30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Taliban Gempur Pos Tentara AS, NATO Balas Serang

KABUL – Pemerintah Afghanistan dan tentara asing yang berada di negeri itu boleh saja melewatkan peringatan satu dekade perang pada Jumat lalu (7/10). Tetapi, tidak demikian dengan Taliban. Kelompok militan Afghanistan yang menjadi alasan utama pemerintah Amerika Serikat (AS) melancarkan invasi militer pada 7 Oktober 2001 itu tidak tinggal diam.

Taliban melancarkan serangkaian serangan di sepanjang perbatasan Afghanistan dan Pakistan pada Jumat lalu. Mulai aksi bom bunuh diri sampai tembakan roket. Yang menjadi sasaran adalah pos-pos pemeriksaan militer yang dikelola militer AS. Sedikitnya, tiga pos pemeriksaan rusak akibat serangan Taliban. Tetapi, serangan di tiga pos yang terletak di Provinsi Paktika itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

“Seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan sebuah mobil sarat bahan peledak di pintu masuk Combat Outpost Margah,” kata reporter Associated Press yang kebetulan berada di lokasi kejadian pada Jumat lalu. Pos pemeriksaan itu juga dihujani tembakan sedikitnya 22 roket. Selain Combat Outpost Margah, dua serangan lainnya terjadi di Combat Forward Operating Base Tillman dan Forward Operating Base Boris.

Kemarin (8/10) pasukan NATO mereaksi tiga serangan Taliban di perbatasan Afghanistan dan Pakistan itu dengan aksi militer terkoordinasi. Tak tanggung-tanggung, sekutu AS dalam Perang Afghanistan itu melancarkan serangan di tiga distrik Provinsi Paktika secara sekaligus. Yakni Distrik Gormal, Distrik Sarobi, dan Distrik Barmal di tenggara Afghanistan. NATO mengklaim berhasil menewaskan 25 militan Taliban dalam tiga serangan tersebut.

Namun, bersamaan dengan itu, Taliban mendeklarasikan kemenangannya terhadap AS dan sekutunya dalam Perang Afghanistan. Kemarin media merilis pernyataan resmi Taliban melalui jubirnya Zabihullah Mujahid terkait klaim kemenangan itu. Taliban menegaskan bahwa pihaknya telah berhasil membuat militer AS dan para sekutunya kewalahan. Dokumen berbahasa Inggris itu bertanggal 7 Oktober 2011.

“Meski tak selalu menyandang senjata dan peralatan perang, aksi kami (Taliban) telah berhasil memaksa para penjajah yang berniat menguasai negara ini selamanya untuk mempertimbangkan kembali rencana mereka,” papar Mujahid dalam pernyataan tertulis itu. Dia menambahkan bahwa Taliban tak akan berhenti memerangi militer AS dan sekutunya sampai mereka meninggalkan Afghanistan.

“Rakyat Afghanistan tak lelah berjihad selama 10 tahun terakhir. Ini menjadi penyemangat bagi kita semua bahwa kemenangan sudah di tangan,” tegas Mujahid. Taliban juga mengajak seluruh rakyat Afghanistan untuk tetap hidup sesuai syariah Islam.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai telah bersepakat dengan AS dan para sekutu Baratnya bahwa misi tempur asing akan berakhir saat dia meninggalkan kursi presiden pada 2014 mendatang. Namun, AS dan NATO bakal tetap mempertahankan militernya di Afghanistan untuk misi nontempur. Sama dengan strategi yang sudah lebih dulu diterapkan di Iraq. (AP/AFP/RTR/hep/dwi)

KABUL – Pemerintah Afghanistan dan tentara asing yang berada di negeri itu boleh saja melewatkan peringatan satu dekade perang pada Jumat lalu (7/10). Tetapi, tidak demikian dengan Taliban. Kelompok militan Afghanistan yang menjadi alasan utama pemerintah Amerika Serikat (AS) melancarkan invasi militer pada 7 Oktober 2001 itu tidak tinggal diam.

Taliban melancarkan serangkaian serangan di sepanjang perbatasan Afghanistan dan Pakistan pada Jumat lalu. Mulai aksi bom bunuh diri sampai tembakan roket. Yang menjadi sasaran adalah pos-pos pemeriksaan militer yang dikelola militer AS. Sedikitnya, tiga pos pemeriksaan rusak akibat serangan Taliban. Tetapi, serangan di tiga pos yang terletak di Provinsi Paktika itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

“Seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan sebuah mobil sarat bahan peledak di pintu masuk Combat Outpost Margah,” kata reporter Associated Press yang kebetulan berada di lokasi kejadian pada Jumat lalu. Pos pemeriksaan itu juga dihujani tembakan sedikitnya 22 roket. Selain Combat Outpost Margah, dua serangan lainnya terjadi di Combat Forward Operating Base Tillman dan Forward Operating Base Boris.

Kemarin (8/10) pasukan NATO mereaksi tiga serangan Taliban di perbatasan Afghanistan dan Pakistan itu dengan aksi militer terkoordinasi. Tak tanggung-tanggung, sekutu AS dalam Perang Afghanistan itu melancarkan serangan di tiga distrik Provinsi Paktika secara sekaligus. Yakni Distrik Gormal, Distrik Sarobi, dan Distrik Barmal di tenggara Afghanistan. NATO mengklaim berhasil menewaskan 25 militan Taliban dalam tiga serangan tersebut.

Namun, bersamaan dengan itu, Taliban mendeklarasikan kemenangannya terhadap AS dan sekutunya dalam Perang Afghanistan. Kemarin media merilis pernyataan resmi Taliban melalui jubirnya Zabihullah Mujahid terkait klaim kemenangan itu. Taliban menegaskan bahwa pihaknya telah berhasil membuat militer AS dan para sekutunya kewalahan. Dokumen berbahasa Inggris itu bertanggal 7 Oktober 2011.

“Meski tak selalu menyandang senjata dan peralatan perang, aksi kami (Taliban) telah berhasil memaksa para penjajah yang berniat menguasai negara ini selamanya untuk mempertimbangkan kembali rencana mereka,” papar Mujahid dalam pernyataan tertulis itu. Dia menambahkan bahwa Taliban tak akan berhenti memerangi militer AS dan sekutunya sampai mereka meninggalkan Afghanistan.

“Rakyat Afghanistan tak lelah berjihad selama 10 tahun terakhir. Ini menjadi penyemangat bagi kita semua bahwa kemenangan sudah di tangan,” tegas Mujahid. Taliban juga mengajak seluruh rakyat Afghanistan untuk tetap hidup sesuai syariah Islam.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai telah bersepakat dengan AS dan para sekutu Baratnya bahwa misi tempur asing akan berakhir saat dia meninggalkan kursi presiden pada 2014 mendatang. Namun, AS dan NATO bakal tetap mempertahankan militernya di Afghanistan untuk misi nontempur. Sama dengan strategi yang sudah lebih dulu diterapkan di Iraq. (AP/AFP/RTR/hep/dwi)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/