30 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

3 Kecamatan Terisolasi, BPBD Percepat Perbesihan Material Longsor

m iqbal/SUMUT POSMELINTAS: Sejumlah warga mengatur bus ALS melintasi ruas jalan di Desa Saba Pasir, Kotanopan yang sempat amblas dihantam air sungai Batang Gadis, Jumat (9/11).

MADINA, SUMUTPOS.CO – Banjir bandang yang kembali terjadi di Mandailing Natal pada Kamis (8/11) lalu, mengakibatkan longsor dan 77 rumah hanyut. Bahkan, tiga kecamatan yakni Batang Natal, Lingga Bayu, dan Muara Batang Gadis hingga Jumat (9/11), masih terisolasi karena akses menuju ke sana belum bisa ditembus.

TERDAPAT tiga titik longsor yang masih menutup permukaan jalan. Dua alat berat diturunkan ke lokasi. Petugas BPBD, aparat Kepolisian dan TNI serta warga saat ini masih bahu-membahu mengurai material longsor agar jalan kembali dapat dilalui.

“Ada sekitar 30 titik longsor menuju ketiga kecamatan tersebut. Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), bersama aparat kepolisian, TNI dan dibantu masyarakat, masih bekerja untuk membuka jalan itu,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Madina Yasir, Jumat (9/11).

Yasir mengatakan, dua alat berat juga diturunkan untuk mempercepat proses pembersihan material longsor yang memutuskan jalan penghubung di sana. Bahkan, akses jalan sebagai penghubung transportasi antara Sumut dengan Sumatera Barat (Sumbar), sempat terputus. “Banjir yang kembali melanda pemukiman penduduk itu mengakibatkan 78 rumah mengalami kerusakan yang parah. Selain itu, sekitar 400 orang warga terpaksa mengungsi. Belum ada laporan korban jiwa akibat banjir yang melanda daerah tersebut,” katanya.

Menurutnya, petugas gabungan dibantu masyarakat masih berusaha akses jalan menuju Batang Natal, Lingga Bayu dan Batang Gadis. Seluruh warga korban yang terdampak banjir tersebut, untuk sementara mengungsi ke rumah tetangga, keluarga maupun kantor kecamatan yang berada di dataran lebih tinggi.

“Untuk kebutuhan sandang maupun pangan terhadap pengungsi sudah ditangani dengan baik. Petugas kita di sana sudah berada di lokasi untuk membantu masyarakat. Selain itu, petugas lainnya juga berusaha membuka akses jalan yang tertimbun longsor. Soalnya, tidak sedikit akses transportasi yang tertutup akibat hujan disertai longsor,” jelasnya.

Selain Kecamatan Lingga Bayu, Batang Natal dan Muara Batang Gadis, kecamatan lain di Madina yang terdampak banjir disertai longsor juga terjadi di Kecamatan Penyabungan, Kotanopan, Tambangan, Hutabargot, Penyabungan Selatan, Naga Juang dan Penyabungan Timur.

Kapolres Madina, AKBP Irsan Sinuhaji mengharapkan, masyarakat yang tinggal di pinggiran aliran sungai supaya tidak mengambil risiko untuk bertahan di rumah bila hujan deras sedang melanda daerah tersebut. Pasalnya, intensitas hujan di daerah itu masih tinggi. “Untuk masyarakat yang bermukim di pinggiran sungai, kalau memang sudah hujan deras berlebihan segera menepi untuk mencari perlindungan dulu. Jangan bertahan di rumah. Karena kita tidak tahu nanti tergerus pinggir-pinggir rumah bisa hanyut rumahnya,” sebutnya.

Irsan juga menyarankan kepada pengguna jalan, bagi yang melewati sepanjang jalan ada tebing agar berhati-hati dan bisa membaca situasi. “Saat hujan dan melihat di tebing ada aliran air yang berwarna cokelat, coba untuk menahan diri hingga hujan reda. Takutnya aliran air berwarna cokelat berarti dari arah tebing ada tanah yang tergerus oleh air,” sebutnya.

Lebih lanjut, Irsan berharap hujan cepat reda. Karena hujan sebenarnya juga berkah dari Tuhan. Tapi faktanya, sesuai data dari BMKG terjadi penumpukan awan yang sangat banyak di Sumut, hingga menyebabkan hujan terus menerus terjadi. “Kita kan tidak bisa menghindari hujan. Jadi kita semua harus berdoa kalau perlu melakukan Istighosah, berdoa bersama masyarakat seperti Banjir Bandang beberapa waktu lalu agar permasalahan-permasalahan cepat selesai, ekonomi bisa berjalan lancar dan aktifitas masyarakat bisa berjalan lancar,” pinta Irsan.

Masih kata Irsan, ia berpesan agar masyarakat di Madina bisa saling bahu membahu membantu untuk meringankan beban. Dan peran serta pemerintah diharapkan semakin aktif. “Namanya musibah pasti tidak bisa dihindari. Tapi diharapkan semua perannya aktif untuk membantu. Kalau memang kira-kira ada yang bisa memberikan bantuan makanan saat nanti dibutuhkan paling tidak ada yang membantu,” harapnya.

m iqbal/SUMUT POSMELINTAS: Sejumlah warga mengatur bus ALS melintasi ruas jalan di Desa Saba Pasir, Kotanopan yang sempat amblas dihantam air sungai Batang Gadis, Jumat (9/11).

MADINA, SUMUTPOS.CO – Banjir bandang yang kembali terjadi di Mandailing Natal pada Kamis (8/11) lalu, mengakibatkan longsor dan 77 rumah hanyut. Bahkan, tiga kecamatan yakni Batang Natal, Lingga Bayu, dan Muara Batang Gadis hingga Jumat (9/11), masih terisolasi karena akses menuju ke sana belum bisa ditembus.

TERDAPAT tiga titik longsor yang masih menutup permukaan jalan. Dua alat berat diturunkan ke lokasi. Petugas BPBD, aparat Kepolisian dan TNI serta warga saat ini masih bahu-membahu mengurai material longsor agar jalan kembali dapat dilalui.

“Ada sekitar 30 titik longsor menuju ketiga kecamatan tersebut. Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), bersama aparat kepolisian, TNI dan dibantu masyarakat, masih bekerja untuk membuka jalan itu,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Madina Yasir, Jumat (9/11).

Yasir mengatakan, dua alat berat juga diturunkan untuk mempercepat proses pembersihan material longsor yang memutuskan jalan penghubung di sana. Bahkan, akses jalan sebagai penghubung transportasi antara Sumut dengan Sumatera Barat (Sumbar), sempat terputus. “Banjir yang kembali melanda pemukiman penduduk itu mengakibatkan 78 rumah mengalami kerusakan yang parah. Selain itu, sekitar 400 orang warga terpaksa mengungsi. Belum ada laporan korban jiwa akibat banjir yang melanda daerah tersebut,” katanya.

Menurutnya, petugas gabungan dibantu masyarakat masih berusaha akses jalan menuju Batang Natal, Lingga Bayu dan Batang Gadis. Seluruh warga korban yang terdampak banjir tersebut, untuk sementara mengungsi ke rumah tetangga, keluarga maupun kantor kecamatan yang berada di dataran lebih tinggi.

“Untuk kebutuhan sandang maupun pangan terhadap pengungsi sudah ditangani dengan baik. Petugas kita di sana sudah berada di lokasi untuk membantu masyarakat. Selain itu, petugas lainnya juga berusaha membuka akses jalan yang tertimbun longsor. Soalnya, tidak sedikit akses transportasi yang tertutup akibat hujan disertai longsor,” jelasnya.

Selain Kecamatan Lingga Bayu, Batang Natal dan Muara Batang Gadis, kecamatan lain di Madina yang terdampak banjir disertai longsor juga terjadi di Kecamatan Penyabungan, Kotanopan, Tambangan, Hutabargot, Penyabungan Selatan, Naga Juang dan Penyabungan Timur.

Kapolres Madina, AKBP Irsan Sinuhaji mengharapkan, masyarakat yang tinggal di pinggiran aliran sungai supaya tidak mengambil risiko untuk bertahan di rumah bila hujan deras sedang melanda daerah tersebut. Pasalnya, intensitas hujan di daerah itu masih tinggi. “Untuk masyarakat yang bermukim di pinggiran sungai, kalau memang sudah hujan deras berlebihan segera menepi untuk mencari perlindungan dulu. Jangan bertahan di rumah. Karena kita tidak tahu nanti tergerus pinggir-pinggir rumah bisa hanyut rumahnya,” sebutnya.

Irsan juga menyarankan kepada pengguna jalan, bagi yang melewati sepanjang jalan ada tebing agar berhati-hati dan bisa membaca situasi. “Saat hujan dan melihat di tebing ada aliran air yang berwarna cokelat, coba untuk menahan diri hingga hujan reda. Takutnya aliran air berwarna cokelat berarti dari arah tebing ada tanah yang tergerus oleh air,” sebutnya.

Lebih lanjut, Irsan berharap hujan cepat reda. Karena hujan sebenarnya juga berkah dari Tuhan. Tapi faktanya, sesuai data dari BMKG terjadi penumpukan awan yang sangat banyak di Sumut, hingga menyebabkan hujan terus menerus terjadi. “Kita kan tidak bisa menghindari hujan. Jadi kita semua harus berdoa kalau perlu melakukan Istighosah, berdoa bersama masyarakat seperti Banjir Bandang beberapa waktu lalu agar permasalahan-permasalahan cepat selesai, ekonomi bisa berjalan lancar dan aktifitas masyarakat bisa berjalan lancar,” pinta Irsan.

Masih kata Irsan, ia berpesan agar masyarakat di Madina bisa saling bahu membahu membantu untuk meringankan beban. Dan peran serta pemerintah diharapkan semakin aktif. “Namanya musibah pasti tidak bisa dihindari. Tapi diharapkan semua perannya aktif untuk membantu. Kalau memang kira-kira ada yang bisa memberikan bantuan makanan saat nanti dibutuhkan paling tidak ada yang membantu,” harapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/