MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus kecelakaan lalulintas (Lakalantas) berdampak dengan luka di bagian leher, muka dan perut, banyak dialami masyarakat di Indonesia. Hal ini dinilai tidak mematuhi peraturan lalu lintas yang baik sehingga merugikan pengendaraan tersebut. Dengan itu, penanganan medis harus dilakukan dengan baik dan serius.
Hal tersebut menjadi pembahasan di Seminar dan Workshop pada Pertemuan Ilmiah Tahun ke-3 digelar oleh Perhimpunan Bedah Kepala Leher Indonesia dengan tema ‘Comprehensive Management of Head and Neck Trauma’ di Lantai 7 di Gedung Murni Teguh Hospital Medan, digelar 22-23 Febuari 2019.
Salah satu pembicara, dr Urip Murtedjo mengatakan, seminar dan Workshop ini, diikuti 30 orang dokter berasal dari Sumut, Jawa Timur dan Bali. Di mana, seluruh pembicara berasal dari RSUD Dr.Soetomo Surabaya, Jawa Timur. “Kita ingin kasus-kasus kecelakaan lalu lintas, ada trauma muka dan leher ditangani dengan bagus. Jadi, ada workshopnya juga dengan alat tengkorak,” kata Urip kepada Sumut Pos, Jumat (22/2) siang.
Dokter Spesialis Beda Leher dan Muka ini menjelaskan, kasus tersebut banyak terjadi disebabkan pengemudi sepeda motor tidak menggunakan helm dan pengemudi mobil tidak sabuk pengaman.
“Kalau di Jawa banyak kasus itu. Jadi orang lalai, menggunakan sepeda motor tidak menggunakan helm dan tidak menggunakan sabuk pangaman di mobil,” tutur Urip.
Insiden kecelakaan lalu lintas, lanjut Urip, banyak mengalami luka otak, perut, otopedi atau alat gerak pada tubuh dan wajah atau muka. Dengan ini, pihak bersama Polri bersama-sama melakukan sosialisasi terhadap tertib lalu lintas untuk menekan angka kecelakaan yang terus terjadi.
Kata dia, melalui seminar dan Workshop tersebut, membahas penanganan terhadap korban kecelakaan secara medis dan perawat dilakukan berskala dengan berkelanjutan. Hal tersebut jadi penanganan mengikuti perkembangan medis pada saat ini.
“Penanganan itu dilakukan dengan cara medis yang bagus. Apa sama penangannya seperti diluar negeri,” pungkasnya.(gus/ila)