MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bagi warga Kota Medan yang memiliki pekarangan rumah namun tidak dimanfaatkan, sebaiknya ditanami sayuran. Sebab, Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui Dinas Ketahanan Pangan, akan mendukung dengan memberi bantuan bibit, pupuk, pembasmi hama, rak untuk tempat tanaman serta pendampingan.
Memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam sayuran, misalnya, seperti cabai, bawang, tomat, terong dan sawi botol, sangat berguna. Hasil tanaman yang dapat digunakan menjadi sumber pangan bagi keluarga, sehingga mengurangi beban biaya.
“Saya mengajak warga Kota Medan untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam sayuran. Sebab, hasil panen yang ditanam juga dapat lebih terjamin keamanan dan kesehatannya. Karena kita sendiri yang menanam dan merawatnya.
Ini juga bisa membantu perekonomian keluarga,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan, Muslim Harahap saat meninjau pemanfaatan pekarangan rumah sebagai sumber pangan keluarga di Lingkungan XI, Tangkahan, Medan Labuhan, Kamis (1/11) pagi.
Selain itu, Muslim mengakui dengan memanfaatkan pekarangan rumah sebagai sumber pangan keluarga, juga dapat membantu menstabilkan harga di pasaran. Kenaikan harga selalu dipengaruhi tingginya permintaan dan sedikitnya barang.
Oleh karena itu, dengan adanya pemanfatan pekarangan rumah, maka kebutuhan tidak banyak sehingga harga dapat stabil dan pada posisi terjangkau, sehingga masyarakat juga tidak dipusingkan ketika harga memang sedang tinggi.”Menurut saya, tidak begitu sulit atau repot juga merawat tanaman yang hanya di pekarangan rumah. Waktu yang akan disita juga tidak banyak,” ujarnya.
Dadang, pendamping keluarga yang memanfaatkan pekarangan rumah di Lingkungan XI, Tangkahan, Medan Labuhan mengatakan ada 30 Kepala Keluarga (KK) yang didampinginya dalam pemanfaatan pekarangan rumah sebagai sumber pangan keluarga. Disebutnya, selama 6 bulan, sudah 2 kali masyarakat yang memanfatkan pekarangan rumahnya, memanen hasil tumbuhan yang ditanam.
“Sistemnya saya menyalurkan bibit, pupuk dan pembasmi hama. Biasanya masyarakat yang sudah bergabung akan datang setelah kebutuhannya habis. Kita juga ada dibantu tempat pembibitan di sini sehingga bibit selalu ada dan dapat berganti,” ujarnya.
Disinggung soal kendala, diakui Dadang, mengajak cukup sulit. Selain itu, pilihan komoditas yang hendak ditanam kadang menjadi pertimbangan juga. Oleh karena itu, diakuinya adalah cabai, terong, sawi botol dan bawang yang paling diminati masyarakat yang didampinginya. Disebut Dadang, dalam 10 pokok cabai, sudah dapat memmenuhi kebutuhan 1 keluarga setiap harinya.
“Kita meyakinkan bahwa hanya butuh waktu setengah jam setiap hari untuk merawatnya saja, kadang sulit. Namun setelah melihat banyak yang berhasil merasakan manfaatnya, baru banyak yang mau, “ tandas Dadang.
Seorang masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah untuk sumber pangan keluarga, Yusnani mengaku sangat terbantu. Bahkan, sampai dapat membantu orang lain, dimana tidak jarang tetangga meminta tumbuhan yang ditanam di pekarangan rumahnya.
“Alhamdulillah sampai sekarang tidak pernah lagi beli cabai, khususnya cabai hijau, kecuali untuk acara. Lagian, bagi ibu rumah tangga, hal seperti ini sangat baik dan asik mengisi waktu di rumah,” ujarnya. (ain/ila)