itu jadi evaluasi ke depan,” tegas Iwan. (bbs/don)

SUMUTPOS.CO – Manajemen Arema FC mengakui jika pihaknya lalai pada saat terjadinya kericuhan pada laga Arema FC kontra Persib Bandung di Stadion Kanjuruhan, Minggu (15/4) malam. Apalagi, kejadian itu mengakibatkan ratusan Aremania—sebutan suporter Arema, menjadi korban.

Bahkan, ada satu Aremania yang meninggal dunia akibat kericuhan tersebut. Atas jatuhnya korban jiwa dari pendukung Arema, Chief Executive Officer (CEO) Arema FC Iwan Budianto mengakui memang ada kelalaian saat kericuhan tersebut.

“Kami mengakui ada kelalaian dari aparat kami. Selaku CEO saya minta maaf,” ujarnya saat melakukan konferensi pers di Kantor Arema, Kamis (19/4).

Ketika ditanya mengenai sistem keamanan pada saat Arema menjamu Persib, Iwan mengungkapkan aparat yang dilibatkan dalam keamanan ada beberapa item. Salah satunya adalah match steward yang merupakan bagian dari panpel.

“Saya memahami bagaimana reaksi Aremania saat ada satu Aremania yang (maaf) tidak mengenakan baju lengkap diamankan oleh match steward. Dan di sana terlihat jelas terjadi pemukulan,” paparnya.

Iwan menerangkan, pihaknya sebenarnya telah mendapatkan Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas dari PSSI maupun PT LIB selaku operator. Iwan pun menyatakan pihaknya tidak ingin mencari kambing hitam maupun meminta excuse dari kesalahan yang diperbuat.

“Apabila terjadi kerusuhan di tengah lapangan, yang terjadi antara dua pihak yang bertanding, maka instruksi awal aparat boleh masuk ke lapangan atau tidak adalah dari match komisioner. Apabila terjadi hal seperti kemarin, sudah ada SOP sesuai aturan FIFA yang diberikan kepada semua klub dari workshop-workshop panpel. Kami selaku panitia lalai dan minta maaf. Itu jadi evaluasi ke depan,” tegas Iwan. (bbs/don)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/