26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Desa Pertumbuken Jadi Percontohan Saluran Sanitasi di Karo

SOLIDEO/SUMUT POS
SOSIALISASI: Kabid Perencanaan Infrastruktur Perkembangan Wilayah Bapeda Karo, Irfandi Sembiring saat  mensosialisasikan Saluran Sanitasi di Jambur Desa Pertumbuken, Rabu (12/12) siang.

KARO, SUMUTPOS.CO – Desa Pertumbuken, Kecamatan Barusjahe menjadi desa pertama di Kabupaten Karo yang akan menikmati pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T).

Saluran sanitasi senilai Rp 1 miliar lebih ini akan dibangun tahun 2019 mendatang. Pendanaannya  bersumber dari Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG).

“Desa Pertumbuken merupakan projec percontohan pertama di Tanah Karo. Kita patut bersyukur,” kata Kabid Perencanaan Infrastruktur Perkembangan Wilayah Bapeda Karo, Irfandi Sembiring saat menggelar  sosialisasi di Jambur Desa Pertumbuken, Rabu (12/12) siang.

Selain Irfandi, soasilisasi ini juga dihadiri konsultan kegiatan, Sandiar Sitorus dan M. Nur Hasan, perangkat desa dan ratusan warga.

Menurut Sandiar, terminal pembuangan Instalasi Pembuangan Limbah (Ipal) ini akan dibangun di tanah yang berstatus aset desa dengan kapasitas 150 KK. Terminal ini berbentuk tangki interseptor atau bak kontrol yang dibangun dari beton, atau pasangan batu bata kedap air. Fungsinya untuk memisahkan padatan lumpur tinja dan sampah, supaya tidak masuk ke saluran perpipaan air limbah sistim komunal atau terpusat.

Tekhnisnya, pipa-pipa akan disalurkan ke masing-masing rumah (toilet) warga. Pipa tersebut akan disambungkan ke pipa utama yang menuju terminal pembuangan utama. “Nanti sistem pembuangannya tak menggunakan pompa, hanya mengandalkan gaya gravitasi,” katanya.

Pipanisasi tersebut akan dipasang

miring, hingga tinja langsung menuju pipa utama saat disiram air. “Sanitasi ini sangat penting untuk menghindari berbagai jenis penyakit yang disebabkan okeh bamteri ecoli yang ada di kotoran manusia,” kata Sitorus.

Karena itu, demi kesehatan dan kepentingan bersama, dia mengajak masyarakat berperan aktif dalam pembangunan saluran sanitasi tersebut. “Rencannaya proyek ini akna dikerjakan oleh Dinas PU Karo, anggarannya sudah ada. Makanya dukungan masyarakat sangat diperlukan. Nanti awasi pengerjaanya,” tandasnya.

Sementara itu, M Nur Hasan memaparkan saat ini pengelolaan sanitasi masih sangat buruk di Indonesia, khususnya di kota-kota besar padat penduduk. Padahal sesuai dengan data, akibat buruknya saluran sanitasi ini Indonesia merigi Rp58 triliun setahun. Dalam sehari 50 orang balita meninggal karena penyakit diare dan disentri karena 70 persen air yang kita konsumsi telah tercemar bakteri ecoli.

“Program ini sangat baik, jadi sepatutnya masyarakat mendukung. Apalagi Desa Pertumbuken adalah lokasi pertama pembangunan saluran sanitasi pertama di Tanah Karo,” tandasnya. (deo)

 

SOLIDEO/SUMUT POS
SOSIALISASI: Kabid Perencanaan Infrastruktur Perkembangan Wilayah Bapeda Karo, Irfandi Sembiring saat  mensosialisasikan Saluran Sanitasi di Jambur Desa Pertumbuken, Rabu (12/12) siang.

KARO, SUMUTPOS.CO – Desa Pertumbuken, Kecamatan Barusjahe menjadi desa pertama di Kabupaten Karo yang akan menikmati pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T).

Saluran sanitasi senilai Rp 1 miliar lebih ini akan dibangun tahun 2019 mendatang. Pendanaannya  bersumber dari Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG).

“Desa Pertumbuken merupakan projec percontohan pertama di Tanah Karo. Kita patut bersyukur,” kata Kabid Perencanaan Infrastruktur Perkembangan Wilayah Bapeda Karo, Irfandi Sembiring saat menggelar  sosialisasi di Jambur Desa Pertumbuken, Rabu (12/12) siang.

Selain Irfandi, soasilisasi ini juga dihadiri konsultan kegiatan, Sandiar Sitorus dan M. Nur Hasan, perangkat desa dan ratusan warga.

Menurut Sandiar, terminal pembuangan Instalasi Pembuangan Limbah (Ipal) ini akan dibangun di tanah yang berstatus aset desa dengan kapasitas 150 KK. Terminal ini berbentuk tangki interseptor atau bak kontrol yang dibangun dari beton, atau pasangan batu bata kedap air. Fungsinya untuk memisahkan padatan lumpur tinja dan sampah, supaya tidak masuk ke saluran perpipaan air limbah sistim komunal atau terpusat.

Tekhnisnya, pipa-pipa akan disalurkan ke masing-masing rumah (toilet) warga. Pipa tersebut akan disambungkan ke pipa utama yang menuju terminal pembuangan utama. “Nanti sistem pembuangannya tak menggunakan pompa, hanya mengandalkan gaya gravitasi,” katanya.

Pipanisasi tersebut akan dipasang

miring, hingga tinja langsung menuju pipa utama saat disiram air. “Sanitasi ini sangat penting untuk menghindari berbagai jenis penyakit yang disebabkan okeh bamteri ecoli yang ada di kotoran manusia,” kata Sitorus.

Karena itu, demi kesehatan dan kepentingan bersama, dia mengajak masyarakat berperan aktif dalam pembangunan saluran sanitasi tersebut. “Rencannaya proyek ini akna dikerjakan oleh Dinas PU Karo, anggarannya sudah ada. Makanya dukungan masyarakat sangat diperlukan. Nanti awasi pengerjaanya,” tandasnya.

Sementara itu, M Nur Hasan memaparkan saat ini pengelolaan sanitasi masih sangat buruk di Indonesia, khususnya di kota-kota besar padat penduduk. Padahal sesuai dengan data, akibat buruknya saluran sanitasi ini Indonesia merigi Rp58 triliun setahun. Dalam sehari 50 orang balita meninggal karena penyakit diare dan disentri karena 70 persen air yang kita konsumsi telah tercemar bakteri ecoli.

“Program ini sangat baik, jadi sepatutnya masyarakat mendukung. Apalagi Desa Pertumbuken adalah lokasi pertama pembangunan saluran sanitasi pertama di Tanah Karo,” tandasnya. (deo)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/