26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Gelar Tunggal dari The Daddies

Ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

SUMUTPOS.CO – Merah Putih boleh berlega hati setelah berhasil membawa pulang satu gelar dari Singapura Terbuka 2018 yang dipersembahkan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Minggu (22/7).

The Daddies menyegel satu-satunya medali emas untuk Indonesia setelah berhasil menjungkalkan wakil Tiongkok Ou Xuanyi/Xiangyu Ren di partai final.

Tampil mendominasi sepanjang bertandingan, Hendra/Ahsan naik ke podium tertinggi setelah menang 21-13 dan 21-19. Gelar ini merupakan gelar perdana Hendra/Ahsan di rangkaian BWF World Tour 2018 setelah dipasangkan kembali pada awal tahun ini.

Indonesia sebenarnya punya peluang membawa pulang dua gelar juara lewat Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Sayang, Owi/Butet harus kandas di tangan pasangan Malaysia Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai 19-21 dan 18-21.

Sama seperti Indonesia dan Malaysia, Taiwan juga mengantongi satu gelar lewat pemain tunggal putra Chou Tien Chen. Tien Chen meraih gelar juara setelah menundukkan kompatriotnya Hsu Jen Hao 21-13 dan 21-13.

Dua gelar lainnya di nomor tunggal putri dan ganda putri disabet oleh Jepang lewat Sayaka Takahashi dan Ayako Sakuramoto/Yukiko Takahata.

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mengaku legawa menjadi runner up di Singapura Terbuka 2018 setelah ditaklukkan Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai (Malaysia) di partai final, Minggu (22/7). Faktor kelelahan dan kurang persiapan disebut Owi/Butet menjadi faktor utama.

Untuk diketaui, Owi/Butet ditekuk 19-21 dan 18-21 oleh Goh/Shevon dalam waktu 36 menit. Butet menuturkan, sebetulnya ia dan Owi punya kans untuk memenangkan pertandingan.

“Memang kita tadi bisa menang, hanya fokusnya aja (kurang, Red). Mungkin ini faktor kelelahan, karena dua minggu lalu ikut di Indonesia Terbuka 2018, dan persiapan hanya seminggu kurang,” ujar Butet.

Butet menilai, faktor lain yang membuat mereka kalah adalah permainan lawan yang cukup apik, terutama peran Goh dalam covering lapangan. “Memang si Goh mainnya meng-cover banget. Shevon paling hanya mencari-cari posisi saja. Yang banyak bermain si Goh-nya,” ujar Butet lagi.

Kekalahan ini pun menjadi bahan evaluasi mereka sebelum melakoni Asian Games 2018 yang notabene menjadi target utama di tahun ini. (bbs/don)

Ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

SUMUTPOS.CO – Merah Putih boleh berlega hati setelah berhasil membawa pulang satu gelar dari Singapura Terbuka 2018 yang dipersembahkan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Minggu (22/7).

The Daddies menyegel satu-satunya medali emas untuk Indonesia setelah berhasil menjungkalkan wakil Tiongkok Ou Xuanyi/Xiangyu Ren di partai final.

Tampil mendominasi sepanjang bertandingan, Hendra/Ahsan naik ke podium tertinggi setelah menang 21-13 dan 21-19. Gelar ini merupakan gelar perdana Hendra/Ahsan di rangkaian BWF World Tour 2018 setelah dipasangkan kembali pada awal tahun ini.

Indonesia sebenarnya punya peluang membawa pulang dua gelar juara lewat Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Sayang, Owi/Butet harus kandas di tangan pasangan Malaysia Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai 19-21 dan 18-21.

Sama seperti Indonesia dan Malaysia, Taiwan juga mengantongi satu gelar lewat pemain tunggal putra Chou Tien Chen. Tien Chen meraih gelar juara setelah menundukkan kompatriotnya Hsu Jen Hao 21-13 dan 21-13.

Dua gelar lainnya di nomor tunggal putri dan ganda putri disabet oleh Jepang lewat Sayaka Takahashi dan Ayako Sakuramoto/Yukiko Takahata.

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mengaku legawa menjadi runner up di Singapura Terbuka 2018 setelah ditaklukkan Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai (Malaysia) di partai final, Minggu (22/7). Faktor kelelahan dan kurang persiapan disebut Owi/Butet menjadi faktor utama.

Untuk diketaui, Owi/Butet ditekuk 19-21 dan 18-21 oleh Goh/Shevon dalam waktu 36 menit. Butet menuturkan, sebetulnya ia dan Owi punya kans untuk memenangkan pertandingan.

“Memang kita tadi bisa menang, hanya fokusnya aja (kurang, Red). Mungkin ini faktor kelelahan, karena dua minggu lalu ikut di Indonesia Terbuka 2018, dan persiapan hanya seminggu kurang,” ujar Butet.

Butet menilai, faktor lain yang membuat mereka kalah adalah permainan lawan yang cukup apik, terutama peran Goh dalam covering lapangan. “Memang si Goh mainnya meng-cover banget. Shevon paling hanya mencari-cari posisi saja. Yang banyak bermain si Goh-nya,” ujar Butet lagi.

Kekalahan ini pun menjadi bahan evaluasi mereka sebelum melakoni Asian Games 2018 yang notabene menjadi target utama di tahun ini. (bbs/don)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/