Bali tak hanya memiliki keindahan pada alam dan lautnya saja, tapi juga kerajinan tangan hasil karyanya. Misalnya saja aksesoris.
Bahkan, kerajinan produk aksesori Bali memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri sebagai ciri khas dan daya jual terutama dari segi desain motif. Meskipun mengikuti perkembangan desain dan motif aksesoris modern, tetap saja memiliki keunikan yang menjadi identitasnya. Tak heran bila aksesoris asal Bali malah menjadi brand aksesoris wanita di nusantara ini.
Bagi wanita metropolis, tak lengkap rasanya bila tak memakai aksesoris pada penampilannya. Dengan aksesoris semakin membuat mereka (wanita,Red) semakin percaya diri sebagai penambah penampilan trendy. Baik itu aksesoris anting, gelang, cincin maupun kalung.
Lihat saja di kota-kota besar di nusantara ini, trend aksosoris wanita semakin naik daun. Tak hanya dipakai anak-anak, remaja putri, tapi juga wanita dewasa hingga orang tua. Artinya, aksosoris memang tak bisa dilepaskan dari penampilan wanita.
Bahkan, sejak beberapa tahun belakangan ini, justru aksesoris asal Bali menjadi kebangaan wanita saat mengenakannya. Padahal, untuk bisa mengenakan aksesoris asal Bali, mereka tak perlu repot jauh-jauh datang ke Pulau Dewata itu. Pasalnya, hampir di setiap galeri aksesoris mengunggulkan aksesoris asal Bali sebagai produk paling laris.
Di Medan sendiri, trend aksesoris asal Bali bukan hal yang baru lagi. Kalau kita berjalan-jalan ke sejumlah plaza, di tempat umum atau di acara formil, banyak wanita mengenakan aksesoris asal Bali. Bentuk aksesorisnya mulai dari berbahan kayu, manik-manik ataupun batu alam.
Hal ini juga dibuktikan banyaknya toko aksesoris di Kota Medan yang menjual aksesoris dari Bali ini. Amrin, salah satu penjual aksesoris dari Bali ini mengatakan banyak peminat aksesoris Bali ini, terutama kalung dan anting. “Untuk kalung, disukai karena bentuknya yang unik,” ujar dia.
Untuk aksesoris ini, kata dia, biasanya sangat disukai karena kesan yang ditimbulkan oleh pemakai aksesoris ini santai dan bahkan dapat menimbulkan kesan glamor, tergantung dari bahan pembuatan aksesoris. Kalau bahan dari batu, efek yang ditimbulkan akan lebih glamour atau mewah, tetapi bila terbuat dari kayu akan berkesan santai tetapi eksotik.
Sedangkan yang terbuat dari manik-manik akan terlihat lebih santai, tetapi terkadang bahan dari manik juga dapat menimbulkan kesan mewah, tergantung dengan pakaian yang dipakai. “Aksesoris ini langsung didatangkan dari Bali, terutama dari pasar Sukowati dan Ubud. Untuk pasar Sukowati berbagai kerajinan asli buatan tangan di Bali,” kata dia.
Selain itu, lanjutnya, harga berbagai aksesoris ini sangat terjangkau sehingga sangat banyak peminatnya, mulai dari pelajar, mahasiswi bahkan wanita yang telah bekerja. Untuk aksesoris kalung yang paling diminati yang terbuat dari kayu, dan ditengah kalung diberi mainan yang berasal dari batu. Sedangkan untuk gelang, model bulat besar dengan ukiran disepanjang gelang diberi ukiran. Biasanya untuk gelang dipakai di tangan sebanyak 2 sekaligus, jadi kesan eksotik akan lebih terasa. Sedangkan anting, karena biasanya terbuat dari logam, seperti perak jadi kurang terlalu diminati, biasanya anting dari perak diminati untuk acara yang formal.
Nenni, pemilik toko Bali Aksesoris mengatakan, biasanya bahan aksesoris asal Bali tak hanya berbahan dari kayu, juga ada dari manik-manik dan mutiara Lombok. “Kalau kayu, biasanya dari kayu kelapa, batok kelapa dan kayu meranti,” kata Nenni. Sedangkan untuk bahan dari manik-manik, sambungnya, bahannya hanya dari plastik saja. “Berbeda dengan mutiara, kalau mutiara dari Lombok yang di air asin dan ada mutiara Lombok dari air tawar,” kata dia.
Dado, mantan make-up artist di Trans TV menyatakan, banyak yang menyukai aksesoris ini karena bentuknya lucu dan unik. Selain itu, ciri khas yang ditampilkan juga lebih spesifik.
Untuk pemilihan aksesoris Bali saat ini sangat diminati, karena untuk saat ini mode yang sedang berkembang yaitu model ala tahun 80-an, atau bergaya retro. Nah, seperti kalung misalnya, kalung dari Bali ini bentuknya lebih besar dari kalung lainnya.
Nina Ravi, mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Medan mengaku sangat menyukai aksesoris asal Bali. (mag-9)
—
Perak Bali Sudah Mendunia
Bali adalah salah satu dari sekian banyak pulau di Indonesia yang memiliki keindahan yang beragam.
Tak disangkal, banyak orang datang ke Bali hanya untuk menikmati keindahan budaya. Banyak pula dari antara mereka ke Bali untuk menikmati keindahan budaya Bali yang eksotis.
Salah satunya ialah perhiasan perak Bali yang memang sudah mendunia. Banyak pelancong, baik mancanegara ataupun domestik, datang ke Bali hanya untuk berbisnis perak. Mulai dari kalung perak, anting-anting perak, gelang perak atau bahkan miniatur yang terbuat dari perak.
Perhiasan perak yang dijual adalah aksesoris perak asli, yang dibuat oleh beberapa pengrajin di Desa Celuk, Sukawati Gianyar, yang memang terkenal di mancanegara sebagai desa penghasil perak terbaik di Bali.
Rancangan produk peraknya merupakan ide orisinil dari pembuatnya. Tak hanya itu, perhiasan peraknya juga dibatasi jumlahnya (limited Edition) sehingga aksesoris perak memiliki keunikan tersendiri, dimana para konsumen bakal mendapat keeksklusif-an bentuknya. (ila/net)
—
Kalung Lebih Menarik dari Gelang
Kalung lebih menarik digunakan bila dibandingkan dengan gelang. “Sebab, kalung lebih cepat tertangkap mata, sedangkan gelang biasanya hanya sekilas saja terlihat. Karena itu, pakai kalung harus lihat situasi dan kondisinya. Jangan sampai disebut sebagai salah gaya aksesoris,” ujar Pengamat Mode dari KM Studio, Afif.
Menurutnya, untuk anak remaja atau usia di bawah 25 tahun, hindari mengenakan kalung Bali yang berasal dari batu alam. Karena kesan yang ditimbulkan dari batu lebih terkesan dewasa, berbeda dengan gelang yang cocok dengan segala usia.
Nah untuk kalung Bali, sambungnya, lebih cocok bila dipadupadankan dengan kemeja bercorak kotak atau garis, dengan bawahan celana pendek atau celana panjang.
“Karena kalung mayoritas memiliki warna tanah (coklat) jadi dapat dipadu padankan dengan warna apapun juga. Dan usahakan pakai sepatu yang ber-hak rendah bila menggunakan kalung Bali agar lebih terkesan santai,” tambahnya.
Untuk pecinta rok, lanjutnya, usahakan jangan memakai kalung, kecuali rok pendek yang sepan (body fit) dan berbahan dari jeans.
Selain itu, baju kaus gombrong juga cocok untuk kalung, karena baju gombrong juga terkesan pada mode tahun 80-an. (mag-9)