[contact-form][contact-field label=”Name” type=”name” required=”true” /][contact-field label=”Email” type=”email” required=”true” /][contact-field label=”Website” type=”url” /][contact-field label=”Message” type=”textarea” /][/contact-form]
SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) tengah melakukan peningkatan perekonomian dalam bidang pertanian dan pariwisata di Sumut. Kedua objek tersebut, diyakini bisa mendorong laju perekonomian lebih baik lagi kedepan.
“Kita mau buat daerah agraris lah. Karena kita memang potensi suber daya alam kita agraris dengan pesona keindahannya,” ucap Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara, Sabrina kepada wartawan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Jum’at (14/9) siang.
Untuk pariwisata sendiri, Sumut memiliki objek wisata untuk menarik wisatawan berkunjung seperti Danau Toba, Bahorok, Tangkahan dan potensi pariwisata lainnya. Namun begitu, Sabrina mengatakan akan mengkolaberasi antara pertanian dan pariwisita.
“Itu bisa dijual antara Pertanian dan Pariwisata. Bisa agro wisat juga. Bagaimana kita dalam pertanian eksis kita sebagai daerah lumbung pangan,” jelas Sabrina.
Sabrina mengklaim Sumut sudah melakukan target-target pencapaian pertanian dengan target utama swasembada pangan.”Target-target pertanian kita, swasembada pangan. Kalau padi kita, sudah swasembada. Kalau jagung kita belum, kedele kita belum,” ungkapnya.
Namun, Sabrina mengakui untuk pertanian dengan komunitas cabai menjadi faktor inflasi bagi Sumut. Tapi, hal itu bukan menjadi hambatan. Malah sebaliknya menjadi tantangan untuk mengatasi faktor tersebut.
“Cabai tetap menjadi inflasi. Kalau cabai untuk hambatan tidak, tapi tantangan produk-produk cabai kita banyak dikirim keluar seperti ke Riau, Sumatera Barat dan Aceh. Nah itu, sah-sah saja selama menguntungkan petani. Jangan sampai kita mengimpor. Untuk itu, kita meningkatkan komunitas cabai,” tutur Sabrina.
Disinggung apa dilakukan Pemprov Sumut percepatan kedua objek itu. Sabrina mengungkapkan tidak bisa dilakukan dalam waktu cepat. Namun, dilakukan secara terprogram kedepannya.
“Pertanian kita meningkat dengan hal-hal ril. Misalnya, intensitas panen dengan lahan yang sama. Kita menanam tumpang sari, dengan lahan tanaman lainnya. Bisa produksi kita sekali satu, bagaimana dilakukan untuk peningkatkan setahun dua kali,” pungkasnya.(gus/ram)