MEDAN, SUMUTPOS.CO – Proyek pengerjaan Underpass Titi Kuning yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memasuki tahap uji fungsional dan finishing. Rencananya, Underpass Titi Kuning akan diresmikan pada Januari 2019.
Kasatker Metropolitan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Medan Zamzam mengatakan, underpass tersebut akan diresmikan pada Januari mendatang.
”Kita tetap berusaha agar bisa difungsikan pada akhir tahun. Mudah-mudahan awal tahun sudah bisa digunakan.
Karena saya dengar ini sudah akan diresmikan pada Januari nanti. Makanya siang malam kita kebut supaya selesai,” ujarnya.
Zamzami mengatakan, saat ini uji fungsi sekaligus pengalihan dilakukan karena ada pengecoran rigid beton. Kondisi pengerjaan saat ini sudah mencapai 98 persen dengan underpass sisi timur sudah selesai dan dapat digunakann
Namun diakuinya, sisi lainnya masih sedang dikerjakan dan harus diselesaikan sebelum tahun anggaran berakhir. Zamzami menjelaskan, tertundanya pengerjaan lajur tersebut terkait masalah utilitas yang sempat menghambat pekerjaan.
Dikatakannya, jika tidak ada kendala utilitas, maka sudah sejak Oktober lalu masyarakat Kota Medan dapat menikmati underpass tersebut.”Di atas juga sudah fungsi, cuma karena belum ada traffic light dan takut terjadi tabrakan dari arah SM Raja ke Asrama Haji, maka kita tutupi pakai pagar seng,” kata dia.
Menurutnya, kendala fungsional di atas underpass karena belum tersedianya traffic light. Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya sudah mengupayakan meminta traffic light kepada Dinas Perhubungan untuk mendatangkan traffic light. Namun karena terlambat mengajukan, sehingga mereka kehabisan stock.
Saat ini, Zamzami mengatakan pihaknya menyediakan petugas lalu lintas untuk mengatur kondisi lalu lintas di atas underpass. Sementara itu, berdasarkan pantauan Tribun Medan, saat jalur underpass dibuka pada siang hari, terjadi kemacetan menuju simpang STM.
Kendaraan juga menumpuk di jalur underpass. Zamzami mengungkapkan, hal tersebut disebabkan belum tersedianya traffic light. Sehingga pengendara dari Jalan Brigjend Katamso menuju STM belum bisa lurus, sehingga pengendara memutar dan menyebabkan perlambatan di dalam underpass.
“Dengan lewat underpass, sudah tidak ada lagi antrean panjang yang kadang-kadang sampai ke Karya Wisata. Ini walaupun padat, tapi dia mengalir terus. Saya pikir, kemacetan yang sudah lama seperti ini bisa terurailah,” ujarnya.
Zamzami mengungkapkan, total yang dihabiskan untuk proyek underpass termasuk mengaspal jalan di sekitarnya memakan anggaran sebesar Rp 130 miliar. Dana tersebut belum termasuk pembebasan lahan dan biaya ganti rugi. Dikatakannya, pengaspalan jalan di sekitar underpass diperlukan untuk memperindah Kota Medan.
“Kalau underpassnya bagus tapi jalan setelahnya jelek kan enggak bagus. Kita berusahalah untuk memperindah Kota Medan. Tapi mohon kesabarannya sedikit lagi. Mudah-mudahan di awal tahun ini sudah kita fungsikan. Kalau beton jembatan sudah selesai, segera kita bukalah. Mohon doanya dari semua masyarakat,” katanya.
Untuk memperindah tampilan underpass, lahan di atas terowongan akan dibuat taman. Pihaknya meminta agar Pemerintah Kota dapat mengimbau agar lahan tersebut tidak dijadikan lapak pedagang.
Sementara itu, total panjang pengerjaan Underpass Titi Kuning termasuk pengaspalan dari Simpang Karya Wisata sampai Simpang STM mencapai 1,6 KM. Sedangkan panjang underpass sendiri 392 meter. Lebar penutup atau terowongan sepanjang 42 meter.