Kisah Lain di Balik Hantaman Tsunami di Jepang
Fokus pemerintah Jepang saat ini adalah mencari dan membantu korban yang selamat. Tim penyelamat Jepang terus menyisir kawasan yang tersapu tsunami untuk mencari kemungkinan warga yang bertahan.
Kantor berita Jiji Press melaporkan kemarin (12/3), bahwa Angkatan Laut (AL) dan helikopter penjaga pantai Jepang menemukan sebuah kapal yang tersapu tsunami. Dalam kapal tersebut, ditemukan 81 orang dalam kondisi selamat. Mereka langsung dievakuasi dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Kapal itu dilaporkan milik sebuah galangan kapal di Kota Ishinomaki, Perfektur Miyagi, atau sekitar 54 km timur laut Kota Sendai, lokasi gempa 8,9 skala Richter (SR) yang memicu tsunami setinggi 10 meter, Jumat siang lalu (11/3). Episentrum gempa berada di kedalaman laut 24 km sekitar 130 km sebelah timur Sendai, Perfektur Miyagi, Pulau Honshu.
Sayang, tidak dijelaskan upaya penumpang kapal tersebut sehingga mampu bertahan dalam kondisi selamat. Tayangan televisi yang diambil dari udara hanya memperlihatkan sebuah kolam air berukuran besarn
yang muncul setelah terjadi tsunami. Sejumlah kapal tergeletak atau terbalik di dekatnya.
Sejumlah korban selamat melukiskan kengerian saat terjadi gempa dan tsunami. Sayori Suzuki (34), warga Minamisoma, Perfektur Fukushima, bertutur bahwa segerombolan burung sempat bersiul nyaring di lapangan lumpur dekat rumahnya setelah gempa mengguncang. Tak lama kemudian, gelombang laut menerjang sejauh 2 km ke arah daratan.
Kendaraan dan bangunan tersapu menjadi puing-puing. “Dahsyatnya guncangan gempa kali ini belum pernah saya alami sebelumnya. Anak lelaki saya menjerit,” katanya kepada Agence France-Presse (AFP). “Rumah saya tidak sampai rusak. Tetapi, rumah kerabat saya tidak tersisa. Kerabat saya yang lain hendak lari dengan mobil. Tetapi, begitu melihat gelombang laut dari spion, dia cepat lari ke gedung tinggi,” tambahnya.
Para korban yang selamat, dengan dibantu tentara, selanjutnya berupaya mencari keluarga mereka yang hilang di lokasi bencana terparah seperti Perfektur Miyagi dan Iwate.
Selain itu, Pasukan Pertahanan Diri (Self Defence Forces) Jepang kemarin menemukan mayat korban tsunami. Menurut stasiun televisi NHK, 300 hingga 400 mayat ditemukan di kota pantai Rikuzentakata, Perfektur Iwate, salah satu di antara tiga perfektur yang rusak paling parah akibat diterjang tsunami. Perfektur lainnya adalah Miyagi dan Fukushima.
Sehari sebelumnya, polisi di Sendai, Perfektur Miyagi, menyampaikan bahwa mereka menemukan sedikitnya 200 hingga 300 mayat di tepi pantai kota tersebut.
Sampai kemarin sore atau sekitar 24 jam setelah bencana tsunami, Badan Kepolisian Nasional Jepang atau National Police Agency (NPA) mengungkapkan bahwa 503 orang dipastikan tewas, 740 orang hilang, da, 1.040 lainnya luka-luka dalam musibah itu.
Tetapi, pemerintah memperkirakan korban tewas telah melampaui angka 1.000. Sejumlah media yang menghimpun dari berbagai sumber di lapangan justru menginformasikan bahwa korban jiwa akibat tsunami sudah melewati 1.300 jiwa. “Kami yakin lebih dari 1.000 nyawa warga telah terenggut akibat tsunami,” tutur Kepala Sekretaris Kabinet Yukio Edano, yang juga tangan kanan dan juru bicara Perdana Menteri (PM) Naoto Kan.
Kementerian Pertahanan Jepang juga melaporkan, sekitar 1.800 rumah di Minamisoma, Perfektur Fukushima, hancur atau rusak. Pihak berwenang di Sendai menyebutkan bahwa 1.200 rumah di kota itu roboh akibat tsunami.
Ribuan rumah juga hancur di sejumlah kota pantai, termasuk Ofunato. Gempa dan tsunami di Jepang itu kemarin juga mengakibatkan 5,6 juta rumah gelap gulita akibat tak mendapatkan suplai listrik. Lebih dari sejuta rumah tangga tidak bisa menikmati suplai air bersih.
Karena banyaknya korban maupun besarnya skala kerusakan akibat gempa dan tsunami, pemerintah Jepang telah minta bantuan internasional. Tim SAR dari berbagai negara pun mulai berdatangan kemarin. Sebagian di antaranya baru saja membantu gempa di Selandia Baru.
Tim penyelamat Jepang yang beranggotakan 66 personel langsung kembali setelah membantu korban gempa di Christchurch, Selandia Baru. Pemerintah AS mengirimkan sekitar 150 tim penyelamat ke zona bencana.
Ratu Elizabeth II dari Inggris maupun pemimpin agama Tibet Dalai Lama hingga penyanyi Lady Gaga membantu menggalang bantuan bagi Jepang. Ratu Elizabeth II juga menyampaikan belasungkawa kepada Kaisar Akihito. Sementara itu, Palang Merah Tiongkok juga siap mengucurkan bantuan 1 juta yuan (sekitar Rp 1,1 miliar) untuk Palang Merah Jepang.
Australia, Korea Selatan, dan Singapura juga akan mengirimkan anjing pelacak dan tim penyelamat. Australia siap mengirimkan 72 pakar penyelamat. Korsel membawa lima petugas penyelamat dan dua anjing pelacak. Selain itu, 120 pekerja sosial, tenaga medis, dan tiga pesawat transportasi militer dikirim ke Jepang.
Sebelumnya, PBB menyatakan bahwa sekitar 60 tim internasional yang berasal dari 45 negara siap siaga untuk membantu Jepang. (afp/rtr/dwi/jpnn)