26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Hotel Bidadari Persinggahan Favorit Oknum Anggota Dewan

Hotel Bidadari.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Kisah persetubuhan SPR warga Kota Galuh, Kec. Perbaungan, Sergai, di Hotel Bidadari Desa Sukamandi, Kec. Pagar Merbau, Deliserdang, kini menjadi perbincangan publik.

Banyak kalangan mengaku terkejut. Mengingat, selain disebut-sebut milik anggota DPRD Deliserdang, hotel tersebut juga dikabarkan jadi tempat persinggahan favorit sebagaian wakil rakyat.

Tak ayal, muncul pemikiran di kalangan masyarakat, jika oknum anggota dewan yang kerap mengunjungi hotel tersebut juga perlu dipertanyakan maksud dan tujuannya.

Lantas, seperti apa reaksi pengelola. Ketika dikonfirmasi POSMETRO MEDAN via telepon selular, Yusuf Berahmana Sembiring menyangkalnya meski dengan nada dan kalimat ragu-ragu.

“Waduh mana mungkin itu. Tapi biar anda jelas dalam hal ini, coba konfirmasi saja kepada pengawas saya di hotel. Saya saat ini sedang berada di luar kota,” jawab Yusuf, Kamis (24/5/2018) siang.

Namun saat kru menanyakan identitas dan nomor ponsel pengawas dimaksud, Yusuf mendadak memutus komunikasi.

Diberitakan sebelumnya, terungkapnya pasangan bukan suami istri bisa nginap sekamar di hotel Bidadari, berdasarkan kasus yang dialami SPR. Dia jadi korban hidung belang.

Dimana, dengan janji akan memberikan bantuan modal usaha, oknum Dinas Perhubungan Batubara itu membawa SPR ke hotel Bidadari sekira pukul 04.00 wib.

Usai memesan sebuah kamar, keduanya lantas terlibat ‘perang’ di ranjang. Kelelahan, SPR terbangun sekira pukul 06.00 wib. Oleh pria berinisial AS tersebut, korban lantas disuruh mandi.

Tapi setelah selesai mandi, SPR mendapati AS sudah tidak ada di kamar. Apesnya, barang-barang dan uang SPR juga raib dibawa. Dan ketika diperiksa ke parkiran, mobil AS juga tidak ada.

Olehnya, kasus ini dilaporkan ke polisi dan telah disidangkan di Pengadilan Negeri Lubukpakam beberapa waktu lalu.

Sementara itu, menurut informasi warga, hotel Bidadari terbilang paling jarang dirazia. Baik itu pihak muspika maupun polisi. Minimnya razia penyakit masyarakat (Pekat), disyaki menjadi salah satu faktor menjamurkan tempat prostitusi berkedok hotel, kafe hingga pijat refleksi di Deliserdang. (war/ras)

Hotel Bidadari.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Kisah persetubuhan SPR warga Kota Galuh, Kec. Perbaungan, Sergai, di Hotel Bidadari Desa Sukamandi, Kec. Pagar Merbau, Deliserdang, kini menjadi perbincangan publik.

Banyak kalangan mengaku terkejut. Mengingat, selain disebut-sebut milik anggota DPRD Deliserdang, hotel tersebut juga dikabarkan jadi tempat persinggahan favorit sebagaian wakil rakyat.

Tak ayal, muncul pemikiran di kalangan masyarakat, jika oknum anggota dewan yang kerap mengunjungi hotel tersebut juga perlu dipertanyakan maksud dan tujuannya.

Lantas, seperti apa reaksi pengelola. Ketika dikonfirmasi POSMETRO MEDAN via telepon selular, Yusuf Berahmana Sembiring menyangkalnya meski dengan nada dan kalimat ragu-ragu.

“Waduh mana mungkin itu. Tapi biar anda jelas dalam hal ini, coba konfirmasi saja kepada pengawas saya di hotel. Saya saat ini sedang berada di luar kota,” jawab Yusuf, Kamis (24/5/2018) siang.

Namun saat kru menanyakan identitas dan nomor ponsel pengawas dimaksud, Yusuf mendadak memutus komunikasi.

Diberitakan sebelumnya, terungkapnya pasangan bukan suami istri bisa nginap sekamar di hotel Bidadari, berdasarkan kasus yang dialami SPR. Dia jadi korban hidung belang.

Dimana, dengan janji akan memberikan bantuan modal usaha, oknum Dinas Perhubungan Batubara itu membawa SPR ke hotel Bidadari sekira pukul 04.00 wib.

Usai memesan sebuah kamar, keduanya lantas terlibat ‘perang’ di ranjang. Kelelahan, SPR terbangun sekira pukul 06.00 wib. Oleh pria berinisial AS tersebut, korban lantas disuruh mandi.

Tapi setelah selesai mandi, SPR mendapati AS sudah tidak ada di kamar. Apesnya, barang-barang dan uang SPR juga raib dibawa. Dan ketika diperiksa ke parkiran, mobil AS juga tidak ada.

Olehnya, kasus ini dilaporkan ke polisi dan telah disidangkan di Pengadilan Negeri Lubukpakam beberapa waktu lalu.

Sementara itu, menurut informasi warga, hotel Bidadari terbilang paling jarang dirazia. Baik itu pihak muspika maupun polisi. Minimnya razia penyakit masyarakat (Pekat), disyaki menjadi salah satu faktor menjamurkan tempat prostitusi berkedok hotel, kafe hingga pijat refleksi di Deliserdang. (war/ras)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/