TIMIKA-Sebuah rekaman video dokumentasi Penerangan Kodam 17 Cenderawasih, memperlihatkan Tim SAR gabungan Basarnas, TNI-Polri, pemda, dan masyarakat setempat yang memberikan pertolongan kepada Jumaidi (12).
Jumadi merupakan seorang korban selamat dari musibah jatuhnya pesawat Dimonim Air PK-HVQ di Gunung Menuk, Kampung Okatem, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, Sabtu (11/8) lalu.
Jumaidi menceritakan, ketika pesawat terjatuh dan menghantam pepohonan, ia terhempas ke luar. Dalam keadaan sadar, ia kemudian bangkit berdiri, dan mencari air di balik reruntuhan pesawat, karena saat itu giginya copot akibat benturan.
“Kemarin sore itu saya di luar, terlempar. Saya masuk lagi cari air minum, gigiku pindah. Sa bapak meninggal,” ungkap Jumaidi dalam rekaman video tersebut, sambil menangis.
Jumaidi merupakan anak dari Jamaludin yang menjadi korban meninggal dunia dalam musibah pesawat tersebut. Dari 9 orang yang berada dalam pesawat, hanya Jumaidi yang berhasil selamat.
Jumaidi telah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua, setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Oksibil. Ia dievakuasi menggunakan Pesawat Dimonim Air PK HVC, Minggu (12/8), dari Bandara Oksibil ke Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura.
Sementara 8 korban meninggal dunia, saat ini masih disemayamkan di Rumah Sakit Oksibil. Rencananya, Senin (13/8), seluruh korban diserahkan kepada pihak keluarga. Adapun 8 korban meninggal dunia, yakni Lessie (pilot), Wayan Sugiarta (kopilot), Sudir Zakana, Martina Uropmabin, Hendrikus Kamiw, Lidia Kamiw, Jamaludin, dan Naimus.
Pesawat Dimonim Air PK-HVQ yang hilang kontak di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, ditemukan di Gunung Menuk. Pesawat tersebut ditemukan pada Minggu (12/8) pagi, sekira pukul 08.45 WIT, dalam keadaan hancur.
Sebelumnya, Pesawat Dimonim Air PK-HVQ, Tipe PAC 750XL milik PT Martha Buana Abadi, yang membawa 7 penumpang, hilang kontak di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, Sabtu (11/8).
Pesawat yang dipiloti Kapten Lessie dan Kopilot Wayan Sugiarta itu, bertolak dari Bandara Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel, pukul 13.50 WIT, menuju Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang. Sekira pukul 14.17 WIT, pilot pesawat melakukan komunikasi dengan pihak Menara Bandara Oksibil. Pesawat seharusnya sudah mendarat di Bandara Oksibil pukul 14.30 WIT. Namun, hingga pukul 15.00 WIT, pesawat tak kunjung mendarat. (kpc/saz)